Syekh Salman menegaskan dalam acara MCB Dalam Sepekan pada Jumat lalu bahwa kemarahan umat Islam terjadi sebagai respon kemudian meredah. Pada saat komik Denmark, umat Islam marah kemudian redah setelah sebulan dua bulan atau setahun. Sehingga pertanyaanya yang disampaikan setelah redah kemarahannya; program dan kerja apa serta lembaga apa yang dilahirkan sebagai respon positif dan praktis serta strategis dan bukan respon sesaat?
Ia mengisyaratkan pentingnya melakukan aksi damai baik berupa unjuk rasa dan aksi unjuk rasa, atau seminar dan dialog tanpa ada aksi penghancuran dan pelanggaran hukum. Bahkan cara-cara membunuh dan merusak bisa memperburuk pribadi Nabi Muhammad.
Syekh Salman menambahkan, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam sendiri tidak merestui aksi-aksi pembunuhan terhadap Dubes atau diplomat. Beliau bersabda, “Barangsiapa yang membunuh orang kafir yang terikat janji dengan umat Islam, maka dia tidak mendapatkan bau surge, padahal baunya bisa dicium sejauh perjalanan 40 tahu,”
Dan menjadi “urf” (tradisi) politik Negara Islam bahwa para utusan dan dubes tidak dibunuh. Ibnu Masud berkata, “Bahwa termasuk sunnah Nabi, para dubes itu tidak dibunuh.”
Syekh Salman menegaskan bahwa sudah menjadi kesepakatan semua ahli fiqh Maliki, Hanafi, Syafii, dan Hambali serta semua aliran fiqih dalam Islam haramnya membunuh para dubes dan yang terikat janji dan perlindungan dengan umat Islam.
Sumber
ini karena kurangnya pemahaman ilmu agama islam pada diri muslim itu sendiri, mari kita bersama-sama merubah karakter pribadi diri kita ke arah yang lebih baik salah satunya dengan meningkatkan antusiasme untuk senantiasa memahami ilmu agama dengan cara banyak membaca buku karya ulama.
ReplyDelete