Al-Walid bin Abdul Malik, Memakmurkan Negeri-Negeri Taklukan

 Al-Walid bin Abdul Malik (Al Walid/Al Walid I) adalah Khalifah ke-6 dari Dinasti Umayyah. Wilayah kekuasaannya membentang dari negeri Andalusia hingga Bukhara. Selama 10 tahun memerintah dari tahun 705 – 715, Al Walid I banyak melakukan penaklukan, baik di daerah Khurasan (kawasan Timur) maupun ke daerah Afrika (kawasan Barat).

Dia mengembangkan sistem kesejahteraan, membangun rumah sakit, institusi pendidikan dan langkah-langkah untuk apresiasi seni. Umat Islam pada zamannya berada pada masa kemakmuran, gemilang dan sejahtera.

Lahir pada tahun 668 di Syam. Al Walid I adalah putra sulung Abdul Malik, Khalifah Bani Umayyah, dan menggantikannya ke kursi kekhilafahan setelah kematiannya. Dia naik ke kursi kekhalifahan Bani Umayyah atas wasiat ayahnya. Dilantik pada bulan Syawwal tahun 86 H. setahun menjabat sebagai khalifah, ia melakukan renovasi besar-besaran pada Masjid Jami’ Damaskus dan Masjid Nabawi. Masjid Damaskus sebelumnya Basilika Kristen St. Yohanes Pembaptis.

Masjid Nabawi dipugar dan diperluas sehingga luasnya menjadi 200 hasta kali 200 hasta. Beliau memasukkan seluruh kamar milik istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ke dalam area masjid walaupun ulama-ulama besar umat Islam yang ada di Madinah waktu itu menentangnya karena khawatir kuburan yang ada (makam Nabi dan dua shahabatnya) akan dijadikan masjid, juga semangat untuk menjaga kuburan itu sebagai pelajaran bagi umat manusia. Begitu pula dengan pelebaran masjid Jami’ Umawi di Damaskus. Selesailah pembangunan kedua masjid ini dengan bentuk yang begitu megahnya.

Ia mengangkat dua gubernur handal, yaitu Umar bin Abdul Aziz, sebagai gubernur Madinah. Masa kekuasaaan Walid bin Abdul Malik yang disebut- sebut sebagai masa kemenangan yang luas. Pengepungan yang gagal atas kota Konstantinopel di masa Muawiyah bin Abu Sofyan, dihidupkan kembali dengan memberikan pukulan-pukulan yang cukup kuat. Walaupun cita-cita untuk menundukkan ibu kota Romawi tetap saja belum berhasil, tetapi tindakan itu sedikit banyak mampu menggeser tapal batas pertahanan Islam lebih jauh ke depan.

Selain perbaikan dan pembangunan yang dilakukan di atas yang maju, kondisi negara yang aman saat beliau memerintah juga sangat stabil di seluruh negeri. Karena khawarij tidak memiliki gigi pergerakan dan tidak ada pemberontakan di masa pemerintahannya. Masa pemerintahannya selama 10 tahun sangat sejahtera, aman, dan stabil. Masa pemerintahan Al- Walid pada umumnya dapat disebut masa kemakmuran, keamanan, kedamaian, dan ketentraman. Dengan adanya kekayaan dan kesatuan bulat, terutama keteguhan iman Al Walid I.

Pada tahun 87 H, dimulai pembukaan kota-kota penting di dunia. Di antaranya kota Baikand, Bukhara, Sardaniyah, Qaimaqam dan lain-lain. Pada tahun itu pula Gubernur Umar bin Abdul Aziz membangun kota Madinah dan memakmurkan penduduknya. Di sebelah timur, kota di kawasan Khurasan seperti al-Khawarizmi, Samarkand dan Shafad ditaklukkan pada tahun 93 H. Tahun berikutnya selama dua tahun kota Kabul Afghanistan, Sandarah dan al-Thus ditaklukkan secara beruntun. Negeri-negeri tersebut kemudian disulap menjadi negeri makmur.

Imam al-Dzahabi memuji keberhasilan al-Walid dalam penaklukan, “Dia telah melakukan jihad pada saat berkuasa. Dan banyak membuka kota-kota besar dunia sebagaimana yang terjadi pada zaman Umar bin Khattab.”

Musa bin Nushair diangkat menjadi gubernur di pantai Laut Tengah hingga ke selatan Mesir. Beliau melakukan beberapa penaklukan besar di Barat. Beliau mengalahkan Bangsa Barbar dan menyebarkan agama Islam yang banyak menimbulkan kesulitan kepada para pendahulunya dan mendirikan kembali kekuasaan khalifah hingga ke tepi Lautan Atlantik. Beliau mengirim beberapa ekspedisi untuk melawan Bangsa Romawi yang menimbulkan kerusuhan terhadap umat Islam di Laut Tengah, dengan bantuan armada laut, merebut pulau Ivika , Minorca, dan Majorca, dekat Pantai Spanyol.

Beliau memberangkatkan panglima Islam asal Barbar yang bernama Thariq bin Ziyad ke Andalusia melalui Laut Merah dengan 7000 tentara merebut benteng yang kemudian dinamai Jabal Al-Thariq. Beliau menyerbu dan mengalahkan Roderic di tepi Sungai Guadalete dekat Medinia-Sidonia pada bulan September 93 H/711 M. Dalam pelariannya Roderic tenggelam di Sungai Guadalete. Setelah itu Thariq bin Ziyad merebut Sidonia, Carmona dan Granada. Setelah Kordoba ditaklukan, beliau menuju Toledo, ibukota Spanyol dalam waktu singkat sebagian besar wilayah Spanyol tunduk akan kekuasaan Islam.

Di antara perang yang paling terkenal adalah Perang Lembah Langkah di mana Ali Walid I berhasil mengalahkan Goth dan membunuh Raja mereka, Ludzrig. Andalusia berhasil ditaklukan pada tahun 92 H/710 Masehi. Kemudian Thariq bin Ziyad dan Musa bin Nushair sampai di Pegunungan Baranes dan berhasil menaklukan semua wilayah tersebut. Inilah jasa terbesar Al Walid I, hingga Andalusia menjadi negeri makmur dan pusat ilmu pengetahuan di dunia.

ilustrasi peperanganAl Walid I meninggal pada usia lima puluh tahun, seusai menaklukkan kota al-Thus pada 96 H bulan Jumadil Akhir. Ia dikenal karena kesalehan pribadinya dan banyak cerita menyebutkan bahwa ia terus menerus mengutip al-Qur’an dan selalu menjadi tuan rumah yang menyajikan jamuan besar untuk orang-orang yang berpuasa selama bulan Ramadhan.

Namun, di luar kepatriotannya menembus kota-kota besar dunia, Al Walid I memiliki kekurangan. Ia dikabarkan tidak bisa bercakap bahasa Arab dengan baik sesuai dengan Ilmu Nahwu. Ayahnya, Abdul Malik, bercerita bahwa Al Walid tidak tahu ilmu Nahwu. Abu al-Zanad juga berkata demikian, bahwa dia sering salah dalam mengucapkan tata bahasa.  Ayahnya pernah mengirim ke seorang guru bahasa selama enam bulan, namun tidak membuahkan hasil. Abdul Malik berkata, “Ketahuilah setidaknya Al Walid telah berusaha”.

Oleh: Kholili Hasib – Peneliti InPAS, Wakil Sekjen MIUMI Jawa Timur (ul)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Al-Walid bin Abdul Malik, Memakmurkan Negeri-Negeri Taklukan"

Post a Comment