Wafatnya Adam Serta Wasiatnya Kepada Anaknya, Syits

 Makna Syits adalah “pemberian Allah (Hibatullah)”. Adam dan Hawwa memberinya nama Syits lantaran keduanya dikaruniakan dengannya setelah terbunuhnya Habil. Muhammad bin Ishaq berkata, “Tatkala Adam akan meninggal, maka ia berpesan kepada anaknya, Syits. Adam mengajarkannya waktu-waktu malam dan siang serta beragam ibadah di waktu-waktu tersebut. Adam juga memberitahukan kepadanya waktu terjadinya badai taufan setelah itu. Ketika Adam ‘alaihissalam wafat, dan hal itu terjadi pada hari Jum’at, maka para malaikat mendatanginya dengan membawa kapas yang dibubuhi minyak wangi dari sisi Allah dari surga, serta berbelasungkawa kepada anaknya, Syits ‘alaihissalam.”
Menurut cerita yang masyhur bahwa Adam dikuburkan di India, di gunung tempat dahulu ia diturunkan. Dan diceritakan: ketika terjadi badai taufan, Nuh ‘alaihissalam membawa jasad Adam dan Hawwa di dalam tabut, lalu keduanya ia kubur di Baitul Maqdis. Demikian yang diceritakan oleh Ibnu Jarir.

Para ulama berbeda pendapat mengenai umur Adam. Di dalam hadits dari Ibnu ‘Abbas dan Abu Hurairah –yang diriwayatkan secara marfu’– bahwa umur Adam yang tertulis di Lauhul Mahfuzh adalah seribu tahun.

Ketika Adam ‘alaihissalam meninggal, maka yang memikul segala urusan adalah anaknya Syits dan diturunkan kepadanya lima puluh shahifah (lembaran).

Sumber: Mukhtasar Bidayah wan Nihayah – Ibnu Katsir, Diringkas oleh Syaikh Ahmad Khani, Penerbit Pustaka as Sunnah


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Wafatnya Adam Serta Wasiatnya Kepada Anaknya, Syits"

Post a Comment