Jika anda terus mencari tahu siapa saya, maka anda tidak akan pernah tahu dan anda akan lelah dengan pencarian anda mengenai saya. Jika apa yang saya sampaikan benar, maka refleksikanlah kebenaran ini dalam resistensi pergerakan dakwah kita yang jelas, cerdas, terarah dan produktif, karena saat anda melihat bahwa pendapat kita adalah berseberangan, sesungguhnya kita adalah lawan.
Ini info X Files pertama dari saya. Ada agenda besar untuk mengadu domba antara Islam dengan pihak nasionalis. Indikasi ini tercium sejak disebarnya bom buku ke kalangan nasionalis.
Jika anda pernah mendengar kasus, bertebarannya anjing – anjing liar di tengah kota, yang notabene kota – kota tersebut adalah kota – kota dengan penduduk yang memiliki kultur Islam yang sangat kuat. Percayalah, bahwa anjing – anjing itu tidak hadir karena arus alamiah dari tradisi alam, semua adalah bagian dari sebuah konspirasi dan serangan psikologis.
Pihak Islamphobia (baca :Mereka) sangat mengetahui apa-apa yang dilarang oleh agama kita, melalui pintu inilah mereka hendak menyingkirkan posisi kita dari peranan sosial. Kita sengaja dibuat tidak nyaman dan risih tinggal di kota tersebut. Ini serangan dalam bentuk psikologis. Jangan takut kepada anjing, takutlah kepada Allah Swt saja. Bentuk lainnya seperti gay, waria dan lesbian. Saya menyebut ini seperti teknik mengusir tikus dari lobang dengan cara menyemprotkan asap.
Menarik, ketika seorang ingin mengidentifikasi siapa saya, ini adalah komunitas hobby kami. Setiap hari kami kami selalu mengekspresikan hobby kami yang sama di komunitas ini. Namun sayangnya di komunitas ini ada ‘mereka’. Ya, jika anda sudah siap dengan informasi ini, tentunya saya tidak perlu menjelaskan maksud dari kata ‘mereka’ ini siapa?. Mereka coba membangun ketidaknyamanan atas kehadiran saya. Alkohol, kondom, freesex dan pancingan – pancingan debat kusir diarahkan untuk memancing argumentasi saya.
Intinya bukan untuk melatih ilmu saya, tapi justru membangun persepsi dan ketidaknyamanan baik untuk diri saya, ataupun untuk lingkungan kepada saya. “Mereka” berharap saya tidak lagi eksis di komunitas itu, mereka ingin saya pergi. Permainan mereka sangat rapi, bahkan cenderung seperti tidak terasa namun tetap bisa mengarahkan. Sayangnya, seberapa banyak alkohol dan budaya kondomisasi ditempat tersebut, saya justru tidak terpengaruh, dan saya tidak pergi dari tempat itu. Saya justru lebih sering datang ke lingkungan tersebut, sering, sering dan semakin sering.
Dalam prinsip saya, kalau para da’inya sudah menyingkir dari peranan sosial, pihak Islamphobia akan dengan mudah menghasut saudara kita yang lain (yang belum sempat ngaji dan yang tidak mengerti hakikat agama Islam).
Perhatikanlah baik – baik hampir di setiap masjid besar di sebuah kota, selalu dibangun tempat hiburan di sekitarnya. Masalah ini pernah diangkat di majalah Sabili. Tujuan mereka jelas, ingin menyerang kita secara mental terlebih dahulu.
Intinya, mereka bermaksud mengebiri fungsi sosial kita dengan cara melemparkan hal-hal yang dibenci oleh Islam ke masyarakat umum. Saran saya, jangan mundur dari peranan sosial. Saudara kita yang belum memahami Islam di luar sana masih banyak dan mereka membutuhkan posisi kita untuk menjaga mereka (sekalipun mereka tidak tahu dan tidak menyadari)
“Ketika musuh terlalu kuat untuk diserang, seranglah sesuatu yang berharga yang dimilikinya. Ketahui bahwa musuh tidak selalu kuat di semua hal. Entah dimana, pasti ada celah di antara senjatanya, kelemahan pasti dapat diserang. Dengan kata lain, anda dapat menyerang sesuatu yang berhubungan atau dianggap berharga oleh musuh untuk melemahkannya secara psikologis.”
“Jangan pernah menyerang secara langsung musuh yang memiliki keunggulan akibat posisinya yang baik. Giring mereka untuk meninggalkan sarangnya sehingga mereka akan terjauh dari sumber kekuatannya.”
“Perlemah kemampuan tempur musuh anda dengan secara diam-diam membuat konflik antara musuh dan teman, sekutu, penasihat, komandan, prajurit, dan rakyatnya. Sementara ia sibuk untuk menyelesaikan konflik internalnya, kemampuan tempur dan
bertahannya akan melemah.”
*JANGAN TERLIHAT DAN JANGAN TERDENGAR*
Yang penting kita harus wasapada....
ReplyDeleteSemangat terus untuk "ZILZAAL"
Terima kasih atas informasi nya
ReplyDeletekunjungan perdana,,
ReplyDeleteKang,,, isinya mantab blog ini.... silahkan blogwalking ke TKP saya
ya betul, mereka selalu menyerang dg cara-2 halus yg ndak kita sadari keberadaannya. serangan halus memang hanya bisa dihadang dg serangan balasan yg halus pula. jangan main pedang/kekerasan karna mereka dah menyiapkan perangkap HAM buat kita.
ReplyDeleteentah tahun berapa 'X-file' ini dirilis bagi aktivis mesjid rasanya sekarang sudah tidak relevan lagi. terutama orang2 dikota besar sudah semakin tersegmentasi hampir tidak mungkin orang yang mau mengaji ke mesjid bekal Quran terus nyasar ke tempat hiburan. Yang kedua dalam islam itu tidak ada mister X semua harus jelas 'sanad' sama pentingnya dengan 'matan' atau
ReplyDelete