Apakah Anda telah mengetahui apa itu puasa? Tentu setiap orang muslim telah mengetahuinya. Benarkah begitu? Iya tentu saja benar. Puasa sendiri memiliki arti menahan diri dari sesuatu. Berbicara mengenai puasa, puasa merupakan menahan diri dari makan, minum dan dari segala sesuatu yang membatalkan puasa yang disertai dengan niat di mulai dari terbitnya fajar shadiq hingga terbenamnya matahari. Jenis-jenis puasa itu terbagi menjadi 2 yaitu puasa wajib dan puasa sunnah. Berbicara mengenai puasa sunnah. Puasa sunnah merupakan menahan diri dari makan, minum serta semua hal yang membatalkan puasa mulai dari terbiatnya fajar smapi terbenamnya matahari, bagi yang melaksankannya akan mendapatkan pahala dan bagi yang meninggalkannya tidak mendapat dosa. Puasa sunnah tersebut bisa dilakukan sebagai amalan yang bisa melengkapi sebuah kekurangan dari amalan wajib. Puasa sunnah memang memiliki banyak jenis salah satunya yaitu puasa asyura. Berbicara mengenai puasa asyura? Disini kami akan membahas mengenai puasa sunnah yaitu puasa asyura. Apakah Anda telah mengetahui apa itu puasa asyura dan apa saja keutamaan dari puasa asyura? Nah untuk itu agar lebih jelas dan detailnya mengenai keutamaan dari puasa asyura mari simak sejarahnya berikut ini :
Sejarah Puasa Asyura
‘Asyura adalah
hari kesepuluh pada bulan Muharrom[1].
Dia adalah hari yang mulia. Menyimpan sejarah yang mendalam, tak bisa
dilupakan.
Ibnu Abbas
berkata: “Nabi tiba di Madinah dan dia mendapati orang-orang Yahudi sedang
berpuasa A’syuro. Nabi bertanya: “Puasa apa ini?” Mereka menjawab: “Hari ini
adalah hari yang baik, hari dimana Allah telah menyelamatkan Bani Israil dari
kejaran musuhnya, maka Musa berpuasa sebagai rasa syukurnya kepada Allah. Dan
kami-pun ikut berpuasa. Nabi berkata: “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada
kalian”. Akhirnya Nabi berpuasa dan memerintahkan manusia untuk berpuasa.[2]
Nabi dalam
berpuasa ‘Asyura mengalami empat fase[3];
Fase
pertama: Beliau
berpuasa di Mekkah dan tidak memerintahkan manusia untuk berpuasa.
Aisyah
menuturkan: “Dahulu orang Quraisy berpuasa A’syuro pada masa jahiliyyah. Dan
Nabi-pun berpuasa ‘Asyura pada masa jahiliyyah. Tatkala beliau hijrah ke
Madinah, beliau tetap puasa ‘Asyura dan memerintahkan manusia juga untuk
berpuasa. Ketika puasa Ramadhon telah diwajibkan, beliau berkata: “Bagi yang
hendak puasa silakan, bagi yang tidak puasa, juga tidak mengapa”.[4]
Fase
kedua: Tatkala
beliau datang di Madinah dan mengetahui bahwa orang Yahudi puasa ‘Asyura,
beliau juga berpuasa dan memerintahkan manusia agar puasa. Sebagaimana
keterangan Ibnu Abbas di muka. Bahkan Rasulullah menguatkan perintahnya dan
sangat menganjurkan sekali, sampai-sampai para sahabat melatih
anak-anak mereka untuk puasa ‘Asyura.
Fase
ketiga: Setelah
diturunkannya kewajiban puasa Ramadhon, beliau tidak lagi memerintahkan para
sahabatnya untuk berpuasa A’syuro, dan juga tidak melarang, dan membiarkan
perkaranya menjadi sunnah[5] sebagaimana hadits Aisyah yang telah
lalu.
Fase
keempat: Pada
akhir hayatnya, Nabi bertekad untuk tidak hanya puasa pada hari A’syuro saja,
namun juga menyertakan hari tanggal 9 A’syuro agar berbeda dengan puasanya
orang Yahudi.
Ibnu Abbas
berkata: “Ketika Nabi puasa A’syuro dan beliau juga memerintahkan para sahabatnya
untuk berpuasa. Para sahabat berkata: “Wahai Rasululloh, hari Asyura adalah
hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashoro!! Maka Rasululloh berkata: “Kalau
begitu, tahun depan Insya Allah kita puasa bersama tanggal sembelilannya juga”.
Ibnu Abbas berkata: “Belum sampai tahun depan, beliau sudah wafat terlebih
dahulu”.[6]
Keutamaan Puasa Asyura
Hari ‘Asyura
adalah hari yang mulia, kedudukannya sangat agung. Ada keutamaan yang sangat
besar.
Imam al-Izz bin
Abdus Salam berkata: “Keutamaan waktu dan tempat ada dua bentuk; Bentuk pertama
adalah bersifat duniawi dan bentuk kedua adalah bersifat agama. Keutamaan yang
bersifat agama adalah kembali pada kemurahan Allah untuk para hambanya dengan
cara melebihkan pahala bagi yang beramal. Seperti keutamaan puasa Ramadhon atas
seluruh puasa pada bulan yang lain, demikian pula seperti hari ‘Asyura.
Keutamaan ini kembali pada kemurahan dan kebaikan Allah bagi para hambanya di
dalam waktu dan tempat tersebut”.[7] Diantara keutamaan puasa ‘Asyura
adalah;
1- Menghapus dosa satu tahun yang lalu
Rasululloh bersabda:
صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ
أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
Imam an-Nawawi
berkata: “Keutamaannya menghapus semua dosa-dosa kecil. Atau boleh dikatakan
menghapus seluruh dosa kecuali dosa besar”.[9]
2- Nabi sangat bersemangat untuk berpuasa
pada hari itu
Ibnu Abbas
berkata:
مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى
غَيْرِهِ إِلاَّ هَذَا الْيَوْمَ: يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي
شَهْرَ رَمَضَانَ
Aku tidak
pernah melihat Nabi benar-benar perhatian dan menyengaja untuk puasa yang ada
keutamaannya daripada puasa pada hari ini, hari ‘Asyura dan puasa bulan
Ramadhon.[10]
3- Hari dimana Allah menyelamatkan Bani
Isroil
Ibnu Abbas
berkata: “Nabi tiba di Madinah dan dia mendapati orang-orang Yahudi sedang
berpuasa A’syuro. Nabi bertanya: “Puasa apa ini?” Mereka menjawab: “Hari ini
adalah hari yang baik, hari dimana Allah telah menyelamatkan Bani Israil dari
kejaran musuhnya, maka Musa berpuasa sebagai rasa syukurnya kepada Allah. Dan
kami-pun ikut berpuasa. Nabi berkata: “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada
kalian”. Akhirnya Nabi berpuasa dan memerintahkan manusia untuk berpuasa juga”.[11]
4-
Puasa ‘Asyura dahulu diwajibkan
Dahulu puasa
‘Asyura diwajibkan sebelum turunnya kewajiban puasa Ramadhan. Hal ini
menujukkan keutamaan puasa ‘Asyura pada awal perkaranya.
Ibnu Umar
berkata: “Nabi dahulu puasa ‘Asyura dan memerintahkan manusia agar berpuasa
pula. Ketika turun kewajiban puasa Ramadhan, puasa ‘Asyura ditinggalkan”.[12]
5- Jatuh pada bulan haram
Nabi bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ
رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
Puasa yang
paling afdhol setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah al-Muharrom.[13]
Demikian
informasi dan sejarah mengenai puasa asyura yang bisa Anda ambil hikmahnya,
semoga dengan Anda membaca sebuah artikel tentang keutamaan dari puasa asyura
ini Anda bisa lebih mengetahui keutamaan dan pahala bila menjalankan puasa
asyura dan kita bisa diberi kemudahan untuk menjalankan puasa asyura, hanya Allah yang memberi sebuah taufik dan hidayahnya.
Sumber : muslim.or.id
Sumber : muslim.or.id
0 Response to "Keutamaan Puasa Asyura dan Sejarahnya"
Post a Comment