Saat itulah syaithan semakin gencar mengatur strategi jitu, untuk meng KO kan si pemuda/pemudi yang lagi kasmaran... dengan berbagai tipu muslihat, logika murahan, serta filsafat rendahan bisa membius siapa saja yang akal dan fikirannya sedang tertutup oleh dominasi perasaan. Berbagai bujukan yang mengandung racun mulai tersusun dalam bentuk semantik game, serta permainan logika.
" Kita tidak usah pacaran tapi simpati aja, atau suka atau kagum saja boleh.. kan..?"
" Kalau sekedar ta'aruf dulu kan memang perintah Allah, berarti boleh kan..?"
"Kalau baru sekedar mempunyai hubungan spesial tapi dari jarak jauh dg SMSan dan FBan gak pa pa kan.." serta segudang "kalimat indah" lainnya...
syaithan selalu menggunakan kalimat yang indah menarik, juga tidak salah kalimatnya, tetapi untuk menggiring calon korbannya ke Tepi jurang. Terbukti sekarang istilah "Ta'aruf" sudah banyak yang menyalahgunakan dan cendrung mancadi pelacehan masal. terlebih direkayasa dengan sistemik dan sistematis melalui "Ustadz Blue" yang telah menjadi Idola para pemuda... jadilah kalimat kalimat tadi cuma sekedar alasan pembenaran yang pada Intinya sama persis dengan "pacaran juga" intinya adalah terekploitasi nya perasaan cinta kepada lawan jenis, sehingga melebihi dari cinta kepada Allah SWT. itulah dosa pertama..
Dosa berikutnya adalah si korban akan menggunakan berbagai media baik hp ato jejaring sosial lainya untuk mengadakan kontak, mencurahkan Isi hati dan perasaan cintanya dengan semata-mata mengikuti nafsu liarnya. Kata kata "Jadian" terus "Siapa yang Nembak Duluan" "Teman Special" dan lain lain sudah tidak malu malu lagi digunakan. sampai disini saja sudah cukup membuktikan bahwa kalimat filsafat syaithon tadi bulsyit semua. alias boong.. tapi si korban semakin asyik dengan kebohongannya. akhirnya akal, perasaan waktunya lebih terkuras untuk si Dia.... setidaknya membuat aktifitas dan pekerjaan lainnya menjadi tidak maksimal. tetapi anehnya justru perasaan bisa muncul sebaliknya dengan bahasa lebay dikatakan "untuk memotivasi" padahal justru disitulah letaknya hilang keikhlasan, sebagai sumber motivasi utama yang lebih kuat dari sumber manapun.... itulah dosa kedua...
Dosa berikutnya, apabila si pemuda/i akan menjual harga tawarnya dihadapan pasangannya tidak segan-segan untuk berbohong, setidak-tidaknya menjaga image agar si pasangannya tidak kecewa. Maka 1001 topeng mulai dipasang agar menarik lawan jenisnya. berbagai kalimat gombal dilontarkan untuk saling menghipnotis agar pasangannya kelepek kelepek, semakin jelas lagi kebohongan kata "cinta" yg sering terlontar, padahal "Nafsu" yang terus di kembangkan, dipelihara, dikipas kipas, akhirnya makin ngablak lagi cinta palsunya yaitu ingin selalu dekat, ingin berduaan, ingin bersentuhan, memeluk dan seterusnyaa... itulah dosa ketiga..
Dosa berikutnya adalah mulailah nafsunya menundukkan akalnya sehingga muncul kreatifitas, trik, cara, memulai aksi aksinya, mulai dari ingin bertemu berduaan, mencari tempat sepi, ingin menyentuh, mencium dan seterusnya...itulah dosa keempat..
Dosa berikutnya, Lebih bahaya lagi apa bila si Pemuda/i korban kasaraman itu berada dilingkungan Islami, atau teman yang masih bersih, atau orang-orang yang berseberangan, maka tidak segan-segan berbohong untuk menutup dosanya, hari harinya habis untuk mempertahankan kemunafikan (bermuka dua). satu sisi mengaku Musllim/Muslimah, beriman kepada Allah SWT. Sisi lain terus menggelorakan terus nafsu bercintanya sehingga persetan dengan aturan tuhan. kemudian apabila ada pertanyaan dari orang-orang sekitarnya yang masih bersih, maka syaithan telah membekali dengan 1001 jawaban yang berisi kebohongan. itulah dosa kelima...
Dosa berikutnya, adalah bohong menjadi biasa, padahal itulah sifat utama Iblis, tetapi bagi yang sudah mabuk asmara, maka segala cara dilakukan. tidak pandang teman, orang tua, guru-guru, menthor, pembina dan lain lain semua dijadikan sasaran korban kebohongannya. memang orang yang sudah hobi dengan dosa, biasanya sangat dekat dengan kebohongan, untuk mentupi dosanya itu, jadilah teman Iblis sejati itulah dosa keenam..
Dosa berikutnya, sudah mulai kiamat, jika hati telah menjadi keras, akhirnya pandangannya terbalik balik. Mulai membenci orang yang betul-betul mencintainya, karena tidak suka dengan nasihat, malah membentak, mencaci maki, bersikap kasar, bahkan memfitnah, orang-orang yang ingin menasihati, menegur, atau menghentikannya. Lebih kiamat lagi kalo orang yang dikasari itu adalah orang yang seharusnya dihormati, seperti guru, orang tua dan sebagainya, kerena dari hati merekalah lahir cinta sejati. Sebaliknya menjadi begitu senang terhadap orang yang akan menggajak keneraka. orang yang suka bikin lalai, bikin kasmaran, mengganggu konssentrasi, menganggu kekhusu'an shalat dan sebagainya. malah dianggap sebagai pahlawan, pujaan hati dan sebagainya nauzubillah min zalik.. itulah dosa ketujuh.
Dosa berikutnya, mengerahkan 1001 kreatifitasnya menggunakan sarana yang ada di sekitarnyaa untuk mengakses si Dia. seperti HP, Internet dan sebagainya. tidak lagi berfikir fungsi yang sesungguhnya, bagaimana penghematan, efisiensi waktu, tenaga, fikiran, perasaa, pulsa, biaya, dan seterusnya. semua potensi yang ada kalo perlu digunakan untuk pacaran. persoalannya adalah apabila ada keterbatasan dalam menggunakan fasilitas tersebut seperti dipesantren atau disekolah boarding, maka mulailah muncul 1001 otak liciknya, agar tetap bisa terus mengobarkan nafsu cintanya. maka mulai menjadi orang yang sangat culas, licik, menipu hari hari kerjanya bagaimana mengatur siasat, strategi untuk menipu orang orang disekitarnya yang justru mencurahkan perhatian dan cinta sejatinya. Dengan sangat teganya dijadikan korban kebohongan dan kelicikan. demi mengobarkan nafsunya..... itulah dosa ke delapan..
setuju akhiy!
ReplyDeletepacaran yang mengatasnamakan ta'aruf hanya akan membuat pelakunya merugi.
ini bermanfaat sekali buat para remaja Islam jaman sekarang ini.
ReplyDelete