Sisanya, menurut para peneliti adalah "lemak, kulit, jaringan, urat, pembuluh darah dan bagian-bagian tulang."
Meski bisa dimakan, bahan-bahan tersebut bukan pilihan yang baik, ujar Dr. Richard deShazo, profesor obat-obatan, kedokteran anak dan imunologi di Pusat Medis University of Mississippi tempat analisis itu dilakukan.
Daging ayam adalah salah satu sumber terbaik protein yang ada, ujar de Shazo, sehingga para dokter sering mendorong pasien-pasiennya untuk memakannya.
"Tapi yang terjadi adalah, beberapa perusahaan yang memilih menggunakan adonan artifisial bagian-bagian ayam dibandingkan daging ayam putih yang rendah lemak, kemudian menggorengnya dan masih menyebutnya ayam. Padahal itu sisa-sisa ayam yang tinggi kalori, garam, gula dan lemak dan sangat tidak sehat. Lebih parah lagi, rasanya enak dan anak-anak menyukainya dan dipasarkan untuk mereka," ujarnya.
Dewan Ayam Nasional (NCC), sebuah asosiasi pedagang nasional nirlaba yang mewakili industri ayam di AS mengatakan penelitian itu hanya mengambil sampel dua restoran, sehingga tidak mewakili miliaran nugget yang dibuat setiap tahun.
Ashley Peterson, wakil presiden NCC, mengatakan para anggota NCC "menggunakan bahan-bahan berkualitas dan mematuhi semua aturan keamanan makanan" dalam membuat nugget.
“Nugget ayam merupakan sumber protein yang baik, terutama untuk anak yang susah makan," ujarnya.
Penelitian tim deShazo diterbitkan oleh American Journal of Medicine edisi September. (pm/voa)
0 Response to "Kandungan Ayam di Nugget Hanya 40 Persen, Dewan Ayam Menampik"
Post a Comment