Mulai dari nama Krypton sampai sebuah diskusi panel di Skirball Cultural Center yang bertajuk “Superman Di Usia 75: Seorang Pahlawan Yahudi Sepanjang Masa”.
Dalam acara itu, salah seorang panelis mengemukakan sebuah pertanyaan menarik: ‘Apa agama Superman?’
Larry Tye, penulis buku “Superman: The High-Flying History of America’s Most Enduring Hero”, yang terbit di tahun 2012, mengartiskan semua mitos Superman adalah Yudaisme atau ajaran Yahudi.
“Bukti etnis asal Superman dimulai dengan Kal-El, nama Krypton,” kata Tye. “‘El’ berarti Tuhan. ‘Kal’ ini mirip dengan kata-kata Ibrani untuk suara dan kapal. Bersama-sama, mereka menyarankan bahwa bayi super asing itu bukan hanya orang Yahudi, tetapi sangat khusus, seperti Musa.”
Tye juga melihat persamaan antara Taurat dan tokoh ciptaan Siegel dan Shuster itu. Sebagai contoh, Superman kecil yang dilarikan ke bumi mirip dengan kisah Musa yang dihanyutkan oleh ibunya di sungai nil. Bahkan Amerika, tempat yang dipilih Superman adalah cita-cita yang “sangat Yahudi”.
“Tiga kaki dari mitos Superman—kebenaran, keadilan dan cara Amerika, langsung dari Mishnah,” kata Tye. “‘Dunia’ itu berbunyi, ‘bertahanlah pada tiga hal: Keadilan, kebenaran dan perdamaian’”.
Menurut Tye, Superman akan terus laku dijual sebagai barang dagangan di seantero dunia. “Bahkan jika sekalipun ia menanggalkan celana dalamnya itu,” seloroh Tye.
Tye tahu mengapa Superman, akan terus menghibur dan menginspirasi. “Dia tidak sinis seperti Batman atau solid seperti Spider-Man,” jelas Tye. “Untuk agamanya, Superman dapat memperkuat iman apa pun yang mereka anut, karena bagi orang yang tidak percaya, ia adalah mesias sekuler.”
Tye benar. Superman: Man of Steel besutan Zack Snyder sudah beredar beberapa hari yang lalu. Kemunculannya di hari pertama menangguk untung lebih dari 100 milyar dolar dan menempatkannya sebagai film terlaris tahun ini. Itu di Amerika, beberapa hari ke depan, Superman akan terbang ke seantero dunia. Sembari mengeruk untung, juga menyuntikkan akar-akar Yahudi, supaya orang makin terbiasa dan lupa. [sa/islampos/jewishjournal]
Sayang Umat Islam kini belum bisa membuat karya film spt ini
ReplyDelete