(ATH THALAAQ:4) DAN PEREMPUAN-PEREMPUAN YANG TIDAK HAID LAGI (MONOPAUSE) DI ANTARA PEREMPUAN-PEREMPUANMU JIKA KAMU RAGU-RAGU (TENTANG MASA IDDAHNYA), MAKA MASA IDDAH MEREKA ADALAH TIGA BULAN; DAN BEGITU (PULA) PEREMPUAN-
PEREMPUAN YANG TIDAK HAID. DAN PEREMPUAN-PEREMPUAN YANG HAMIL, WAKTU IDDAH MEREKA ITU IALAH SAMPAI MEREKA MELAHIRKAN KANDUNGANNYA. DAN BARANG -SIAPA YANG BERTAKWA KEPADA ALLAH, NISCAYA ALLAH MENJADIKAN BAGINYA KEMUDAHAN DALAM URUSANNYA.
Guilhem, pakar yang mendedikasikan usianya dalam penelitian sidik pasangan laki-laki baru-baru ini membuktikan dalam penelitiannya bahwa jejak rekam seorang laki-laki akan hilang setelah tiga bulan. Bukti-bukti itu menyimpulkan bahwa hubungan persetubuhan suami istri akan menyebabkan laki-laki meninggalkan sidik (rekam jejak) khususnya pada perempuan. Jika pasangan ini setiap bulannya tidak melakukan persetubuhan maka sidik itu akan perlahan-lahan hilang antara 25-30 persen. Setelah tiga bulan berlalu, maka sidik itu akan hilang secara keseluruhan. Sehingga perempuan yang dicerai akan siap menerima sidik laki-laki lainnya.
Bukti empiris ini mendorong pakar genetika Yahudi ini melakukan penelitian dan pembuktian lain di sebuah perkampungan Afrika Muslim di Amerika. Dalam penelitiannya ia menemukan bahwa setiap wanita di sana hanya mengandung dari jejak sidik pasangan mereka saja. Sementara penelitian ilmiah di sebuah perkampungan lain yang bukan muslim di Amerika membuktikan bahwa wanitanya yang hamil memiliki jejak sidik beberapa laki-laki dua hingga tiga. Artinya, wanita-wanita non Muslim di sana melakukan hubungan intim selain pernikahan yang sah.
Yang mengagetkan sang pakar ini adalah ketika dia melakukan penelitian ilmiah terhadap istrinya sendiri. Sebab ia menemukan istrinya memiliki tiga rekam sidik laki-laki alias istrinya berselingkuh. Dari penelitiannya, hanya satu dari tiga anaknya saja berasal dari dirinya. Setelah penelitian-penelitian yang dilakukan ini akhirnya meyakinkan sang pakar Guilhem ini memeluk Islam. Ia meyakini bahwa hanya Islamlah yang menjaga martabat perempuan dan menjaga keutuhan kehidupan social. Ia yakin bahwa wanita Muslimah adalah wanita paling bersih di muka bumi ini.
subhanallah!!. izin share kk.!!
ReplyDeletemana sumbernya min?
ReplyDeleteizin share ya kak
ReplyDeleteizin share
ReplyDeleteIzin share kang...
ReplyDeleteizin kopas diblog n fb ya gan
ReplyDeletesy juga kan punya postingan kayak gini di blog,, eh ada yg komen kayak gini :
ReplyDelete(atau bs langsung ke sini
http://ramitsul.blogspot.com/2012/08/gara-gara-iddah-wanita-muslimah-pakar.html )
Ass wr wb.
Setelah berusaha melacak nama, institusi, dan sumber ilmiah artikel Republika berikut, sepertinya artikel Republika berikut ini belum bisa 100% dipercaya nilai kebenarannya:
Gara-Gara Iddah, Pemimpin Yahudi Masuk Islam.
Jumat, 31 Agustus 2012, 14:20 WIB.
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/12/08/31/m9lz2z-garagara-iddah-pemimpin-yahudi-masuk-islam#comment-form
Alasan:
1. Tidak ditemukan nama "Robert Guilhem" di situs Resmi Albert Einstein College https://www.einstein.yu.edu/ (hal ini mudah dilakukan, ketik pada google.com berikut tanpa tanda kurung [Guilhem site:www.einstein.yu.edu].
2. Sumber rujukan artikel republika tsb tidak lebih dari situs jejaring social Socyberty.com, jika dilacak di google, akan ketmu link berikut, yang ketika diklik, ternyata artikel tersebut sudah lenyap. http://socyb
erty.com/society/genetics-experts-jewish-leader-albert-einstain-college-robert-guilham-islam/
3. Tidak ada situs pemberitaan resmi lainnya yang dapat ditemukan, seperti jurnal ilmiah temuan tersebut, atau situs2 yg layak dipercaya lainnya.
Saya mohon dengan hormat kepada pihak Republika agar memberi tahu saya/publik rujukan ilmiah artikel tersebut dari jurnal ilmiah. Kenapa dari jurnal ilmiah?, karena artikel tersebut menyinggung-nyinggung hal ilmiah, shg kebenaran ilmiahnya bisa dipertanggung jawabkan jika ada rujukan literatur ilmiah. Ini penting mengingat artikel tersebut telah menyebar luas, termasuk di milis-milis islam dan kemungkinan dapat diambil sebagai bahan ceramah. Jika terbukti artikel tersebut tidak benar, maka ini bisa menyesatkan masyarakat.
Wallaahu a'lam
Abu Hadid
Setuju, saya justru tahu hal ini dari katib saat salat Jumat. Mudah-mudahan bisa dicerahkan asal usul artikel ini..
ReplyDelete