”Saya merasa lebih baik dibandingkan sebelum masuk Islam. Saya percaya Islam telah membantu saya mengembangkan karakter lebih baik dan menemukan lebih banyak cara untuk mengekspresikan keyakinan saya itu.
Saya lahir dalam keluarga Yahudi Amerika. Saya hijrah menjadi muslim pada 1979. Sebagian besar keluarga saya menolak putusan itu. Mereka terus berusaha meyakinkan saya untuk kembali pada ajaran nenek moyang.
Perkenalan saya dengan Islam bermula ketika saya mempelajari agama-agama lain. Soalnya, saya ingin mengetahui seperti apa kebenaran sejati.
Awalnya, saya tidak percaya pada Tuhan. Namun, obrolan bersama seorang muslim, membuat saya berpikir ulang tentang apa yang saya percayai saat itu.
Pandangan saya ketika itu memang lebih banyak sekular. Dan saya memilih Marxisme, karena menurut saya ideologi tersebut merupakan jawaban atas kemampuan manusia untuk memecahkan masalah politik, ekonomi, dan sosial.
Tapi itu tidak lama, sebab ada alternatif lain yang lebih konkret. Islam adalah solusinya. Saya percaya, Allah SWT membuat segala hal menjadi nyata.
Sejak memeluk Islam, saya mulai sering berkunjung ke masjid. Saya juga mulai mendatangi komunitas-komunitas guna mengetahui seperti apa penerapan Islam.
Tak hanya shalat dan belajar agama Islam, saya pun memutuskan untuk menunaikan ibadah haji pada 1990, dan itu adalah peristiwa yang sangat besar.
Seiring dengan kewajiban yang diberikan setiap muslim untuk menyampaikan kebenaran Islam, saya pun mulai belajar berdakwah. Sesekali saya bersama muslim lainnya membimbing seseorang mengucapkan dua kalimat syahadat.
Satu pelajaran yang saya dapat adalah sulit bagi seorang mualaf untuk begitu saja menerima Islam. Sejak itu, saya coba tanamkan kepada setiap mualaf, untuk benar-benar mencari kebenaran itu sampai tuntas. Hal ini sangat penting.
Pelajaran lain, umat Islam perlu bersatu. Saya melihat umat Islam begitu terpecah. Padahal, kunci kemajuan satu umat adalah persatuan. Insya Allah, bila kita bersatu, sesuai janji Allah, umat Islam akan ditingkatkan derajatnya dan kita akan melihat hal indah di dunia dan akhirat.” [islampos/onislam]
0 Response to "Jefrrey S. Glazer, dari Yahudi Memeluk Islam"
Post a Comment