Kebijakan pertahanan militer Israel telah memperkenalkan wajib militer di negara itu sejak 1949. Wajib militer Israel dikenakan pada remaja putra mulai dari umur 18 tahun. Natan telah menolak wajib militer Israel tersebut hingga 8 kali pemanggilan.
Berbicara dengan Sawsan Khalife kontributor dari Electronic Intifadha (IE), berikut wawancara IE dengan Natan Blanc. Warga Israel yang lebih memilih dipenjara oleh negaranya sendiri daripada bergabung ikut membantai warga Palestina.
Bisakah Anda ceritakan sedikit tentang diri Anda?
Saya berusia 19 tahun berasal dari kota Haifa. Saya belajar mengenai Cinematografi di sekolah. Saat saya berumur 18 tahun di Israel ada program pendidikan satu tahun di 12 daerah di Yerusalem. Lulus dari program satu tahun itu makan kami diwajibkan bergabung dalam militer Israel.
Saat itu ada sekitar 11 anak yang direkrut jadi relawan untuk dipersiapkan bergabung ke dinas militer Israel. Atau dikenal dengan sebutan IDF. Dari awal saya sudah tidak mau ikut, sebelumnya saya juga menjadi relawan untuk Israel National Medical Service (MDA) juga editor di Wikipedia.
Bagaimana Anda bisa menjadi sadar politik?
Kesadaran politik saya berasal dari lingkungan rumah. Orang tua saya adalah aktivis politik, saya serta dalam demonstrasi yang dilakukan orang tua saya sejak usia dini. Ketika saya tumbuh dewasa saya pernah jadi anggota program leadership (kepemimpinan) muda di Israel. Saya meninggalkan semua itu karena saya sadar, setelah dari situ saya akan diarahkan berbakti pada militer Israel. Saya merasa terasing dari semua itu, saya merasa tempat saya bukan disitu
Bagaimana pendapat anda mengenai IDF (tentara Israel)?
IDF hanyalah alat dari pemerintah Israel untuk mendukung kekuasaannya. IDF hanya bertindak sesuai instruksi atasan atau pimpinannya. Selama beberapa dekade IDF telah melanggar hak asasi manusia karena mengikuti kebijakan politik pimpinan atau pemerintahnya.
Saya telah dipanggil oleh panitia perekrutan wajib militer ini sebanyak delapan kali. Setiap kali saya menolak bergabung IDF, saya akan dipenjara. Terakhir sekitar seminggu yang lalu.
Padahal saya hanya diminta melayani semua rumah sakit untuk sebuah bentuk pembuktian nasionalisme saya. Tapi saya menolak karena salah satu kewajibannya saya harus menggunakan seragam IDF.
Akibatnya merekapun memasukkan saya ke penjara Israel untuk kedelapan kalinya, dan saya baru bebas kemarin, Kamis (18/04/2013). Saya ditempatkan di Penjara Israel dekat daerah Atlit, di pesisir selatan kota Haifa. Penjara ini khusus untuk para tentara Israel yang melanggar hukum, atau tempat untuk mereka yang menolak wajib militer seperti saya. Tahun ini, saya tidak menemukan narapidana dengan kasus menolak wajib militer seperti saya. Hanya saya saja dipenjara itu yang ditangkap karena kasus menolak wajib militer Israel.
Tapi Anda bisa melalui waktu hukuman anda dipenjara dan tetap menolak wajib militer?
Ya, banyak berani jujur atas apa yang dirasakannya karena takut dipenjara. Saya tidak ingin berbohong pada hati kecil saya. Hal ini penting bagi saya untuk mengatakan yang sebenarnya sesuai isi hati saya sendiri. Tidak ada yang perlu malu atau takut dengan menyatakan apa yang Anda yakini.
Sebenarnya apa yang anda yakini sampai berani menolak wajib militer?
Saya menyatakan beberapa kali di pengadilan saya menolak menjadi bagian dari penjajahan. Saya menentang semua yang dilakukan IDF. Saya punya sentimen moral dengan sikap IDF ini, dan saya tidak mau menjadi bagian dari sikap penjajahan mereka.
Semua ketidakadilan yang diberikan kepada Palestina di bawah rezim Israel, sebenarnya tidak ada demokrasi disana. Palestina sebenarnya tidak memiliki hak untuk menentukan nasib mereka sendiri. Karena semua keputusan mengenai nasib Palestina harus disesuaikan dengan kepentingan Israel. Pada akhirnya nasib Palestina selalu didikte oleh Parlemen Israel. Saya tidak mau jadi bagian dari ketidakadilan seperti ini.
Apakah Anda tidak takut jika pemerintah Israel memboikot hak-hak anda seperti mendapatkan pekerjaan dan masa depan pendidikan Anda?
Saya pikir semua cerita tentang sikap pemerintah memboikot lapangan pekerjaan kita hanya karena tidak ikut wajib militer hanya upaya untuk menakut-nakuti saja. Saya justru melihat bagaimana reaksi masyarakat terhadap keputusan saya. Saya percaya banyak masyarakat Israel yang mendukung dan memahami maksud dan tujuan saya. Walau banyak juga yang membutuhkan waktu agar mereka bisa memahami maksud dari sikap saya ini.
Apakah ada organisasi di Israel yang bergerakan dalam kampanye anti wajib militer ini?
Ada dua organisasi utama, Organisasi Yesh Gvul dan Ta’ayush. Mereka sering mengadakan demonstrasi untuk mendukung pembebasan para tahanan warga Israel yang ditangkap karena menolak wajib militer. Mereka mengirim surat kepada semua orang yang telah menolak wajib militer, menawarkan dukungan dan advokasi hukum.
Apa yang akan Anda katakan generasi muda Israel yang dikenakan wajib militer saat berumur 18 tahun keatas?
Bergabung dengan militer tidak akan memberi dampak kepada kehidupan pribadi anda, namun itu justru berdampak pada kehidupan orang lain. Coba gunakan hati nurani yang bersih. Berpikirlah dengan cermat sebelum memutuskan bergabung dengan militer Israel. Lalu setelah itu melakukan penjajahan dan terlibat dalam sebuah perang.
Saya tahu hukum negara Israel mewajibkan aturan wajib militer itu bagi kita. Tapi selalu ada kemungkinan bagi kita untuk menolak, seperti apa yang sudah saya lakukan ini. Tentu saja, setiap keputusan memiliki konsekuensi. Tetapi jika kamu memiliki hati nurani yang bersih. Kamu pasti berani untuk menolak wajib militer. Tidak peduli resiko yang kita hadapi setelah itu.(bumisyam)
0 Response to "Pemuda Israel Ini Menolak Wajib Militer Negaranya Untuk Membela Palestina"
Post a Comment