“Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak,”(QS. al-Hadid: 20).
Allah memang benar, banyak di antara kita yang demikian terpesona lalu terjebak pada pola hidup yang demikian mendahulukan dunia. Ada yang sibuk bekerja dari pagi hingga malam hari, ada yang lupa dengan sanak famili karena kesibukan mencari harta, ada pula yang hingga bermusuhan dengan sesama karena memperebutkan dunia, bahkan ada yang mau menggadaikan harga diri dan agama untuk mendapatkan dunia. Semuanya terjadi karena sudah begitu terpesona dengan kehidupan dunia yang memikat ini. Tempat tinggal yang megah, anak-anak dan istri yang cantik dan rupawan, status sosial, pakaian yang bagus, dsb. Tidak heran bila ada yang mengatakan bahwa hidup ini cuma sekali puaskanlah diri.
Namun demikian dalam ayat di atas Allah pun mengingatkan kita semua bahwa dunia ini adalah permainan yang menipu. Allah mengumpamakannya seperti tanaman di ladang yang mengagumkan para petani akan tetapi kemudian akan menguning dan hancur. Allah pun mensifati dunia sebagai kesenangan yang menipu. FirmanNya:
“Kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”(QS. al-Hadid: 20).
Nabi saw. juga menyampaikan pandangan Allah SWT. tentang bobot dunia dan seisinya. Beliau katakan bahwa di hadapan Allah kenikmatan dunia ini hanya setara dengan sebelah sayap nyamuk. Sabdanya:
لَوْكاَنَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَناَحَ بَعُوْضَةٍ، ماَ سَقَى كاَفِرًا مِنْهَا شُرْبَةَ مَاءٍ
“Seandainya dunia ini di sisi Allah punya nilai setara dengan sebelah sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum seorang kafir seteguk air pun.” (HR. At-Tirmidzi, dishahihkan Al-Imam Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 940)
Nyamuk adalah binatang kotor dan tidak berharga. Tidak akan ada yang mau membelinya, apalagi hanya sebelah sayapnya. Subhanallah! Demikianlah cara Nabi saw. mengingatkan kita akan hakikat kehidupan, agar kita kita tidak terjebak dalam kemilaunya. Kita menyangka dunia ini indah padahal hanya bernilai rendah.
Simpanlah dunia sebagai sarana hidup dan sarana beribadah kepada Allah. Bukan justru memalingkan kita dariNya. Rasul mengingatkan kita dalam sabdanya, “Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan.” (HR. Al Bukhari no. 6053). Kenikmatan dan karunia Allah jauh lebih besar bahkan abadi kelak di akhirat ketimbang harga sebelah sayap nyamuk. Terlalu bodoh bila kita mengorbankan kenikmatan yang jauh lebih berkualitas dan banyak hanya untuk ditukar dengan sebelah sayap nyamuk. Terlalu dangkal jika kita berpikir kebahagiaan hidup hanya ada di dunia dan melupakan akhirat. Sungguh terlalu! [Follow @iwanjanuarcom]
0 Response to "Dunia Adalah Sebelah Sayap Nyamuk"
Post a Comment