Ketika Gunung-Gunung Dihancurkan Dan Menjadi Debu Beterbangan


Beberapa minggu ini negara kita sedang dilanda berbagai bencana. Ada dua bencana terkait gunung yaitu gunung Sinabung dan gunung Kelud. Kedua gunung ini sudah membuat beberapa masyarakat disekitarnya baik jauh dan dekat merasakan dampaknya. Misalnya saja gunung Kelud yang abunya menyebar cukup jauh dan bisa melumpukan aktifitas dibeberapa tempat.
Ketika gunung-gunung dihancurkan

Beberapa kejadian ini bisa diambil hikmahnya, salah satunya merenungi bahwa ini belum ada apa-apanya dengan hari ketika gunung-gunung dihancurkan kelak. Dan hendaknya kejadian ini bisa menambah keimanan dan keyakinan kita.

Allah Ta’ala berfirman,

وَبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّا فَكَانَتْ هَبَاءً مُنْبَثًّا

“dan gunung-gunung dihancur luluhkan sehancur-hancurnya. maka jadilah ia debu yang beterbangan” (Qs. Al-Waqi’ah: 5-6)

Imam Ibnu Katsir membawakan tafsir Qatadah, beliau berkata: “maksud dari ‘debu yang berterbanga’n adalah sebagaimana bagian-bagian yang kering dari (sisa-sisa) pepohonan yang tertiup di bawa oleh angin.”1

Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذَا الْجِبَالُ نُسِفَتْ

“dan apabila gunung-gunung telah dihancurkan menjadi debu” (QS. Al-Mursalat: 10).

Allah Ta’ala berfirman,

وَ تَكُونُ الْجِبَالُ كَ الْعِهْنِ الْمَنفُوشِ

“dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan” (QS. Al-Qari’ah: 5).

Demikianlah keadaan hari kiamat kelak, yaitu gunung-gunung dihancurkan dan berpindah dari tempatnya (meledak) kemudian menjadi debu yang berterbangan. Syaikh Asy-Syinqithi rahimahullah menjelaskan, “gunung-gunung akan dicabut dari tempatnya dan terlepas. Kami telah menjelaskan, pendapat terkuat adalah yang pertama dengan penjelasan yang lengkap mengenai keadaan gunung –gunung pada hari kiamat.”2

Pakar tafsir Syaikh As-Sa’di rahimahullah berkata, “maka jadilah bumi tidak ada gunung lagi, tidak ada penanda (bentuk-bentuk) di bumi.”3
Musibah juga bisa karena dosa perbuatan manusia

Tentu saja ini tidak semata-mata karena kejadian alam saja akan tetapi terkait juga dosa perbuatan manusia, bisa jadi sudah banyak maksiat dan dosa yang sudah merajalela. Allah Ta’ala berfirman,

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (Qs. Ar-Rum: 41)

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (QS. Asy Syura: 30).
Bertaubat, intropeksi dan mencari hikmah

Setiap musibah pasti ada hikmahnya agar manusia intropeksi dan muhasabah. Tidak mungkin Allah menurunkan musibah agar manusia musnah dan agar manusia mengalami kesusahan saja. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِمَا كَسَبُوا مَا تَرَكَ عَلَى ظَهْرِهَا مِنْ دَابَّةٍ

“Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu mahluk yang melata pun” (QS. Fathir: 45).

Dan setiap musibah pasti merupakan penghapus dosa-dosa manusia jika mereka bersabar,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيْبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلاَّ حَطَّ اللهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا

“Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti akan hapuskan kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya”4

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ وَصَبٍ وَلاَ نَصَبٍ وَلاَ سَقَمٍ وَلاَ حَزَنٍ حَتَّى الْهَمِّ يُهَمُّهُ إِلاَّ كُفِّرَ بِهِ مِنْ سَيِّئَاتِهِ

“Tidaklah seorang mukmin tertimpa suatu musibah berupa rasa sakit (yang tidak kunjung sembuh), rasa capek, rasa sakit, rasa sedih, dan kekhawatiran yang menerpa melainkan dosa-dosanya akan diampuni”5

Dan kita berharap ini adalah awal kebaikan dari Allah Ta’ala dan memberikan kita kebaikan yang banyak. Karena Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوْبَةَ فِي الدُّنْيَا وَإِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافِيَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang hamba, maka Allah menyegerakan siksaan baginya di dunia”6

 Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

يَوَدُّ أَهْلُ الْعَافِيَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَّ جُلُودَهُمْ قُرِضَتْ بِالْمَقَارِيضِ مِمَّا يَرَوْنَ مِنْ ثَوَابِ أَهْلِ الْبَلاَءِ.

”Manusia pada hari kiamat menginginkan kulitnya dipotong-potong dengan gunting ketika di dunia, karena mereka melihat betapa besarnya pahala orang-orang yang tertimpa cobaan di dunia.”7

@Pogung Kidul, Yogyakarta tercinta


Catatan Kaki

1 Tafsir Ibnu Katsir 7/515, Darut Thayyibah, 1420 H, syamilah

2 Adwa’ul Bayan, tafsir surat Al-Waqi’ah

3 Taisir Karimir Rahmah hal 832, Mu’assasah Risalah, 1420 H, Asy Syamilah

4 HR. Al-Bukhari no. 5661 dan Muslim no. 651

5 HR. Muslim no. 2573

6 HR. At-Tirmidziy no.2396 dari Anas bin Malik, lihat Ash-Shahiihah no.1220

7 HR. Baihaqi: 6791, lihat ash-Shohihah: 2206.



Penyusun: dr. Raehanul Bahraen

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ketika Gunung-Gunung Dihancurkan Dan Menjadi Debu Beterbangan"

Post a Comment