Dr. Jami’ menambahkan bahwa Al-Banna seorang guru pemimpin bagi setiap bidang kehidupan. Beliau mempraktekkan politik dengan penuh kebebasan sehingga mampu menghimpun rakyat Mesir dalam melawan penjajahan. Selain itu beliau adalah pengemban cita-cita dakwah Islam dan peran penyebar agama yang benar, kedua cita-cita ini merupakan cita-citanya sedari awal sampai akhir hayat beliau.
Dr. Jami’ menyatakan hal tersebut di acara tv channel 25 Mesir, dalam rangka memperingati kelahiran imam Al-Banna. Beliau menyatakan juga bahwa, “Asy-Syahid Al-Banna menghibahkan dirinya untuk Allah, mempergunakan semua waktunya untuk menyebarkan dakwah. Pada saat pemerintahan raja Faruq dan Nahhas Basya, Al-Banna menjalankan praktek politik yang tulus ikhlas dengan tujuan khidmah bagi kemaslahatan umum.”
Dr. Jami’ mengungkapkan bahwa kehidupan Imam Asy-Syahid penuh dengan sikap ksatria, sebagai contoh saja, setelah peristiwa pembunuhan Ahmad Mahir, Perdana Menteri Mesir dan Ikhwan ketika itu dituduh sebagai yang bertanggungjawab, maka beliau menghadap mendiang presiden Anwar Sadar dan menceritakan kondisi keluarganya yang mendapatkan ancaman dan kezhaliman yang menimpa dirinya.
Pada peristiwa lain, saat beliau dikeluarkan dari penjara, beliau langsung menemui Anwar Sadar di rumahnya dan berkomunikasi dan bertindak lazimnya saudara biasa tanpa ada dendam, sehingga keluarga mendiang presiden memujinya.
0 Response to "Sejarawan Islam: Imam Al-Banna Pemimpin Abad Dua Puluh"
Post a Comment