Tidak Semua Nasihat Harus Dilakukan


Ada yang curhat kepada saya, “Pak, saya mengikuti nasihat orang sukses tetapi hidup saya malah berantakan.” Saya bertanya, “Memangnya apa nasihat orang itu?” Dia menjawab, “Saya diminta segera keluar kerja dan menjadi pengusaha. Ternyata semua usaha saya bangkrut. Menjadi pengusaha itu ternyata tidak semudah seperti yang diceritakan orang itu. Saat hidup saya berantakan orang itu cuek saja dan merasa tidak bersalah.”

Ada lagi yang curhat ke saya, “Mas, saya mengikuti nasihat ustadz di kampung tapi masalah tidak juga tuntas justru semakin besar. Saya punya hutang banyak, kemudian saya diminta jual mobil. Hasil penjualan harus disedekahkan semua agar hutang lunas. Setelah saya lakukan ternyata hutang bukannya lunas malah bertambah banyak. Piye iki? (bagaimana ini?)”



Sesungguhnya yang tahu diri Anda adalah Anda sendiri bukan orang sukses, ustadz atau orang pintar sekalipun. Saat Anda “curhat” kepada orang lain pasti yang diceritakan kepada orang lain hanya sebagian kecil dari perjalanan hidup yang sudah Anda jalani. Saat memberi nasihat tentu pengetahuan orang itu tentang diri Anda tidak utuh, sehingga boleh jadi nasihat menjadi salah alamat dan menjerumuskan hidup Anda.

Yang menentukan hidup Anda adalah dir Anda sendiri. Bertangungjawablah atas semua pilihan dan tindakan yang Anda lakukan. Nasihat dari orang lain itu adalah rujukan yang menjadi bahan pertimbangan sebelum mengambil keputusan. Nasihat orang lain jangan Anda jadikan sabda atau titah yang seolah-olah “wajib” Anda kerjakan. Sehingga, bila Anda tidak menjalankannya merasa bersalah dan berdosa.

Menjadi pengusaha juga memerlukan mindset, nyali, ilmu dan komunitas yang pas. Sangat sembrono dan terburu-buru bila Anda baru mendengar atau ikut training entrepreneur satu kali langsung mengambil keputusan keluar dari pekerjaan tetap Anda. Ingat, buru-buru itu pekerjaan setan. Renungkanlah, dengarkanlah nasihat, pertimbangkanlah, berdiskusilah dengan orang-orang yang Anda cintai kemudian putuskanlah. Saat Anda sudah memutuskan itu berarti Anda mengambil tanggungjawab, bila suatu saat ada masalah Anda tak boleh melimpahkan kesalahan itu kepada orang lain.

Sedekah juga perbuatan baik dan sangat dianjurkan. Tetapi Anda juga harus punya ilmunya saat melakukannya. Ketahuilah, membayar hutang yang jatuh tempo itu wajib sementara sedekah kepada orang lain itu sunah. Tidak boleh yang wajib dikalahkan dengan yang sunah. Berbuatlah dengan ilmu bukan ikut-ikutan atau asal berbuat baik.

Kita semua perlu nasihat, tetapi yang tahu persis diri kita adalah diri kita sendiri. Dengarkanlah nasihat orang lain, bila tepat dengan hidup Anda kerjakanlah segera. Namun bila tidak tepat dengan hidup Anda, simpanlah menjadi ilmu yang boleh jadi suatu saat Anda gunakan. Anda lah yang bertanggungjawab atas hidup Anda bukan si pemberi nasihat.

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Tidak Semua Nasihat Harus Dilakukan"

  1. nasihat itu kan baik untuk saling mengingatkan satu sama lain, apalagi sesama muslim...

    justru dengan adanya nasihat manusia bisa mendapat informasi utuh sebelum mengambil keputusan...

    jangan salahkan nasihat,tetapi salahkan hati yang belum bersih dalam menyakini suatu ilmu...
    bisa jadi ada orang yang ga berhasil menjalani nasihat karena orangnya yg tidak memiliki pengetahuan menyeluruh tentang suatu nasihat!

    ReplyDelete
  2. sedekah memang sunah, tetapi melalui pintu sedekah akan terbuka rizki Allah yang maha luas, melebihi dari segala hutang manusia yang setinggi langit dan sedalam bumi. Wallahu'alam.

    ReplyDelete