Penyakit Alzheimer pertama kali
ditemukan pada tahun 1907 oleh seorang psikiatri yang bernama Alois Alzheimer. Penyakit
Alzheimer Merupakan penyakit neurodegenerative yang secara epidemiologi terbagi
menjadi dua kelompok yang menderita pada usia kurang 58 tahun disebut sebagai
early onset sedangkan kelompok yang menderita pada usia lebih dari 58 tahun
disebut sebagai late onset.
Penyakit Alzheimer ini dapat
timbul pada semua umur, 96 % kasus dijumpai setelah berusia 40 tahun keatas. Penyakit
Alzheimer adalah penyakit pada syaraf yang sifatnya irreversible akibat penyakit
ini berupa kerusakan ingatan, penilaian, pengambilan keputusan, orientasi fisik
secara keselurahan dan pada cara berbicara. Diagnosa yang didasarkan pada ilmu
syaraf akan penyebab kepikunan hanya dapat dilakukan dengan cara otopsi.
GANGGUAN saraf (neurological disorder) seperti
demensia (pikun) yang merupakan gejala awal Alzheimer, sering dianggap remeh
oleh sebagian besar orang.
Menurut
penelitian global terbaru yang dilakukan GE Healthcare, mayoritas penduduk
Indonesia tidak dapat mengidentifikasi tanda-tanda serta gejala demensia.
“Demensia
(pikun) merupakan salah satu kondisi saraf yang masih kurang dipahami oleh
masyarakat. Dari hasil penelitian, kami memiliki bukti kuantitatif yang
menegaskan bahwa adanya keinginan yang besar untuk mengetahui tanda-tanda serta
gejala, diagnosa, dan pilihan pengobatan,” kata David Utama, President &
CEO GE Healthcare ASEAN, belum lama ini.
Penelitian
tersebut mengungkapkan, 71 persen penduduk Indonesia yang menjadi responden
ingin mengetahui apakah mereka memiliki gangguan saraf (neurological disorder),
dan 77 persen ingin mengetahui apakah orang terdekat mereka menderita gangguan
saraf.
“Kebanyakan
orang mengatakan bahwa pikun merupakan penyakit tua, tapi sebenarnya lebih dari
itu,” kata DY Suharya, Direktur Eksekutif Alzheimer Indonesia.
Lebih
lanjut DY Suharya menjelaskan, demensia dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu early,mild, dan saphire. Setiap tingkatan memakan waktu
delapan hingga sepuluh tahun.
“Demensia
memang bukan sesuatu yang di depan mata akan mati, tapi nanti pelan-pelan akan
creeping in,” ujar DY Suharya, dilansir Antara.
Ia
menyarankan para penderita demensia sebaiknya periksa ke dokter untuk
mendeteksi dan memperoleh bukti tes secara medis, kemudian jika benar terbukti
menderita demensia, penderita sebaiknya diajak lebih banyak olahraga, lebih
banyak tertawa, dan lebih banyak bersosialisasi.
“Demensia
tidak ada obatnya, pengobatan medis hanya memperlambat. Oleh karena itu lebih
cepat diketahui lebih baik,” katanya
“Hanya treatment dan makanan, seperti virgin coconut
oil, segelas kopi, kayu manis yang dapat memperlambat tingkatan demensia.
Pokoknya jangan makan junk food, jangan minum soda,” tambahnya.*
Demikianlah penjelasan mengenai penyakit Alzheimer
dan gejala awalnya, semoga dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.
Sumber :
hidayatullah.com
0 Response to "Mengenal Penyakit Alzheimer dan Gejalanya"
Post a Comment