(1) Suamiku, Amr Muhammad Kassem (26 th) meninggal Jumat (16/8) setelah Asr. Dia tertembak di dagu, peluru menembus sampai leher.
(2) Amr bukan anggota IM. Dia hanya orang yang religius dan merasa ada yang salah dengan kudeta.
(3) Sabtu (17/8) aku pergi ke rumah jenazah di Alexandria untuk melihat jenazahnya terakhir kali, sebelum dimandikan dan dimakamkan.
(4) Di sana banyak orang, mencari keluarga mereka yang hilang dalam pembantaian kemarin.
(5) Pemakaman dilaksanakan setelah Asr. Ada ratusan orang di sana – kerabat, teman dan kolega.
(6) Kami mendoakannya, kemudian para pria ke pemakaman. Para wanita menunggu sampai pemakaman selesai.
(7) Setelah pemakaman usai, saya, ibu mertua, dan beberapa keluarga (perempuan semua) menuju ke makamnya.
(8) Tiba-tiba para pria di sekeliling kami berteriak, menyuruh kami lari keluar lewat pintu samping.
(9) Aku tidak tahu apa yang terjadi. Tiba-tiba ada suara ledakan. Batu dilempar berhamburan ke kami.
(10) Aku berlari tanpa melihat belakang. Batu menghantam pipiku, namun aku terus berlari.
(11) Beberapa teman Amr memintaku lari di depan mereka. Mereka melindungiku dari lemparan batu.
(12) Aku selamat. Namun, banyak yang terluka. Terkena timpukan, ditusuk pisau. Bahkan dua orang meninggal.
(13) Pelakunya adalah preman yang mendengar kalau ada pemakaman anggota IM dan menyerang. (pm)
0 Response to "Catatan Istri Amr Kassem; Suamiku Bukan Anggota IM"
Post a Comment