Koran The Straits Times terbitan Singapuran tertnagganl 1 Agustus 2001, menampilkan berita mengenai penemuan terbaru para ilmuwan dari universitas Cardiff inggris. Mereka berhasil menemukan bakteri yang dapat hidup di atmosfer pada ketinggian yang sangat jauh diatas permukaan bumi. Sedemikan tingginya sehingga berindikasi kuat bakteri tadi berasal dari angkasa lauar. Para ilmuwan itu menyebutnya sebagai bukti identifikasi positif pertama tentang adanya kehidupan di luar bumi kita.
Walaupun sudah banyak judul film khayalan-ilmiah sejauh ini teori mengenai mahluk hidup di luar angkasa baru diperkuat oleh catatan- catatan laporan para saksi mata yang mengaku melihat piring terbang, UFO, atau Alien. Ketua tim limuwan, Profesor Chandra Wickramasinghe yang merupakan guru besar Astronomi dan matematika terapan di universitasn Cardiff inggris, menyampiaikan temuan ini dalam dalam sebuah konferensi international tentang Optical Engineering di San Diego California. Dikatakannya sebuah fenomena baru tentang kedatananga bakteri-bakteri dari luar angkasa ke bumi bisa dikembangkan menjadi teori yag revolusioner. Penelitian yang dilakukan adalah dengan mengirimkan balon dengan perlengkapan cangkih ke lapisan Atmosfer luar bumi dari sebuah fasilitas riset di kota Hyederabad India.
Pada ketinggian 41 km-dua kali lebih tinggi dari percobaan yang pernah dilakukan NASA dan lebih tinggi dari daerah yang disebut tropopausem perbatasan anatara troposphere(lapisan atmosfer bawah) dengan stratosphere-peralatan balon tadi telah menjadi tabung berisi sampel udara dalam keadaan steril sampai kebumi untuk mencegah kontaminasi. Kemudian di laboratorium, sampel udara tadi dibubuhi zat pewarna fluorescent yang hanya diserap oleh membran dari sel-sel yang hidup, untuk mendeteksi ada tidaknya organism hidup di dalamnya. Selanjutnya dilihat melalui mokroskop electron. Ternyata tampak gugusan makhluk berbentuk koral batu karang berdiameter 5 – 15 mikrometer tersebar dalam sampel udara tadi.
Susunan kepadatan bakteri di dalam sampel yang diambil dari ketinggian yang berbeda-beda ini, menunjukkan bahwa bakteri bakteri tadi turun dari angkasa dan bukan terlempar keatas dari bumi. Apalagi didukung oleh fakta bahwa lapisan tropopause adalah batas paling atas di mana udara dari permukaan bumi mengalir ke sana, sedangkan bakteri tadi di temukan jauh diatasnya. Jadi kesimpulan tim ilmuwan Universitas Cardiff ialah bahwa bakteri tadi dating “menyerbu” dari angkasa luar.
Menurut Koran The Guardian ada sebagian pendapat ilmuwan lain yang skeptic dan mengatkaan bahwa bakteri berasal dari bumi, tetapi mereka tidak mampu menjelaskan bagaimana caranya bakteri itu bisa sampai berada di tempat yang sangat tinggi. Sementara itu, saat ini sedang dilakukan pengembang biakan bakteri angkasa luar tadi di laboratorium pusat Astrobiology Universitas Cardiff di bawah pimpinan Profesor David Lloyd untuk menganalisa kode genetika atau DNA nya.
Surat Al hadiid (57) ayat 4 di atas member isyarat tentang adanya sesuatu yang turun dan naik ke langit. Dalam berbagai kitab tafsir yang ada, para Mufassirin menerangkan bahwa ayat tadi menandaskan luasnya ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu. Sedangkan detil tentang “ apa yang turun dari langit dan apa yang naik padanya” di tafsirkan dalam duan jenis : benda benda fisik dan benda benda ghaib.
Sebagian ahli tafsir mengartikan bahwa yang turun dari langit ialah hujan dan salju sedangkan yang naik kelangit adalah uap dan asap. Ahli tafsir yang lain menyebutkan yang turun kelangit adalah malaikat dan wahyu sedangkan yang naik adalah amal shaleh, roh dan doa. Tafsir ini tentu tidak memuaskan kitas yang hidup di masa kini. Yang turun dari langit ternyata bukan hanya hujan dan salju, tetapi bisa meteor, radiasi, partikel, bakterim bahkan bisa saja makhluk asing dari ruang angkasa…Subhanallah.
Firman Allah SWT. Dalam surat Al Hajj (22) ayat 18 : “ tidakkah kamu tahu bahwa kepada Allah bersujud siapa yang ada dilangit dan siapa yang ada di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon, binatang melata, dan sebagian besar manusia…”
Tafsir kelasik mengartikan bahwa yang di maksud dengan siapa yang di langit adalah para malaikat, sebagaimaan di temukan dalam banyak hadits tentang malaikat yang tugasnya khusus bersujud terus-menerus. Namn , cara allah menyebut lagi secara khusus “…wa katsirun minannasi : dan sebagian besar manusia” secara explicit mengisyaratkan bahwa bukan hanya menunjuk kepada manusia saja, tetapi juga makhluk lain. Sehingga siapa yang di langit juga bisa menunjuk kepada makhluk bernyawa yang bisa sujud, bukan hanya malaikat. Allahu Akbar.
Dengan demikian seharusnya umata islam yang berpikir sudah bisa menduga akan kemungkinan adanya kehidupan diangkasa luar. Penelitian penelitian seharusnya diarahkan berdasasarkan isyarat Allah dalam al qur’an sehingga lebih efisien dan terarah. Mahasuci Allah yang telah menurunkan kitab Qur’an yang menjadi pedoman hidup sampai akhir zaman. Kitab yang berisi isyarat bagi penemuan penemuan baru ilmu pengetahuan terus menerusm deni kemaslahtan umat manusia.
0 Response to "Riset Al Qur'an : ADA BAKTERI DI RUANG ANGKASA"
Post a Comment