Salah satu manfaat Alquran adalah sebagaimana ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan Dr. Ahmad al-Qadhi, direktur utama Islamic Medicine Institute for Education and Research yang berpusat di Amerika Serikat sekaligus konsultan ahli sebuah klinik di Panama City, Florida. Ia meneliti pengaruh Al-Quran pada manusia dalam perspektif fisiologi dan psikologi. Penelitian dilakukan dalam 2 tahapan.
Tahap pertama, bertujuan untuk meneliti kemungkinan adanya pengaruh Al-Qur’an pada fungsi organ tubuh sekaligus mengukur intensitasnya jika memang ada. Tahap kedua, diarahkan untuk mengetahui apakah efek yang ditimbulkan benar-benar karena Alquran atau bukan.
Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan mesin pengukur dan terpai stres yang berbasis komputer, model MEDAQ 2002 (medical data quotient) yang ditemukan dan dikembangkan Pusat Kedokteran Universitas Boston. Alat ini mampu mengukur reaksi yang menunjukkan tingkat stres dengan 2 cara: (1) melakukan pemeriksaan fisik secara langsung melalui komputer, dan (2) memonitor serta mengukur perubahan-perubahan fifiiologis pada tubuh.
Eksperimen dilakukan sebanya 210 kali dengan melibatkan responden laki-laki dan perempuan usia antara 18-40 tahun. Semua responden non muslim dan tidak bisa berbahasa Arab. Mereka diminta mendengarkan bacaan Alquran dengan bahasa Arab dengan kaidah tajwid 85 kali.
Mereka juga diminta mendengarkan bacaan berbahasa Arab yang bukan Al-Qur’an sebanyak 85 kali juga. Bacaan-bacaan berbahasa Arab non Al-Quran ini dilantukan dengan kaidah tajwid layaknya Alquran sehingga memiliki kemiripan dengan AlQuran dari aspek lafal, intonasi suara, dan ketukan di indera pendengaran. Bacaan bahasa Arab non Al-Quran digunakan sebagai placebo, artinya responden tidak dapat membedakan antara bacaan Al-Quran dan non Al-Quran.
Hasil eksperimen menunjukkan, bacaan Al-Quran menimbulkan efek relaksasi hingga 65%. Sedangkan bacaan berbahasa Aran non Al-Quran hanya mencapai 33%. Hasil ini juga menunjukkan, Alquran memiliki pengaruh positif yang cukup signifikan dalam menurunkan ketegangan (stres) pada pengukuran kualitatif maupun kuantitatif.
Pengaruh ini tampak dalam bentuk perubahan-perubahan yang terjadi pada arus listrik di otot, juga perubahan pada daya tangkap di kulit terhadap konduksi listrik, perubahan sirkulasi darah, serta perubahan pada detak jantung, kadar darah yang mengalir pada kulit yang semuanya saling terkait dan paralel dengan perubahan-perubahan pada aspek lain.
Semua perubahan ini menunjukkan adanya perubahan fungsi dan kinerja sistem syaraf otonom yang lebih lanjut berpengaruh pada organ-organ tubuh yang lain serta fungsi-fungsinya. Karena itu ditemukan adanya kemungkinan-kemungkinan tidak terbatas pada pengaruh-pengaruh fisiologis yang bisa dihasilkan Al-Quran.
Dalam penelitian lain, Kazemi dkk melakukan penelitian yang mirip terhadap 107 mahasiswa keperawatan Rafsanjan University of Medical Sciences dengan metode kuasi eksperimental. Mereka dibagi ke dalam 2 grup, grup kontrol dan case group. Skor Kesehatan Mental diukur pada kedua grup dengan 12 item kuisioner. Case group mendengarkan Alquran masing-masing selama 15 menit, 3 kali seminggu selama 4 minggu berturut-turut, yang diperdengarkan dengan tape recorder.
Seminggu setelah intervensi selesai, skor kesehatan mental diukur kembali pada kedua grup. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan, dengan mendengarkan Al-Quran dapat dijadikan cara untuk meningkatkan kesehatan mental mahasiswa.
Betapa luar biasany Alquran, sistem tubuh ternyata memberikan respon positif terhadap bacaan Al-Qur’an meskipun si empunya tubuh tidak memahami artinya. Apatah lagi kalau yang membaca atau mendengarkan memahami makna bacaannya. Pasti efeknya lebih dahsyat lagi. Dengan kita membaca Al-Quran setiap hari, pasti banyak kebaikan yang kita dapat.
Sumber: buku Al-Qur’an The Healing Book
Subhanallah...!
ReplyDeleteAllahu Akbar....
ReplyDeleteBarokallahu fi wa lakum!