Sedekah merupakan suatu pemberian yang diberikan oleh
seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi
oleh waktu dan jumlah tertentu. Selain itu sedekah juga bisa disebut dengan
suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang mengharap
ridho dari Alloh SWT dan pahala semata. Sedekah tersebut lebih utama di berikan
kepada kaum kerabat maupun sanak saudara terdekat sebelum di berikan kepada
orang lain. Bila kita mendapatkan risky yang cukup banyak alangkah baiknya bila
kita menyedekahkan sebagian dari risky yang kita peroleh tersebut untuk
disedekahkan kepada orang yang kurang mampu maupun orang yang membutuhkannya. Apalagi
bersedah bila di lakukan di waktu bulan ramadhan memang bisa mendapatkan pahala
yang lebih banyak. Di bulan ramadhan memang salah satu pintu yang dibuka oleh
alloh alloh untuk meraih keuntungan yang besar melalui sedekah.
Kedatangan bulan Ramadhan setiap tahunnya tak henti
menjadi penghibur hati orang mukmin. Bagaimana tidak, beribu keutamaan
ditawarkan di bulan ini. Pahala diobral, ampunan Allah bertebaran memenuhi
setiap ruang dan waktu. Seorang yang menyadari kurangnya bekal yang dimiliki
untuk menghadapi hari penghitungan kelak, tak ada rasa kecuali sumringah
menyambut Ramadhan. Insan yang menyadari betapa dosa melumuri dirinya, tidak
ada rasa kecuali bahagia akan kedatangan bulan Ramadhan.
Mukmin Sejati Itu Dermawan
Salah satu pintu yang dibuka oleh
Allah untuk meraih keuntungan besar dari bulan Ramadhan adalah melalui sedekah.
Islam sering menganjurkan umatnya untuk banyak bersedekah. Dan bulan Ramadhan,
amalan ini menjadi lebih dianjurkan lagi. Dan demikianlah sepatutnya akhlak
seorang mukmin, yaitu dermawan. Allah dan Rasul-Nya memerintahkan bahkan
memberi contoh kepada umat Islam untuk menjadi orang yang dermawan serta
pemurah. Ketahuilah bahwa kedermawanan adalah salah satu sifat Allah Ta’ala,
sebagaimana hadits:
إن الله تعالى جواد يحب الجود
ويحب معالي الأخلاق ويكره سفسافها
“Sesungguhnya Allah Ta’ala
itu Maha Memberi, Ia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, Ia
membenci akhlak yang buruk.” (HR. Al
Baihaqi, di shahihkan Al Albani dalam Shahihul
Jami’, 1744)
Dari hadits ini demikian dapat
diambil kesimpulan bahwa pelit dan bakhil adalah akhlak yang buruk dan bukanlah
akhlak seorang mukmin sejati. Begitu juga, sifat suka meminta-minta, bukanlah
ciri seorang mukmin. Bahkan sebaliknya seorang mukmin itu banyak memberi.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam:
اليد العليا خير من اليد السفلى
واليد العليا هي المنفقة واليد السفلى هي السائلة
“Tangan yang di atas lebih
baik dari tangan yang di bawah. Tangan di atas adalah orang yang memberi dan
tangan yang dibawah adalah orang yang meminta.” (HR. Bukhari no.1429, Muslim no.1033)
Selain itu, sifat dermawan jika
di dukung dengan tafaqquh
fiddin, mengilmui agama dengan baik, sehingga terkumpul dua sifat yaitu
alim dan juud (dermawan), akan dicapai kedudukan hamba Allah yang paling
tinggi. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
إنَّما الدنيا لأربعة نفر: عبد
رزقه الله مالاً وعلماً فهو يتقي فيه ربه ويصل فيه رحمه، ويعلم لله فيه حقاً فهذا
بأفضل المنازل
“Dunia itu untuk 4 jenis
hamba: Yang pertama, hamba yang diberikan rizqi oleh Allah serta kepahaman
terhadap ilmu agama. Ia bertaqwa kepada Allah dalam menggunakan hartanya dan ia
gunakan untuk menyambung silaturahim. Dan ia menyadari terdapat hak Allah pada
hartanya. Maka inilah kedudukan hamba yang paling baik.” (HR. Tirmidzi, no.2325, ia berkata: “Hasan shahih”)
Keutamaan
Bersedekah
Allah Subhanahu Wa Ta’ala
benar-benar memuliakan orang-orang yang bersedekah. Ia menjanjikan banyak
keutamaan dan balasan yang menakjubkan bagi orang-orang yang gemar bersedekah. Terdapat ratusan dalil yang
menceritakan keberuntungan, keutamaan, kemuliaan orang-orang yang bersedekah.
Ibnu Hajar Al Haitami mengumpulkan ratusan hadits mengenai keutamaan sedekah
dalam sebuah kitab yang berjudul Al
Inaafah Fimaa Ja’a Fis Shadaqah Wad Dhiyaafah, meskipun hampir sebagiannya
perlu dicek keshahihannya. Banyak keutamaan ini seakan-akan seluruh kebaikan
terkumpul dalam satu amalan ini, yaitu sedekah. Maka, sungguh mengherankan bagi
orang-orang yang mengetahui dalil-dalil tersebut dan ia tidak terpanggil
hatinya serta tidak tergerak tangannya untuk banyak bersedekah.
Diantara keutamaan bersedekah
antara lain:
1. Sedekah dapat menghapus dosa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
والصدقة تطفىء الخطيئة كما تطفىء
الماء النار
“Sedekah dapat menghapus dosa
sebagaimana air memadamkan api.” (HR.
Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614)
Diampuninya dosa dengan sebab
sedekah di sini tentu saja harus disertai taubat atas dosa yang dilakukan.
Tidak sebagaimana yang dilakukan sebagian orang yang sengaja bermaksiat,
seperti korupsi, memakan riba, mencuri, berbuat curang, mengambil harta anak
yatim, dan sebelum melakukan hal-hal ini ia sudah merencanakan untuk bersedekah
setelahnya agar ‘impas’ tidak ada dosa. Yang demikian ini tidak dibenarkan
karena termasuk dalam merasa aman dari makar Allah, yang merupakan dosa besar.
Allah Ta’ala berfirman:
أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا
يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
“Maka apakah mereka merasa
aman dari azab Allah? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang
yang merugi.” (QS. Al
A’raf: 99)
2. Orang yang bersedekah akan mendapatkan naungan di hari
akhir.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang 7 jenis manusia
yang mendapat naungan di suatu, hari yang ketika itu tidak ada naungan lain
selain dari Allah, yaitu hari akhir. Salah satu jenis manusia yang
mendapatkannya adalah:
رجل تصدق بصدقة فأخفاها، حتى لا
تعلم شماله ما تنفق يمينه
“Seorang yang bersedekah
dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan amalnya itu sampai-sampai tangan kirinya
tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.” (HR. Bukhari no. 1421)
3. Sedekah memberi keberkahan pada harta.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ما نقصت صدقة من مال وما زاد الله
عبدا بعفو إلا عزا
“Harta tidak akan berkurang
dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan
kewibawaan baginya.” (HR.
Muslim, no. 2588)
Apa yang dimaksud hartanya tidak
akan berkurang? Dalam Syarh
Shahih Muslim, An Nawawi menjelaskan: “Para ulama menyebutkan bahwa yang
dimaksud disini mencakup 2 hal: Pertama, yaitu hartanya diberkahi dan
dihindarkan dari bahaya. Maka pengurangan harta menjadi ‘impas’ tertutupi oleh
berkah yang abstrak. Ini bisa dirasakan oleh indera dan kebiasaan. Kedua, jika
secara dzatnya harta tersebut berkurang, maka pengurangan tersebut ‘impas’
tertutupi pahala yang didapat, dan pahala ini dilipatgandakan sampai
berlipat-lipat banyaknya.”
4. Allah melipatgandakan pahala orang yang bersedekah.
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ
وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ
وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang
yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah
pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka;
dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)
5. Terdapat pintu surga yang hanya dapat dimasuki oleh orang
yang bersedekah.
من أنفق زوجين في سبيل الله، نودي
في الجنة يا عبد الله، هذا خير: فمن كان من أهل الصلاة دُعي من باب الصلاة، ومن
كان من أهل الجهاد دُعي من باب الجهاد، ومن كان من أهل الصدقة دُعي من باب الصدقة
“Orang memberikan
menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu
dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika
ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan
dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan
dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah
akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari no.3666, Muslim no. 1027)
6. Sedekah akan menjadi bukti keimanan seseorang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
والصدقة برهان
“Sedekah adalah bukti.” (HR. Muslim no.223)
An Nawawi menjelaskan: “Yaitu
bukti kebenaran imannya. Oleh karena itu shadaqah dinamakan demikian karena
merupakan bukti dari Shidqu Imanihi (kebenaran imannya)”
7. Sedekah dapat membebaskan dari siksa kubur.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إن الصدقة لتطفىء عن أهلها حر
القبور
“Sedekah akan memadamkan api
siksaan di dalam kubur.” (HR.
Thabrani, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib, 873)
8. Sedekah dapat mencegah pedagang melakukan maksiat dalam
jual-beli
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يا معشر التجار ! إن الشيطان
والإثم يحضران البيع . فشوبوا بيعكم بالصدقة
“Wahai para pedagang,
sesungguhnya setan dan dosa keduanya hadir dalam jual-beli. Maka hiasilah
jual-beli kalian dengan sedekah.” (HR.
Tirmidzi no. 1208, ia berkata: “Hasan shahih”)
9. Orang yang bersedekah merasakan dada yang lapang dan hati
yang bahagia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan permisalan yang bagus
tentang orang yang dermawan dengan orang yang pelit:
مثل البخيل والمنفق ، كمثل رجلين ،
عليهما جبتان من حديد ، من ثديهما إلى تراقيهما ، فأما المنفق : فلا ينفق إلا سبغت
، أو وفرت على جلده ، حتى تخفي بنانه ، وتعفو أثره . وأما البخيل : فلا يريد أن
ينفق شيئا إلا لزقت كل حلقة مكانها ، فهو يوسعها ولا تتسع
“Perumpamaan orang yang pelit
dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki baju besi, yang
bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah,
dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya.
Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan
bekas pada kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia
merasakan setiap lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya. Ia berusaha
melonggarkannya namun tidak bisa.” (HR. Bukhari no. 1443)
Dan hal ini tentu pernah kita
buktikan sendiri bukan? Ada rasa senang, bangga, dada yang lapang setelah kita
memberikan sedekah kepada orang lain yang membutuhkan.
Dan masih banyak lagi dalil-dalil
yang mengabarkan tentang manfaat sedekah dan keutamaan orang yang bersedekah.
Tidakkah hati kita terpanggil?
10. Pahala sedekah terus berkembang
Pahala sedekah walaupun hanya
sedikit itu akan terus berkembang pahalanya hingga menjadi besar. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إنَّ اللهَ يقبلُ الصدقةَ ،
ويأخذُها بيمينِه ، فيُرَبِّيها لِأَحَدِكم ، كما يُرَبِّي أحدُكم مُهْرَه ، حتى
إنَّ اللُّقْمَةَ لَتَصِيرُ مِثْلَ أُحُدٍ
“sesungguhnya Allah menerima
amalan sedekah dan mengambilnya dengan tangan kanan-Nya. Lalu Allah
mengembangkan pahalanya untuk salah seorang dari kalian, sebagaimana kalian
mengembangkan seekor anak kuda. Sampai-sampai sedekah yang hanya sebiji bisa
berkembang hingga sebesar gunung Uhud” (HR. At Tirmidzi 662, ia berkata:
“hasan shahih”)
11. Sedekah menjauhkan diri dari api neraka
Sesungguhnya sedekah itu walaupun
sedikit, memiliki andil untuk menjauhkan kita dari api neraka. Semakin banyak
sedekah, semakin jauh kita darinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda
اتَّقوا النَّارَ ولو بشقِّ تمرةٍ
، فمن لم يجِدْ فبكلمةٍ طيِّبةٍ
“jauhilah api neraka, walau
hanya dengan bersedekah sebiji kurma. Jika kamu tidak punya, maka bisa dengan
kalimah thayyibah” (HR. Al Bukhari 6539, Muslim 1016)
12. Boleh iri kepada orang yang dermawan
Iri atau hasad adalah akhlak yang
tercela, namun iri kepada orang yang suka bersedekah, ingin menyaingi
kedermawanan dia, ini adalah akhlak yang terpuji. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
لا حسدَ إلا في اثنتين : رجلٌ آتاه
اللهُ مالًا؛ فسلَّطَ على هَلَكَتِه في الحقِّ ، ورجلٌ آتاه اللهُ الحكمةَ؛ فهو
يَقضي بها ويُعلمُها
“tidak boleh hasad kecuali
pada dua orang: seseorang yang diberikan harta oleh Allah, kemudia ia
belanjakan di jalan yang haq, dan seseorang yang diberikan oleh Allah ilmu dan
ia mengamalkannya dan mengajarkannya” (HR. Al Bukhari 73, Muslim 816)
Kedermawanan
Rasulullah di Bulan Ramadhan
Rasul kita shallallahu ‘alaihi wa sallam,
teladan terbaik bagi kita, beliau adalah orang yang paling dermawan, dan
kedermawanan beliau lebih dahsyat lagi di bulan
Ramadhan. Hal ini diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم
أجود الناس ، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل ، وكان يلقاه في كل ليلة
من رمضان فيُدارسه القرآن ، فالرسول الله صلى الله عليه وسلم أجودُ بالخير من
الريح المرسَلة
“Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan
lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap
malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari, no.6)
Dari hadits di atas diketahui
bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pada
dasarnya adalah seorang yang sangat dermawan. Ini juga ditegaskan oleh Anas bin
Malik radhiallahu’anhu:
كان النبي صلى الله عليه وسلم أشجع
الناس وأجود الناس
“Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling berani dan paling dermawan.” (HR. Bukhari no.1033, Muslim no. 2307)
Namun bulan Ramadhan merupakan
momen yang spesial sehingga beliau lebih dermawan lagi. Bahkan dalam hadits,
kedermawanan Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam dikatakan melebihi angin yang
berhembus. Diibaratkan demikian karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat ringan dan cepat dalam memberi,
tanpa banyak berpikir, sebagaimana angin yang berhembus cepat. Dalam hadits
juga angin diberi sifat ‘mursalah’ (berhembus), mengisyaratkan kedermawanan
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam memiliki
nilai manfaat yang besar, bukan asal memberi, serta terus-menerus sebagaimana
angin yang baik dan bermanfaat adalah angin yang berhembus terus-menerus.
Penjelasan ini disampaikan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari.
Oleh karena itu, kita yang
mengaku meneladani beliau sudah selayaknya memiliki semangat yang sama. Yaitu
semangat untuk bersedekah lebih sering, lebih banyak dan lebih bermanfaat di
bulan Ramadhan,
melebihi bulan-bulan lainnya.
Dahsyatnya
Sedekah di Bulan Ramadhan
Salah satu sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi teladan untuk lebih
bersemangat dalam bersedekah di bulan Ramadhan adalah karena bersedekah di
bulan ini lebih dahsyat dibanding sedekah di bulan lainnya. Diantara keutamaan
sedekah di bulan Ramadhan adalah:
1. Puasa digabungkan dengan sedekah dan shalat malam sama dengan
jaminan surga.
Puasa di bulan Ramadhan adalah
ibadah yang agung, bahkan pahala puasa tidak terbatas kelipatannya. Sebagaimana
dikabarkan dalam sebuah hadits qudsi:
كل عمل ابن آدم له الحسنة بعشر
أمثالها إلى سبعمائة ضعف قال عز و جل : إلا الصيام فإنه لي و أنا الذي أجزي به
“Setiap amal manusia akan
diganjar kebaikan semisalnya sampai 700 kali lipat. Allah Azza Wa Jalla
berfirman: ‘Kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan
membalasnya.'” (HR.
Muslim no.1151)
Dan sedekah, telah kita ketahui
keutamaannya. Kemudian shalat malam, juga merupakan ibadah yang agung, jika
didirikan di bulan Ramadhan dapat menjadi penghapus dosa-dosa yang telah lalu,
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
من قام رمضان إيماناً واحتساباً
غفر له ما تقدم من ذنبه
“Orang yang shalat malam
karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari no.37, 2009, Muslim, no. 759)
Ketiga amalan yang agung ini
terkumpul di bulan Ramadhan dan jika semuanya dikerjakan balasannya adalah
jaminan surga. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam:
إن في الجنة غرفا يرى ظاهرها من
باطنها وباطنها من ظاهرها أعدها الله لمن ألان الكلام وأطعم الطعام وتابع الصيام
وصلى بالليل والناس نيام
“Sesungguhnya di surga
terdapat ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan
bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah menganugerahkannya kepada orang
yang berkata baik, bersedekah makanan, berpuasa, dan shalat dikala kebanyakan
manusia tidur.” (HR. At
Tirmidzi no.1984, Ibnu Hibban di Al
Majruhin 1/317, dihasankan
Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur
Ruwah, 2/47, dihasankan Al Albani di Shahih
At Targhib, 946)
2. Mendapatkan tambahan pahala puasa dari orang lain.
Kita telah mengetahui betapa
besarnya pahala puasa Ramadhan. Bayangkan jika kita bisa menambah pahala puasa
kita dengan pahala puasa orang lain, maka pahala yang kita raih lebih berlipat
lagi. Subhanallah! Dan ini bisa terjadi dengan sedekah, yaitu dengan memberikan
hidangan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من فطر صائما كان له مثل أجره ،
غير أنه لا ينقص من أجر الصائم شيئا
“Orang yang memberikan
hidangan berbuka puasa kepada orang lain yang berpuasa, ia akan mendapatkan
pahala orang tersebut tanpa sedikitpun mengurangi pahalanya.” (HR. At Tirmidzi no 807, ia berkata: “Hasan shahih”)
Padahal hidangan berbuka puasa
sudah cukup dengan tiga butir kurma atau bahkan hanya segelas air, sesuatu yang
mudah dan murah untuk diberikan kepada orang lain.
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم
يفطر على رطبات قبل أن يصلي فإن لم تكن رطبات فعلى تمرات فإن لم تكن حسا حسوات من
ماء
“Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa dengan beberapa ruthab (kurma basah),
jika tidak ada maka dengan beberapa tamr (kurma kering), jika tidak ada maka
dengan beberapa teguk air.” (HR. At
Tirmidzi, Ahmad, Abu Daud, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi, 696)
Betapa Allah Ta’ala sangat
pemurah kepada hamba-Nya dengan membuka kesempatan menuai pahala begitu
lebarnya di bulan yang penuh berkah ini.
3. Bersedekah di bulan Ramadhan lebih dimudahkan.
Salah satu keutamaan bersedekah di
bulan Ramadhan adalah bahwa di bulan mulia ini, setiap orang lebih dimudahkan
untuk berbuat amalan kebaikan, termasuk sedekah. Tidak dapat dipungkiri bahwa
pada dasarnya manusia mudah terpedaya godaan setan yang senantiasa mengajak
manusia meninggalkan kebaikan, setan berkata:
فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي
لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ
“Karena Engkau telah
menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari
jalan Engkau yang lurus.” (Qs. Al
A’raf: 16)
Sehingga manusia enggan dan berat
untuk beramal. Namun di bulan Ramadhan ini Allah mudahkan hamba-Nya untuk
berbuat kebaikan, sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إذا جاء رمضان فتحت أبواب الجنة ،
وغلقت أبواب النار ، وصفدت الشياطين
“Jika datang bulan Ramadhan,
pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.” (HR. Bukhari no.3277, Muslim no. 1079)
Dan pada realitanya kita melihat
sendiri betapa suasana Ramadhan begitu berbedanya dengan bulan lain.
Orang-orang bersemangat melakukan amalan kebaikan yang biasanya tidak ia
lakukan di bulan-bulan lainnya. Subhanallah.
Adapun mengenai apa yang diyakini
oleh sebagian orang, bahwa setiap amalan sunnah kebaikan di bulan Ramadhan
diganjar pahala sebagaimana amalan wajib, dan amalan wajib diganjar dengan 70
kali lipat pahala ibadah wajib diluar bulan Ramadhan, keyakinan ini tidaklah
benar. Karena yang mendasari keyakinan ini adalah hadits yang lemah, yaitu
hadits:
يا أيها الناس قد أظلكم شهر عظيم ،
شهر فيه ليلة خير من ألف شهر ، جعل الله صيامه فريضة ، و قيام ليله تطوعا ، و من
تقرب فيه بخصلة من الخير كان كمن أدى فريضة فيما سواه ، و من أدى فريضة كان كمن
أدى سبعين فريضة فيما سواه ، و هو شهر الصبر و الصبر ثوابه الجنة ، و شهر المواساة
، و شهر يزاد فيه رزق المؤمن ، و من فطر فيه صائما كان مغفرة لذنوبه ، و عتق رقبته
من النار ، و كان له مثل أجره من غير أن ينتقص من أجره شيء قالوا : يا رسول الله
ليس كلنا يجد ما يفطر الصائم ، قال : يعطي الله هذا الثواب من فطر صائما على مذقة
لبن ، أو تمرة ، أو شربة من ماء ، و من أشبع صائما سقاه الله من الحوض شربة لايظمأ
حتى يدخل الجنة ، و هو شهر أوله رحمة و وسطه مغفرة و آخره عتق من النار ،
“Wahai manusia, telah datang
kepada kalian bulan yang agung dan penuh berkah. Di dalamnya terdapat satu
malam yang nilai (ibadah) di dalamnya lebih baik dari 1000 bulan. Allah menjadikan
puasa pada siang harinya sebagai sebuah kewajiban, dan menghidupkan malamnya
sebagai perbuatan sunnah (tathawwu’). Barangsiapa (pada bulan itu) mendekatkan
diri (kepada Allah) dengan satu kebaikan, ia seolah-olah mengerjakan satu
ibadah wajib pada bulan yang lain. Barangsiapa yang mengerjakan satu perbuatan
wajib, ia seolah-olah mengerjakan 70 kebaikan di bulan yang lain. Ramadhan
adalah bulan kesabaran,
dan kesabaran itu balasannya surga. Ia (juga) bulan tolong-menolong, di mana di
dalamnya rezki seorang Mukmin bertambah (ditambah). Barangsiapa (pada bulan
itu) memberikan buka kepada seorang yang berpuasa, maka itu menjadi
maghfirah (pengampunan) atas dosa-dosanya, penyelamatnya dari api neraka dan ia
memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala
orang yang berpuasa (itu) sedikitpun.” Kemudian para Sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, tidak semua dari kita
memiliki makanan untuk diberikan sebagai buka orang yang berpuasa.” Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Allah memberikan pahala tersebut kepada
orang yang memberikan buka dari sebutir kurma, atau satu teguk air atau susu.
Ramadhan adalah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya maghfirah
(ampunan) dan akhirnya pembebasan dari api neraka.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Al
Baihaqi, Al Hakim, Ibnu Khuzaimah (no. 1887) dan Al Ash-habani dalam At Targhib (178). Hadits ini didhaifkan oleh para
pakar hadits seperti Al Mundziri dalam Targhib
Wat Tarhib (2/115), juga
oleh Dhiya Al Maqdisi di Sunan
Al Hakim (3/400), bahkan
dikatakan oleh Al Albani hadits ini Munkar, dalam Silsilah Adh Dhaifah (871).
Ringkasnya, walaupun tidak
terdapat kelipatan pahala 70 kali lipat pahala ibadah wajib di luar bulan
Ramadhan, pada asalnya setiap amal kebaikan, baik di luar maupun di bulan
Ramadhan akan dilipatgandakan oleh Allah 10 sampai 700 kali lipat. Berdasarkan hadits:
إن الله كتب الحسنات والسيئات ثم
بين ذلك فمن هم بحسنة فلم يعملها كتبها الله له عنده حسنة كاملة فإن هو هم بها
فعملها كتبها الله له عنده عشر حسنات إلى سبع مائة ضعف إلى أضعاف كثيرة
“Sesungguhnya Allah mencatat
setiap amal kebaikan dan amal keburukan.” Kemudian Rasulullah menjelaskan:
“Orang yang meniatkan sebuah kebaikan, namun tidak mengamalkannya, Allah
mencatat baginya satu pahala kebaikan sempurna. Orang yang meniatkan
sebuah kebaikan, lalu mengamalkannya, Allah mencatat pahala baginya 10 sampai
700 kali lipat banyaknya.” (HR.
Muslim no.1955)
Oleh karena itu, orang yang
bersedekah di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya 10 sampai 700 kali
lipat karena sedekah adalah amal kebaikan, kemudian berdasarkan Al A’raf ayat
16 khusus amalan sedekah dilipatkan-gandakan lagi sesuai kehendak Allah.
Kemudian ditambah lagi mendapatkan berbagai keutamaan sedekah. Lalu jika ia
mengiringi amalan sedekahnya dengan puasa dengan shalat malam, maka diberi
baginya jaminan surga. Kemudian jika ia tidak terlupa untuk bersedekah memberi
hidangan berbuka puasa bagi bagi orang yang berpuasa, maka pahala yang sudah
dilipatgandakan tadi ditambah lagi dengan pahala orang yang diberi sedekah.
Jika orang yang diberi hidangan berbuka puasa lebih dari satu maka pahala yang
didapat lebih berlipat lagi.
Penulis: Yulian Purnama
Demikian informasi penting penjelasan mengenai dasyatnya
sedekah di bulan ramadhan yang harus kita ketahui. Semoga informasi di atas
bisa dijadikan sebagai contoh agar Anda bisa melakukan sedekah dengan baik dan
benar. Oleh karena itu sedekahkan sebagaian harta maupun risky yang Anda miliki
kepada orang yang membutuhkannya, karena sedekah Anda itulah sangat berguna
bagi mereka yang kurang mampu. Apalagi bila sersedekah tersebut dilakukan pada saat bulan ramadhan memang
banyak pahala yang diperolehnya.
Sumber ; muslim.or.id
Sumber ; muslim.or.id
0 Response to "Dahsyatnya Sedekah di Bulan Ramadhan"
Post a Comment