Mahasiswa Universitas Al Azhar mengecam keras keputusan Boediono memberikan kesempatan kepada perusahaan berbendera “Israel”, Ormat Technologies Inc, untuk berinvestasi dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla di Sumatera Utara.
Langkah Boediono dinilai ahistoris dan mencederai semangat kemerdekaan Republik Indonesia. Sebagai seorang wakil presiden, Boediono sepatutnya mengetahui bahwa pada 1962 silam, misalnya, Presiden Soekarno menolak keikutsertaan “Israel” dalam ajang Asian Games.
Bung Karno juga pernah mengatakan bahwa selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan “Israel”.
“Tentu ini (keputusan Boediono menerima investasi Ormat Technologies Inc) sebuah penghinaan besar bagi bangsa Indonesia,” tulis Wenry Anshory Putra, Sekretaris Jenderal Front Aksi Mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia (FAM UAI).
“Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim menyatakan dengan tegas penolakan pada investasi Ormat Technologies Inc, dan meminta agar perusahaan itu segera angkat kaki dari bumi Indonesia. Selanjutnya Presiden SBY dan Wakil Presiden Boediono juga harus meminta maaf karena keliru. Kalau tidak mau minta maaf, mereka berdua harus mengundurkan diri.”
Wenry juga menyerukan agar seluruh elemen pergerakan mahasiswa berpegang teguh kepada amanat pembukaan UUD 1945 yang menolak segala bentuk penjajahan.
Pagi tadi, FAM UAI mengajak mahasiswa menggelar demonstrasi dengan mengepung rumah dinas Boediono di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. (rmol.com)
0 Response to "Mahasiswa Al Azhar: Kepung Rumah Boediono!"
Post a Comment