Dalam kawanan banteng, bayi banteng yang baru lahir tidak hanya dirawat oleh induknya sendiri. Bayi-bayi ini ternyata juga dipelihara dan diperhatikan oleh seluruh anggota kawanannya. Saat melindungi anak-anak banteng, mereka terkadang harus menghadapi berbagai bahaya, termasuk terancam diterkam oleh singa.
Saat sekelompok singa mendekat, seluruh anggota kawanan menyuarakan tanda bahaya. Para anggota kelompok banteng membentuk lingkaran pertahanan mengelilingi anak-anak banteng yang masih muda dan lemah.
Mereka menggunakan tubuh mereka sendiri sebagai perisai untuk melindungi anak-anak banteng dari terkaman singa. Meski hanya ada beberapa anak banteng dalam kawanan ini, seluruh anggota kawanan mempertaruhkan nyawa untuk melindunginya, dan bukan sekedar menjadi tugas induknya semata.
Para anggota kawanan banteng sebenarnya dapat saja berpikir untuk lari dan menyelamatkan diri sendiri tanpa mempedulikan yang lain. Dengan begitu, singa akan lebih memilih untuk menerkam anak banteng yang tertinggal, daripada banteng dewasa yang bertanduk tajam.
Jika ini yang terjadi di alam, seperti dinyatakan teori evolusi Darwin, maka yang lemah akan tersingkirkan sedangkan si kuat yang mengutamakan keselamatan diri sendiri akan terus bertahan hidup.
Tapi ternyata ini bukanlah yang terjadi dalam kawanan banteng. Banteng tidak meninggalkan anak-anak mereka yang tak berdaya di saat terancam bahaya.
Mereka bahkan melindungi dan berbuat demi keselamatan banteng muda. Sifat pengorbanan diri yang ditanamkan Allah mendorong mereka untuk melindungi anak-anaknya, walau harus mengorbankan nyawa sendiri.
Kawanan banteng tidak hanya melindungi anak-anak mereka, namun juga banteng tua. Suatu ketika di Afrika, terdapat sekelompok singa yang telah berhasil menyergap banteng tua yang terpisah dari kawanannya.
Kematian seolah tampak tak terelakkan lagi bagi banteng tua yang kurang beruntung ini. Namun setelah beberapa saat, peristiwa ajaib terjadi. Teriakan minta tolong banteng tua yang sedang menjerit dan menjadi korban terkaman singa terdengar oleh kawanan banteng di kejauhan.
Kawanan banteng lain ini segera menuju tempat kejadian dan mengarah ke singa-singa yang mengerumuni banteng tua yang sedang terkapar. Sembari mengancam, banteng-banteng yang gagah berani itu lalu mendekati singa demi menyelamatkan rekannya. Para singa pun menjadi gentar, lalu meninggalkan banteng tua yang masih rebah, dan pergi agak menjauh.
Banteng berkumpul di dekat rekan tuanya yang terluka dan berusaha membangunkannya. Menit demi menit pun berlalu, namun segalanya tampak sia-sia bagi banteng yang telah terkulai lemas itu.
Para singa masih menunggu di sekeliling, dan siap menyergap. Setelah yakin banteng tua telah mati, beberapa banteng yang tersisa mulai pergi menjauh dan bersiap meninggalkannya.
Namun tanpa diduga, peristiwa ajaib lain terjadi. Banteng terluka itu berteriak lagi, seolah meminta agar ia tidak ditinggalkan sendiri. Kawanan banteng segera berdatangan lagi.
Sekelompok banteng kembali mengusir singa-singa yang berusaha mendekat ke banteng tua. Dengan usaha keras yang terakhir, si banteng tua pun akhirnya berhasil berdiri dan pergi hilang dari pandangan setelah membaur dengan para penyelamatnya.
Teori evolusi menganggap makhluk hidup sebagai wujud bengis yang mementingkan diri sendiri, yang muncul dengan sendirinya secara evolusi akibat dorongan kekuatan alam semata dan tanpa sengaja diciptakan. Teori ini tak mampu menjelaskan fenomena kasih sayang dan perilaku saling menolong ini. Ini karena Allah-lah yang menciptakan makhluk hidup.
Dan Allah-lah yang memberi mereka perasaan kasih sayang, pengorbanan diri, dan rasa saling berbagi yang tak pernah dapat dijelaskan oleh teori evolusi. (insight-magazine)
0 Response to "Belajar Melindungi dan Kasih Sayang dari Banteng"
Post a Comment