Dalam sejarah Islam juga
tercatat nama Hudzaifah Ibnul Yaman sebagai salah satu agen intelijen
atau spion andalan Rasulullah dalam menghadapi orang-orang kafir dan
munafik yang ingin memerangi Islam dan Muslim. Oleh Rasulullah,
Hudzaifah dinilai sebagai orang yang bisa dipercaya, memiliki ingatan
yang kuat cerdik dan cerdas dalam mengolah informasi. Hudzaifah juga
dikenal sebagai sosok yang mudah bergaul yang memudahkannya untuk
menjalankan operasi telik sandi.
Salah satu tugas penting yang
diemban Hudzaifah adalah pada saat Perang Khandaq (Perang Parit).
Ketika itu, Rasulullah menugaskan Hudzaifah untuk memata-matai pasukan
kafir Quraisy dari Mekkah yang berkekuatan 10.000 ribu orang, ditambah
bantuan kekuatan dari orang-orang Yahudi. Mereka berencana untuk
menyerang kota Madinah yang hanya memiliki kekuatan 3.000 orang pasukan
perang.
....Rasulullah sudah mengenalkan strategi intelijen 14 abad lalu. Untuk kepentingan intelijen dan kerahasiaan militer, beliau menyimpan rapat-rapat informasi jumlah pasukan ini bahkan kepada istri tercintanya maupun shahabat kepercayaannya….
Saat
melakukan pembebasan negeri Mekkah dari suku Quraisy, Nabi Muhammad,
ketika itu berencana akan mengerahkan 10.000 pasukan tentara Muslim.
Untuk melakukan ‘serangan dadakan’, Rasulullah mengirim intelijennya ke
Mekah. Tugasnya adalah mengacaukan informasi pada musuh agar mereka
berselisih ihwal benar atau tidaknya pasukan Islam yang berencana
melakukan serangan dadakan dengan jumlahnya yang besar.
Esoknya, dalam penyerangan
mendadak itu kau kafir Quraisy benar-benar kelabakan. Mereka tak
menyangka di pagi hari buta itu, telah datang puluhan ribu orang dari
pasukan Islam di kota Mekah. Tanpa persiapan, mereka kemudian menyerah.
Rasulullah paham, orang Quraisy tak akan melakukan perlawanan. Sebab
di tangannya, Rasulullah telah menguasai informasi kekuatan musuh,
situasi yang bakal terjadi, hingga informasi logistik, menyangkut
keadaan jalan-jalan yang akan dilalui pasukan Islam dan kondisi mata
air. Detil, rapi dan rahasia. Itulah strategi Muhammad dalam
menjalankan perang dan intelijen.
Dalam
melaksanakan tugasnya sebagai mata-mata, Hudzaifah juga sangat
hati-hati dan tidak bersikap yang bisa menimbulkan kecurigaan.
Hudzaifah juga sangat kuat memegang teguh kepercayaan yang telah
diberikan Rasulullah kepadanya untuk memegang daftar orang-orang
munafik. Bahkan ketika shahabat Rasulullah, Umar bin Khattab menanyakan
perihal daftar nama itu, Hudzaifah menolak memberikannya.
Untuk
mengetahui siapa orang-orang yang masuk daftar orang munafik itu, Umar
hanya bisa mengamati jika ada rakyatnya yang meninggal dan Hudzaifah
tidak menyolatkannya, maka orang itulah orang munafik itu.
....Seorang shahabat Abdullah bin Unis juga pernah dikirim Rasulullah menyusup ke jantung pasukan musuh....
Seorang
shahabat Abdullah bin Unis juga pernah dikirim Rasulullah menyusup ke
jantung pasukan musuh. Sasaran utama misi itu adalah Bani Lihyaan dari
Kabilah Huzail yang dipimpin oleh panglima mereka, Khalid bin Sofyan
Al-Hazaly.
Misi ini dilakukan
karena umat Islam mendapatkan kabar bahwa Khalid bin Sofyan Al-Hazaly
tengah berupaya mengadakan pemusatan kekuatan pasukan gabungan kaum
kafir yang cukup besar di daerah Uranah untuk menyerang Islam. Karena
itu, Rasulullah mengirim Abdullah bin Unis untuk melakukan misi
pengintaian sekaligus penyelidikan untuk membenarkan kabar berita
tersebut.
Shahabat Nabi yang
lain, yang ditugaskan melakukan operasi intelijen adalah Abdullah bin
Jahsy Al-Asady. Bulan Jumadil Akhir 1424, Abdullah bin Jahsy Al-Asady,
beserta dua belas shahabat dari kalangan muhajirin, diantaranya: Sa’ad
bin Abi Waqqash dan ’Utbah bin Ghazwan. Rasulullah memberinya sebuah
surat yang boleh dibaca jika perjalanan mereka sudah mencapai dua hari.
Setelah
dua hari dalam perjalanan, sang komandan, Abdullah bin Jahsy kemudian
membuka isi surat tersebut. Isinya, tak lain adalah sebuah perintah
untuk memata-matai musuh: ”Berangkatlah menuju Nikhlah, antara Mekkah
dan Tha’if. Intailah keadaan orang orang Quraisy di sana dan laporkan
kepada kami keadaan mereka.” Selepas membaca surat itu, Abdullah bin
Jahsy dan para rombongan kemudian berujar, ”Kutaati perintah ini!”
....Dalam misi intelijen Rasulullah juga pernah melakukan propaganda untuk memperlemah kekuatan musuhnya....
Dalam
misi intelijen Rasulullah juga pernah melakukan propaganda untuk
memperlemah kekuatan musuhnya. Dalam kisah, pernah suatu ketika
kekuatan musuh gabungan porak-poranda dan bercerai-berai akibat tidak
adanya kekompakan diantara mereka akibat propaganda yang dilancarkan
Nu’aim bin Mas’ud Al-Ghathafany, baca mantan musuh yang kemudian
bergabung ke pasukan Islam. Nu’aim melakukan psyco war (perang urat syarat) dan propaganda yang membuat kekuatan musuh goyah dan bercerai-berai. [desastian/voa-islam.com]
izin share ya...
ReplyDelete:)