Dewa, Fir'aun dan Perayaan Ulang Tahun

Ribuan tahun lalu, saat Firaun memakai mahkota untuk bangsa Mesir Kuno, masyarakat menganggapnya sebagai wujud Dewa sehingga hari itu sangat penting dibanding kelahiran masyarakat biasa. Tanggal kelahiran Firaun pun dirayakan setiap tahun.

Sementara itu bangsa Yunani menggunakan kue untuk persembahan ke kuil dewi bulan, Artemis. Kue itu berbentuk bulat, yang menggambarkan bulan purnama. Kue tersebut pun dihiasi lilin di atasnya, membuat kue tersebut terlihat terang menyala seperti bulan.

Romawi Memulai Tradisi Perayaan Ulang Tahun

Perayaan ulang tahun untuk masyarakat biasa dimulai oleh bangsa Romawi. Pada masa itu, kado yang berharga bagi mereka adalah tepung terigu, minyak zaitun, madu dan keju parut. Namun, saat itu hanya pria yang boleh merayakan ulang tahun, hingga pada abad ke-12, wanita baru boleh merayakan ulang tahun.

Pada abad ke-18, perayaan ulang tahun mulai menyebar ke seluruh dunia. Orang Jerman adalah orang-orang yang ahli dalam membuat lilin, dan mulai membuat lilin-lilin kecil ketika perayaan ulang tahun menjadi tradisi.

Pesta ulang tahun untuk anak-anak pertama kali dimulai di Jerman yang diberi nama "Kinderfeste". Perayaan anak-anak haruslah ramah dan menyenangkan, untuk itu dibuatlah kue ulang tahun yang awalnya berbentuk roti.

Pada masa itu, yakni revolusi industri, roti dianggap sebagai makanan kelas biasa yang bisa dinikmati semua kalangan. Kemudian, diciptakanlah kue-kue manis yang bentuknya cantik untuk perayaan ulang tahun keluarga-keluarga kaya.

Tetapi pada akhirnya, saat semua orang sudah bisa membeli bahan kue dan bisa membuatnya sendiri, tradisi kue ulang tahun yang cantik ini menyebar ke seluruh dunia.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Dewa, Fir'aun dan Perayaan Ulang Tahun"

Post a Comment