Pada umumnya, tes urine meliputi deteksi keberadaan zat-zat
yang seharusnya tidak terdapat dalam urine. Misalnya,protein, zat gula,
bakteri, kristal-kristal tertentu dalam jumlah yang besar. Tes urine juga
digunakan untuk mendeteksi kehamilan serta zat-zat narkoba.
Penyakit
yang dapat dideteksi melalui tes urine cukup banyak, antara lain penyakit
ginjal,diabetes (kencing manis), gangguan
hati (lever), eklampsia (pada wanita hamil),
dan beberapa lagi lainnya. Pada penyakit-penyakit tersebut, tes urine tetap
harus didampingi dengan pemeriksaan fisik. Sebab, tes urine hanyalah pelengkap
atau penguat dugaan adanya penyakit dalam tubuh.
Gagal ginjal merupakan
stadium akhir dari penyakit ginjal. Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak
lagi dapat memproses darah secara normal.
Penyakit gagal ginjal
dapat menyerang kalangan muda maupun kalangan tua, baik laki – laki ataupun perempuan.
Kebanyakan mereka yang terkena penyakit gagal ginjal adalah mereka yang
mempunyai pola hidup tidak sehat.
Tes urin merupakan cara sederhana untuk mengetahui dan
menyakinkan apakah seorang memiliki masalah pada ginjalnya. Cara ini sebenarnya
telah direkomendasikan untuk dilakukan oleh Asosiasi Diabetes Amerika atau The
American Diabetes Association.
TES urine bisa mendeteksi potensi gagal
ginjal pada seseorang, kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga Surabaya, Prof dr Moch Thaha, PhD, Sp.PD-KGH, FINASIM, FACP, FASN.
Gagal ginjal itu tidak tampak gejalanya dan biasanya baru
tampak gejalanya bila sudah stadium 4, sehingga kondisinya sudah akut. Deteksi
gagal ginjal sebelum stadium 4 bisa dilakukan dengan memeriksakan diri ke
dokter melalui tes urine.
Guru besar kelahiran Surabaya pada 8 Mei 1972 yang dikukuhkan
pada 20 September 2014 ini, mengatakan, deteksi gagal ginjal sebelum stadium 4
bisa dilakukan dengan memeriksakan diri ke dokter melalui tes urine.
“Jadi, sebaiknya lakukan tes urine bila usia sudah di atas 45
tahun, sehingga akan ketahuan apakah ada potensi gagal ginjal atau tidak. Bila
terdeteksi positif, maka pencegahan bisa dilakukan tanpa menunggu stadium 4,”
kata guru besar kelahiran Surabaya pada 8 Mei 1972 yang dikukuhkan pada 20
September 2014 ini.
Pada stadium 4 pasien membutuhkan terapi pengganti fungsi
ginjal berupa cuci darah, hemodialisis atau dialisis peritoneal, maupun cangkok
ginjal.
“Baik cuci darah maupun cangkok ginjal tentu menimbulkan
beban ekonomi pada pasien maupun negara dalam hal ini sebagai penjamin
pelayanan kesehatan,” kata Guru Besar Bidang Ilmu Penyakit Dalam di FK Unair
itu.
Selain biaya yang besar, terapi pengganti fungsi ginjal ini
tidak selalu memberikan hasil yang menjanjikan. Karena itu tindakan preventif
penyakit ginjal kronik (PGK) perlu dilakukan.
“Prevalensi penyakit ginjal kronik di Indonesia kini telah
mencapai 9 persen dari total penduduk Indonesia atau 21 juta orang, meski data
Kemenkes hanya menyebut 480 ribu orang,” kata alumnus doktoral Nephrology
Juntendo University, Tokyo.
Untuk pencegahan, ia mengatakan, risiko tradisional seperti
merokok, obesitas, hipertensi, dan sebagainya bisa dihindari, namun faktor
risiko non-tradisional PGK juga penting dihindari.
Faktor risiko non-tradisional PGK, di antaranya albuminuria,
hiperhomosisteinemia, anemia, metabolisme kalsium-fosfat abnormal, ketidakseimbangan
elektrolit, dan stres oksidatif.
“Dari beberapa studi telah ditemukan bahwa stress oksidatif
meningkat setelah pemberian terapi besi pada pasien anemia. Sementara itu,
pemberian antioksidan N-Acetyl Cystein (NAC) dapat mencegah peningkatkan stress
oksidatif dan menurunkan kadar homosistein,” katanya, seperti dilaporkan Antara.
Prof Thaha merupakan keluarga profesor. Kedua orang tuanya
juga Guru Besar FK Unair yaitu Prof Dr dr Sayid Hood Alsagaff Sp.P(K) dan Prof
Dr dr Juliati Hood A., MS. Sp.PA(K) FIAC.
“Saya memperhatikan bagaimana orang tua saya rutinitasnya
terorganisasi dengan baik. Hal itu membuat saya ingin menjadi seperti beliau,”
kata Guru Besar ke-428 sejak Unair berdiri pada 1954 atau Guru Besar ke-136
sejak Unair berstatus PTN-BH itu.*
Demikianlah penjelasan
seputar gagal ginjal, penyakit gagal ginjal dapat dideteksi sedini mungkin
dengan cara tes urin. Semoga dengan penjelasan ini dapat memberikan manfaat
kepada para pembaca. Semoga kita dapat membiasakan untuk hidup sehat. Terima kasih
dan semoga bermanfaat.
Sumber :
Hidayatullah.com
0 Response to "Tes Urin Bisa Cegah Kelainan Pada Ginjal"
Post a Comment