“Saya mengucapkan syahadat pada tahun 2010, jadi praktis, saya masih sangat baru dalam Islam.
Ini adalah keputusan terbaik yang pernah saya buat dalam hidup saya.
Saya sedang membaca Alkitab pada perayaan Thanksgiving tahun 2010, dan saya membaca beberapa buku tentang Alkitab dan saya mulai bertanya. Saya mulai bertanya tentang agama yang berbeda, dan setelah itu saya bertanya tentang Islam. Saya mulai melakukan penelitian lebih lanjut tentang agama-agama lain, namun sebagian besar membuat saya tak tahan.
Lalu saya mulai meneliti tentang sejarah Quran. Saya mencarinya di google. Saya tertarik bahwa Kitab itu ternyata masih utuh selama 14 abad, dan satu hal mengarah ke yang lainnya, dan saya terus mencari.
Tapi titik balik saya adalah ketika saya menemukan tentang sejarah Kaabah. Saya dibesarkan oleh ajaran Katolik, saya mendapatkan pengajaran di sekolah Katolik selama 8 tahun, dan saya tidak pernah diberitahu bahwa Kaabah dibangun oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
Dan ketika saya menemukan bahwa Kaabah dibangun oleh mereka, saya benar-benar marah. Aku merasa seperti dibohongi oleh Gereja Katolik.
Sebelum itu, saya tidak pernah percaya pada dosa, namun saya tidak pernah mengerti bahwa: di satu sisi mereka mengajarkan Sepuluh Perintah Tuhan, namun di sisi lain mereka membuat patung-patung , sehingga itu tidak masuk akal. Dan ketika saya membaca Quran, saya menemukan Quran Explorer , dan saya mendengarkan Quran dalam bahasa Arab, dan dalam bahasa Inggris. Hanya dalam seminggu, saya yakin untuk mengcuapkan syahadat di depan computer. Dan sebulan kemudian, saya lakukan secara resmi di masjid.
Tantangan setelah syahadat
Hal yang paling sulit saya kira adalah keluarga saya.
Saya sudah berusaha menelepon semua keluarga saya, namun tidak ada yang menjawab. Tapi itu tidak mengapa, saya merasa sebagai orang paling bahagia, sehingga itu tidak menjadi masalah buat saya.
Saya ingin memberitahu mereka “Baca … Baca,” itu saja yang harus mereka lakukan, hanya membaca. Atau bahkan jangan membaca deh, dengarkan saja Quran on-line, itu juga cukup.
Saya punya pengalaman soal Ramadhan pertama saya. Seumur hidup sebelunmnya saya tidak pernah berpuasa. Saya pikir saya tidak akan mampu berpuasa. Saya benar-benar takut bahwa saya akan gagal, tapi saya berdoa, meminta kepada Allah untuk membantu saya, untuk membimbing say, dan itu adalah hal termudah yang pernah saya lakukan. Tiga hari pertama benar-benar sebuah perjuangan, tentu saja, tapi kemudian, setelahnya saya baik-baik saja.
Dalam Islam ada banyak disiplin, kesalehan, ada begitu banyak hal yang tidak bisa saya jelaskan.” [sa/islampos/onislam]
0 Response to "Alex, Seminggu Berturut-turut Dengarkan Al-Quran, Masuk Islam"
Post a Comment