Tentara Turki Ottoman adalah salah satu pasukan yang paling disegani sepanjang sejarah peperangan dunia. Bukan hanya dikenal dengan keberaniannya, tetapi juga dikenal dengan strategi perangnya, dan inovasi persenjataan. Misalnya penemuan Bubuk Mesiu (Gun Powder) pada abad ke-12 oleh para ilmuwan Islam. Dan tentu saja yang membuat bangsa Eropa terpukau adalah, kewajiban sholat yang masih dijalankan oleh pasukan kaum muslimin disaat jeda antara peperangan.
Selain penemuan teknologi-teknologi militer lainnya, salah satunya yang termasyur adalah Meriam Raksasa dari zaman Turki Ustmani, atau lebih dikenal dengan sebutan The Great Bombard. Ini adalah teknologi artileri paling maju dan paling kuat saat itu.
Meriam Raksasa Legendaris ini digunakan oleh Kerajaan Turki Ustmani untuk merebut kembali Kota Konstantinopel pada tahun 1453 dari tangan Pasukan Salib (Crussaders).
Artileri super berat ini sebenarnya bernama “The Great Turkish Bombard” atau juga dikenal dengan nama “Dardanella Gun”, karena dipakai dalam perang melawan Kerajaan Britania Raya di selat Dardanella pada tahun 1807. Bangsa-bangsa di Eropa juga mengenalnya dengan sebutan “Muhammad Gun”. Hanya mendengar namanya saja nyali para jenderal dan pasukan-pasukan Eropa saat itu hancur berkeping-keping.
Senjata ini memiliki nama yang setara dengan kemampuannya. Dirancang pertama kali pada tahun 1450 oleh seorang insinyur bernama Munir Ali. Dengan panjang 518 cm (kaliber 8,2) dan berat 18,6 ton, senjata ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian laras yang digunakan untuk menembakkan peluru yang terbuat dari bola-bola granit raksasa dengan bobot sebesar 300 Kg hingga 1600 Kg, dan bagian selongsong yang dapat menampung 7 bola granit raksasa atau 15 bola granit ukuran kecil. Karena itulah dalam sehari meriam ini hanya bisa menembakkan paling maksimal 15 kali. Jangkauan tembak The Great Bombard sangatlah luar biasa pada saat itu, yaitu dapat menjapai jarak satu mil!
The Great Bombard terbuat dari perunggu kualitas terbaik dan ditempa oleh para tukang besi terbaik saat itu, dan yang membuat meriam ini berbeda daripada meriam-meriam lainnya adalah ukiran seni yang mengandung unsur kebudayaan Islam pada masa itu. Untuk menembakkan satu kali saja konon membutuhkan banyak sekali bubuk mesiu atau Gun Powder.
The Great Bombard juga ditempatkan di benteng pertahanan, baik yang ada di darat maupun di daerah pantai. Selain digunakan sebagai artileri darat, The Great Bombard juga dipasangkan pada kapal-kapal perang turki, seperti jenis kapal galleon dan monitor. Dalam Pertempuran Dardanella, meriam itu mampu menenggelamkan enam kapal Sir John Ducksworth. Jangkauan meriam ini pun mampu melintasi selat sejauh satu mil.
Pada tahun 1866, Sultan Abdul Aziz memberikan salah satu The Great Bombard yang digunakan pada perang Dardanella untuk Ratu Victoria saat kunjungan kenegaraannya ke Inggris. Dan kini The Great Bombard atau Dardanella Gun tersebut dapat anda nikmati di Fort Nelson, Portsmouth, Inggris. Senjata legendaris itu kini telah menjadi bagian dari koleksi paling berhaga Royal Armouries Kerajaan Inggris.
salah banget gambarnya, itu bukan meriam besar Usmani, tapi meriam Tsar Pushka milik Rusia. Perlu diketahui penaklukan Usmani tahun 1453 itu bukan terhadap pasukan Salib, tapi pada pasukan Romawi Byzantium. keduanya berbeda. Harap diperbaiki.
ReplyDelete