Eric Jibril Mason Masuk Islam Setelah 30 Tahun Di Saudi

NAMA saya Eric Mason, setelah masuk Islam nama saya menjadi Jebril (Gabriel) Mason, diambil dari nama Malaikat Jibril. Saya tinggal di Arab Saudi dan memiliki sebuah restoran dan fasilitas rekreasi. Kami membawa tamu dari luar negeri untuk menyelam dengan kami di perusahaan yang disebut Dream Divers.

Ketika masih muda, saya tinggal di Nigeria, ibu saya adalah seorang Katholik Roma, dan ayah saya adalah seorang Protestan Anglikan. Mereka bertemu pasca-perang dan memiliki empat anak. Saya adalah anak bungsu mereka. Ayah saya bekerja untuk pemerintah Nigeria selama bertahun-tahun, dan kami semua tinggal dengan orangtua kami.
Di tempat itu saya melihat, banyak pekerja ayah orang-orang muslim. Salah satunya Hausa, yang berasal dari utara. Mereka masih muda, sangat mengesankan. Lalu saya bertanya kepada ayahku, mengapa semua anggota keamanan, pengemudi truk, dan semua pembantu adalah orang-orang muslim. Ayah mengatakan, “Karena mereka adalah orang-orang yang baik, kamu dapat mempercayai mereka.”

Sekarang ini media membahas banyak tentang Islam. Muslim sama juga dengan penganut agama lain. Ada muslim yang baik tapi ada pula muslim yang buruk. Namun sebagian besar kaum muslimin adalah orang-orang yang baik. Dan harus menjadi baik.

Saya sendiri masuk Islam sekitar lima atau enam tahun yang lalu, tapi saya punya Al-Qur’an sejak masih di Nigeria. Dan saya tidak pernah bepergian tanpa membawa kitab suci itu. Saya ingin menjadi penganut Islam yang sebenar-benarnya. Tidak untuk hal lain. Hanya untuk saya dan Tuhan. Hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah, dan Muhammad adalah rasul-Nya. Itu saja. Jadi itulah mengapa saya masuk Islam.

Ketika saya masuk Islam, beberapa orang tidak percaya, dan bahkan merasa sulit untuk menerimanya. Beberapa mengatakan, “Eric, kok Anda menjadi seorang muslim? Anda memakai celana pendek, rambut Anda pirang, Anda mengatakan ‘Dude’. Bukankah itu satu hal yang bagus? Tapi jangan berlaku seperti mereka. Jangan pernah punya ide melemparkan bom.”

Tentu saja, ada banyak “preman” di semua agama. Anda tidak bisa menghentikannya. Hal-hal yang tidak sama. Ada muslim yang baik dan ada muslim yang tidak baik, juga ada orang Katholik yang baik dan orang Katholik yang buruk. Saya katakan siapa saja yang merugikan orang tak bersalah adalah “preman”. Dan ini bukan masalah tentang membunuh orang. Ini tentang wacana dan pemahaman, dan itulah apa yang kita miliki di sini, di Arab Saudi. Ini adalah negara yang indah dan sangat halus. Ucapan saya ini benar. Jika tidak, saya tidak akan berada di sini selama 36 tahun. Saya akan meninggalkannya sejak 30 tahun yang lalu.

Saya akan melakukan ibadah haji tahun depan dengan beberapa rekan Eropa saya. Kami semua berkumpul dan kami semua ingin melakukannya bersama-sama. Kami berasal dari bangsa yang berbeda-beda: Amerika, Jerman, Prancis, Italia, dan Inggris. Tapi saya telah melakukan umrah dua kali pada tanggal 27 di Ramadhan. Saya juga telah mengunjungi Masjid Nabawi di Madinah.

Jadilah orang yang baik. Tidak perlu banyak. Baca Al-Qur’an. Berdoalah. Jadilah orang yang baik. Itu saja. [islampos]

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Eric Jibril Mason Masuk Islam Setelah 30 Tahun Di Saudi"

Post a Comment