Sebuah temuan dari penelitian mengenai serial kartun SpongeBob
membeberkan fakta yang mengejutkan. Menurut psikolog, menonton kartun
yang berjalan cepat seperti SpongeBob SquarePants dapat merusak
konsentrasi dan perilaku anak.
Hasil beberapa pengujian menunjukkan bahwa anak-anak usia empat tahun
yang menonton beberapa menit acara televisi populer itu kurang mampu
memecahkan masalah. Selain itu, dari penelitian itu juga ditemukan bahwa
anak-anak yang menonton acara itu kurang bisa memfokuskan perhatian
sesudahnya dibandingkan mereka yang melihat program yang kurang
ingar-bingar atau hanya duduk menggambar.
Para peneliti mengatakan ini bisa terjadi karena anak-anak meniru
perilaku kacau karakter TV favorit mereka itu, atau karena kartun yang
bergerak cepat dan tidak logis membuat mereka lebih bersemangat.
Para ahli menyarankan orang tua mempertimbangkan dengan hati-hati
program mana yang mereka izinkan untuk ditonton anak serta mendorong
mereka menikmati aktivitas yang lebih tenang dan kreatif.
Angeline Lillard dari University of Virginia, yang melakukan percobaan
itu, mengatakan, "Orang tua harus tahu bahwa anak-anak yang baru saja
menonton SpongeBob SquarePants, atau acara seperti itu, mungkin harus
mengorbankan kemampuan mereka untuk belajar dan berperilaku dengan
pengendalian diri."
"Anak mulai belajar bagaimana berperilaku serta bagaimana belajar. Di
sekolah, mereka harus berperilaku baik, mereka perlu duduk di meja dan
makan dengan benar, mereka harus hormat, dan semua itu membutuhkan
fungsi eksekutif."
"Jika seorang anak baru saja menonton acara televisi yang memiliki cacat
kemampuan ini, kita tidak bisa mengharapkan anak untuk berperilaku pada
tingkat normal dalam situasi sehari-hari."
SpongeBob SquarePants, sebuah serial animasi yang telah ditampilkan pada
saluran kabel Nickelodeon sejak 1999, menceritakan kisah dari sebuah
spon laut yang bekerja pada sebuah restoran makanan cepat bawah air.
Meskipun humor surealisnya populer bagi orang dewasa dan anak-anak,
acara itu telah dikritik oleh beberapa orang Kristen evangelis karena
diduga mempromosikan homoseksualitas.
Dalam laporan yang baru dipublikasikan dalam jurnal akademik Pediatrics,
Prof. Lillard dan rekan membandingkan anak-anak yang menyaksikan acara
itu selama sembilan menit dengan mereka yang telah menghabiskan waktu
yang sama menggambar atau menonton kartun Kanada yang lebih realistis
dan lebih lambat, Caillou.
Mereka menemukan perbedaan kecil dalam perilaku dan kinerja antara kelompok menggambar dan kelompok Caillou.
Tapi anak empat tahun yang telah menyaksikan SpongeBob menunjukkan
fungsi eksekutif--kemampuan memusatkan perhatian, memecahkan masalah,
dan mengatur perilaku mereka--sungguh membahayakan.
Prof. Lillard mengatakan, "Ini mungkin karena karakter terus bergerak
dari satu hal ke fantasi ekstrem berikutnya, dan di mana karakter
melakukan hal-hal yang tidak masuk akal di dunia nyata. Hal ini dapat
mengganggu kemampuan anak untuk berkonsentrasi segera sesudahnya."
"Kemungkinan lain adalah anak-anak mengidentifikasi karakter tanpa fokus
dan ingar-bingar itu, kemudian mengadopsi karakteristik mereka."
pungkasnya.
Selain itu para netters pun selama ini kerap memberitakan bahwa acara
spongebob bagian dri Mind Control terhadap anak-anak. Dalam tayangan
ini, tidak sedikit tampilan mata satu mencuat sebagai karakteristik mata
Dajjal seperti salah satu tokohnya yang menjadi plankton. Allahua'lam.
(pz/dbs)
saya rasa film ini malah menentang dajjal, coba aja liat filmnya, tidak pernah sekalipun di planton menang dalam pertempuran, malahan kalah terus, itu tandanya mmg dajjal ngk bakalan menang
ReplyDeleteselain itu ada film naruto yg memakai ikat di kening mirip tulisan kafir apalagi pada diri hatake dengan mata kiri yg memakai mata saringgan sedangkan yg kanan adalah mata biasa
ReplyDelete