Kecurangan
atau curang identik dnegan ketidakjujuran atau sikap tidak jujur. Curang bisa
didefinisikan sebagai kelicikan. Kecurangan bisa menyebabkan seseorang menjadi
serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan atau kekuasaan yang berlebihan dengan
tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan meresa
senang jika orang – orang disekelilingnya merasa menderita. Dusta dan curang
merupakan perbuatan yang tidak terpuji dalam perspektif agama islam.
Seseorang
yang melakukan perbuatan tercela ini akan mendapatkan madharat yang besar di
dunia dan akhirat. Rosulullah SAW pernah bersabda “Biasakanlah berkata benar, karena benar itu
menuntun kepada kebaikan dan kebaikan itu menuntun ke syurga. Hendaknya
seseorang itu selalu berkata benar dan berusaha agar selalu tetap benar,
sehingga dicatat di sisi Allah sebagai orang yang shiddiq (amat benar). Dan
berhati-hatilah dari dusta, karena dusta akan menuntun kita berbuat curang, dan
kecurangan itu menuntun ke neraka. Seseorang yang selalu berlaku curang akan
dicatat di sisi Allah sebagai pendusta." (HR Bukhari Muslim).”
Dari sabda Rosullah di
atas tentunya mengingatkan kita semua untuk menjauhi perbuatan dusta ataupun
perbuatan curang . Rosulullah SAW juga bersabda “"Jauhi oleh kalian
perbuatan dusta, karena dusta akan membawa kepada dosa, dan dosa membawamu ke
neraka. Biasakanlah berkata jujur, karena jujur akan membawamu pada kebaikan
dan syurga."
Perbuatan curang dan khianat adalah fenomena
negatif yang telah sangat akut dalam perilaku masyarakat
kita dewasa ini.
Hingga bagi sebagian orang yang lemah jiwanya dan ‘murah’ harga dirinya,
perbuatan curang telah menjadi kebiasaan yang seolah bukan lagi dianggap
perbuatan dosa. Hampir dalam semua bentuk interaksi yang dilakukan oleh mereka dengan
orang lain, selalu saja dibumbui dengan kecurangan, kebohongan dan khianat.
Padahal, jangankan agama, seluruh manusia yang lurus fitrahnya pun,
mengatakan bahwa perbuatan itu jelas buruk dan tidak terpuji.
Perbuatan
curang terjadi dalam banyak bidang dan dalam bentuk yang beragam. Diantaranya:
Pemimpin yang curang
Kemimpinan, jabatan dan kedudukan sering kali
disalahgunakan untuk menipu rakyat atau orang-orang yang berada dalam
kepemimpinannya. Kecurangan dan sikap mensia-siakan amanah pada sebagian para
pejabat sudah menjadi rahasia umum. Kasus-kasus hukum yang menimpa mereka,
sudah menjadi menu informasi yang kita terima sehari-hari. Padahal perbuatan
yang demikian mendapat ancaman keras dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Dari Ma’qil bin Yasar al Muzani radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ما من عبد يسترعيه الله رعية يموت يوم يموت وهو غاش لرعيته إلا حرم
الله عليه الجنة
“Tidaklah
seorang hamba yang Allah berikan
kepemimpinan atas orang lain, lalu ia mati dalam keadaan berbuat curang
terhadap orang-orang yang dipimpinnya, melainkan Allah akan mengharamkan
atasnya surga.” (HR Muslim)
Perbuatan curang dalam jual
beli
Berbuat curang dalam jual beli berarti
berbuat zalim kepada orang lain dalam urusan hartanya dan memakan harta mereka
dengan cara yang batil. Walau pun hanya sedikit, harta yang didapatkan dengan
jalan berbohong, menyembunyikan kecacatan, atau mengurangi timbangan adalah
harta yang haram. Sudah seharusnya kita menjauhkan diri kita dari harta-harta
semacam itu.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berangkat
bersama rombongan para sahabat ke pasar untuk melakukan
pengecekan barang-barang dagangan. Saat itu beliau melewati gundukan makanan,
kemudian beliau memasukkan tangannya dan mendapati bagian dalam dari gundukan
itu basah. Beliau berkata, “Apa ini wahai penjual makanan?” Ia berkata, “Bagian
ini terkena air hujan wahai Rasulullah.” beliau bersabda,
أفلا جعلته فوق الطعام حتى يراه الناس! من غشنا فليس منا
“Mengapa
engkau tidak meletakkannya di bagian atas, agar orang yang akan membeli dapat
melihatnya? Barangsiapa yang berbuat curang kepada kami, maka ia bukan bagian
dari golongan kami.” (HR Muslim)
Perbuatan curang dalam ilmu
Kecurangan dalam ilmu sangat berbahaya dan
memiliki dampak negatif yang cukup besar. Para ulama mengatakan, tatkala
seseorang mendapatkan ijazah pendidikan dengan cara yang tidak jujur, maka
harta yang didapatkan dengan ijazah itu pun teranggap harta yang haram. Praktek
kecurangan dalam ujian, adalah petaka yang menyedihkan dalam dunia pendidikan
kita. Pendidikan yang seharusnya berada di garda depan dalam membentuk
manusia-manusia yang jujur dan memiliki integritas tinggi, acap kali justru
diwarnai praktek-praktek tidak terpuji seperti itu.
Perbuatan curang dalam
perkataan
Perbuatan curang dalam perkataan sering
terjadi dalam urusan persidangan, seperti memberi kesaksian palsu, menyampaikan
informasi-informasi yang tidak sesuai dengan fakta dan hakikatnya di hadapan
persidangan dengan maksud menzalimi dan merugikan orang lain.
Masih banyak wilayah dan bentuk perbuatan
curang yang terjadi dalam masyarakat. Yang telah disebutkan diatas hanya
beberapa contohnya saja.
Faktor-faktor perbuatan
curang
Perbuatan curang memang biasanya tidak muncul
begitu saja. Ada banyak faktor dan pemicu seseorang melakukan perbuatan
tersebut. Diantaranya:
- Lemahnya
iman, sedikitnya rasa takut kepada Allah dan kurangnya kesadaran bahwa
Allah senantiasa mengawasi dan menyaksikan setiap perbuatannya sekecil apa
pun.
- Kebodohan
sebagian orang tentang haramnya perbuatan curang, khususnya dalam
bentuk-bentuk tertentu dan saat perbuatan tersebut sudah menjadi
sistem ilegal dalam sebuah lembaga atau organisasi.
- Ketiadaan
ikhlas (niat karena Allah) dalam melakukan aktifitas, baik dalam menuntut ilmu, berniaga dan yang lainnya.
- Ambisi
mengumpulkan pundi-pundi harta kekayaan dengan berbagai macam cara. Yang
penting untung besar, walaupun dengan menumpuk dosa-dosa yang kelak
menuntut balas. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Akan datang kepada manusia suatu zaman dimana seseorang tidak lagi
mempedulikan apa yang didapatkannya, dari yang halal atau dari yang
haram.” (HR Bukhari)
- Lemahnya
pengawasan orang-orang yang berwenang untuk melakukan pengawasan terhadap
orang-orang yang berada di bawah tanggungjawabnya.
- Tidak adanya
kesungguhan. Sebagian orang bermalas-malasan menyelesaikan tugas dan apa
yang menjadi kewajibannya, saat semua itu harus ia pertanggungjawabkan,
maka ia pun menutupinya dengan perbuatan curang. Seperti seorang murid
yang malas belajar, saat datang masa ujian, ia pun berusaha berbuat curang
agar bisa lulus ujian.
- Berteman
dengan orang-orang yang suka berbuat curang dan selalu menuruti ajakan
setan untuk berbuat curang.
- Lemahnya
pendidikan yang ditanamkan sejak kecil di rumah atau di sekolah. Sering
kali orang tua atau guru tidak memberi tindakan yang tegas saat anak atau
muridnya berbuat curang, atau malah justru memberi contoh dengan melakukan
kecurangan dihadapan anak atau murid di sekolah.
- Kurang
percaya diri. Saat seseorang merasa dirinya tidak mampu bersaing dengan
orang lain, maka tidak jarang ia akan melakukan kecurangan untuk menutupi
kekurangannya.
- Sikap
bergantung kepada orang lain dan malas menerima tanggung jawab.
- Tidak
qanaah dan ridho dengan pemberian Allah.
- Tidak
adanya sistem hukum yang efektif untuk membuat jera
para pelaku kecurangan.
- Lalai dari
mengingat kematian. Ini adalah faktor penyebab seluruh perbuatan maksiat
dan terus-menerus dalam melakukannya.
Dampak negatif perbuatan
curang
- Orang yang
melakukan kecurangan dan orang yang meridhainya akan mendapat dosa.
- Nabi
berlepas diri dari pelakunya, “Barangsiapa yang mencurangi kami, maka ia
bukan golongan kami.”
- Manusia
akan membenci orang yang suka berbuat curang dan tidak mau bergaul
dengannya.
- Perbuatan
curang merupakan perbuatan khianat kepada umat dan sikap mensia-siakan
amanah.
- Perbuatan
curang termasuk salah satu sifat orang-orang munafik.
- Perbuatan
curang akan menghilangkan keberkahan.
- Perbuatan
curang akan melemahkan kepercayaan kaum muslimin.
- Perbuatan
curang akan menjadi faktor kegagalan masyarakat dalam semua bidang.
- Zalim
kepada orang lain.
- Melemahkan pencapaian ilmu dan
kemampuan
- Menciptakan
permusuhan dan
kebencian antar kaum muslimin.
- Mendapatkan
harta haram dari cara-cara yang curang.
- Terjerumus
pada sikap meremehkan pengawasan Allah.
Kecurangan
dapat diatasi jika dalam hati masyarakat sudah tertanam dengan kuat nilai-nilai
ketauhidan dan keimanan. Kesadaran selalu diawasi oleh Allah akan membuat
seseorang tidak akan berani melakukan perbuatan tersebut. Pun pemahaman
terhadap akibat-akibat buruk yang akan menimpa mereka kelak dari perbuatan
curang harus terus ditingkatkan. Jika kesadaran ini telah terkolektif, maka
insya Allah praktek-praktek kecurangan dapat dientaskan, atau sedikitnya diminimalisir.
Bagi
kita yang telah menyadari perbuatan buruk tersebut, hendaknya menjauhi sahabat
atau teman yang suka berbuat curang, terus berdoa kepada Allah memohon taufiq,
selalu mengingat akhirat dan berusahalah melakukan amar makruf nahi munkar sesuai
dengan kemampuan dalam rangka merubah keadaan masyarakat menuju yang lebih
baik.
Demikianlah penjelasan
mengenai perbuatan dusta dan dampaknya terhadap kehidupan kita. Semoga dengan
penjelasan ini dapat menyadarkan kita bahwa perbuatan dusta maupun licik atau
ketidak jujuran merupakan perbuatan yang tidak terpuji. Semoga kita bisa
meneladani Rosulullah yang telah memperintahkan kita untuk menjauhi sikap –
sikap tercelu tersebut.
Sumber : muslim.or.id
0 Response to "Perbuatan Dusta, Harus Dihindari !"
Post a Comment