Rahmat Allah merupakan sebab dasar terbesar dimasukkannnya
seorang hamba ke dalam surge. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang
berbunyi :
فَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَكُنْتُمْ مِنَ
الْخَاسِرِينَ
“Kalaulah bukan karena keutamaan dari Allah dan
rahmat-Nya, niscaya kalian termasuk orang-orang yang merugi”.[Al-Baqarah:
64]
Allah SWT juga menyebutkan dalam Al – Qur’an terdapat 7
golongan hamba Allah yang akan diliputi oleh Rahmat-Nya. Adapun diantara mereka
adalah :
1. Orang yang beriman, beramal shalih
dan berpegang teguh kepada agama islam.
Hal ini sesuai dengan firman Allah
yang berbunyi :
فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَاعْتَصَمُوا بِهِ فَسَيُدْخِلُهُمْ
فِي رَحْمَةٍ مِنْهُ وَفَضْلٍ وَيَهْدِيهِمْ إِلَيْهِ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا
“Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh dengan (agama)-Nya, maka Allah akan memasukkan mereka ke dalamrahmat dan keutamaan-Nya dan memberikan hidayah kepada mereka menuju jalan yang lurus”. [An-Nisaa’: 175]
2. Orang yang taat kepada Allah dan Rosul-Nya
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi :
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Syaikh As-Sa’di rahimahullah berkata : “Taatlah
kalian kepada Allah dan rasul yaitu dengan
melaksanakan perintah-perintah-Nya karena Allah dan menjauhi
larangan-larangan-Nya agar
kalian dirahmati. Ketaatan
kepada Allah dan rasul-Nya adalah diantara sebab seorang mendapatkan rahmat.” [Taisiir
Kariimir Rahmaan hal. 281]
3. Orang yang diam dan mendengarkan ketika ayat Al – Qur’an
dibacakan
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT :
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ
تُرْحَمُونَ
“Dan ketika dibacakan Al-Qur’an kepada kalian maka
dengarkanlah dan diamlah agar kalian dirahmati”. [Al-A’raaf: 204]
4. Orang yang memohon ampun dengan mengucapkan istighfaar kepada
Allah SWT
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT :
قَالَ يَا قَوْمِ لِمَ تَسْتَعْجِلُونَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِ
لَوْلَا تَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Wahai kaumku, kenapa kalian meminta disegerakannya keburukan
sebelum kebaikan, hendaklah kalian memohon ampun kepada Allah agar kaliandirahmati”. [An-Naml: 46].
5. Orang yang bertaubat dari dosa
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT :
وَإِذَا جَاءَكَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِنَا فَقُلْ سَلَامٌ
عَلَيْكُمْ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ أَنَّهُ مَنْ عَمِلَ مِنْكُمْ
سُوءًا بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَصْلَحَ فَأَنَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan jika orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami
datang kepadamu, maka katakanlah ‘keselamatan atas kalian’, Allah telah
menetapkan atas diri-Nya rahmat. Barangsiapa diantara kalian yang berbuat
kejelekan karena kebodohan lalu ia bertaubat setelahnya dan memperbaiki
(dirinya), sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Al-An’aam:
54]
6. Orang yang bertaqwa kepada Allah SWT
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT :
أَوَعَجِبْتُمْ أَنْ جَاءَكُمْ ذِكْرٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَلَى رَجُلٍ
مِنْكُمْ لِيُنْذِرَكُمْ وَلِتَتَّقُوا وَلَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Apakah kalian heran ketika datang peringatan dari
Tuhan kalian melalui seorang laki-laki dari kalian untuk memberikan peringatan
agar kalian bertakwa. Mudah-mudahan kalian dirahmati”. [Al-A’raaf: 63]
7. Orang yang sabar ketika sedang
menghadapi ujian atau musibah
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT :
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ
وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ* أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ
وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
“Yaitu orang-orang yang ketika ditimpa musibah mereka
mengatakan ‘sesungguhnya kita adalah milik Allah dan hanya kepada Allah kita
akan kembali’. Mereka itulah orang yang mendapatkan shalawat dan rahmat dari Allah (Tuhan mereka). Dan mereka
itulah orang-orang yang mendapatkan hidayah”. [Al-Baqarah 156-157].
Rahmat dan kasih sayang dari Allah
SWT meliputi seluruh isi yang ada di jagad raya ini, termasuk bagi kehidupan
manusia. Allah SWT dengan segala kebesarannya telah membuka pintu rahmatNya
kepada setiap umatnya. Rahmat Allah tidak bisa dilihat, didengar maupun
dirasakan dengan sebuah sentuhan kulit, tidak terhitungnya segala rahmat yang
diberikan Allah SWT kepada setiap umatnya.
Rahmat Allah mengalahkan murka-Nya. Ini adalah berita
gembira bagi hamba yang penuh dosa agar tidak berputus asa dari rahmat Allah.
Rahmat Allah begitu luas bagi pelaku dosa yang dapat kita ambil dari nama Allah
Al ‘Afwu (Maha Pemaaf) dan Al Ghofur (Maha Pengampun). Jadi janganlah berputus
asa dan segeralah bertaubat.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم –
قَالَ « لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِى كِتَابِهِ – هُوَ يَكْتُبُ
عَلَى نَفْسِهِ ، وَهْوَ وَضْعٌ عِنْدَهُ عَلَى الْعَرْشِ – إِنَّ رَحْمَتِى
تَغْلِبُ غَضَبِى »
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, ia berkata, “Tatkala Allah menciptakan makhluk-Nya, Dia
menulis dalam kitab-Nya, yang kitab itu terletak di sisi-Nya di atas ‘Arsy,
“Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku.” (HR. Bukhari no.
7404 dan Muslim no. 2751)
Hadits ini adalah hadits yang amat mulia yang berisi
kumpulan sifat-sifat Allah yang diselisihi oleh para penentang sifat Allah (mu’attilah).
Sifat Allah yang ditentang adalah sifat menetap tinggi di atas ‘Arsy, sifat
kitabah (menulis), sifat rahmat, dan sifat ghodob (marah). Padahal
seluruh sifat tadi didukung oleh dalil Al Qur’an dan hadits serta ijma’ para
ulama salaf. Dalil yang mendukung adalah,
كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ
“Rabbmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang (rahmat)” (QS. Al An’am: 54). Ayat ini
menunjukkan sifat kitabah dan sifat rahmat bagi Allah.
يَخَافُونَ رَبَّهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ
“Mereka takut kepada Rabb mereka yang di atas mereka dan
melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).” (QS. An Nahl: 50).
Ayat ini menunjukkan sifat fauqiyah bahwa Allah berada di atas seluruh
makhluk-Nya.
الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
“(Yaitu) Rabb Yang Maha Pemurah. Yang menetap tinggi di
atas ‘Arsy” (QS. Thoha: 5).
وَرَبُّكَ الْغَفُورُ ذُو الرَّحْمَةِ
“Dan Rabbmulah yang Maha Pengampun, lagi mempunyai rahmat.”
(QS. Al Kahfi: 58).
Dalam kitab musnad dan sunan disebutkan lafazh hadits,
كَتَبَ بِيَدِهِ
“Allah menulis dengan tangan-Nya.” (HR. Tirmidzi no.
3543, Ibnu Majah no. 4295 dan Ahmad 2: 433, shahih)
Dalam lafazh Muslim terdapat lafazh,
لَمَّا قَضَى اللَّهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِى كِتَابِهِ عَلَى
نَفْسِهِ فَهُوَ مَوْضُوعٌ عِنْدَهُ إِنَّ رَحْمَتِى تَغْلِبُ غَضَبِى
“Tatkala Allah menciptakan makhluk-Nya, Dia menulis dalam
kitab-Nya, yang kitab itu terletak di sisi-Nya, “Sesungguhnya rahmat-Ku lebih
mengalahkan kemurkaan-Ku” (HR. Muslim no. 2751).
Beberapa faedah dari hadits di
atas:
1. Alam ini memiliki awal. Yang dimaksud dengan makhluk yang
disebutkan dalam hadits di atas adalah langit, bumi dan seluruh makhluk yang
berada di antara keduanya yang diciptakan Allah dalam waktu enam hari.
2. Sesungguhnya alam itu diciptakan dan sesuatu yang baru,
bukan sesuatu yang tanpa berawal atau muncul bersamaan dengan keberadaan Allah
sebagaimana anggapan kalangan filsafat.
3. Kitabah (menulis) adalah di antara perbuatan Allah.
Kitabah memiliki dua makna: (1) ijaab (mengabulkan) dan (2) menulis dengan
tangan dan pena.
4. Allah mewajibkan sesuatu pada diri-Nya sesuai yang Dia
kehendaki. Sebagaimana Allah mengharamkan sesuatu pada diri-Nya sesuai yang Dia
kehendaki. Namun tidak ada seorang pun yang mewajibkan atau mengharamkan
sesuatu bagi Allah. Hal ini mengandung faedah:
5. Bantahan terhadap Asya’iroh yang berkata bahwa Allah
tidaklah mewajibkan sesuatu pada diri-Nya.
6. Menetapkan sifat nafs (diri) bagi Allah sebagai sifat
dzatiyah.
7. Allah memiliki sifat fouqiyah pada Allah (yaitu Allah
berada di atas seluruh makhluk-Nya) dan sifat istiwa’ (menetap tinggi di atas
‘Arsy) bagi Allah.
8. Allah memiliki kitab yang berisi, “Sesungguhnya
rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku.”
9. Kitab tadi berada di atas ‘Arsy.
10. Allah memiliki sifat rahmat.
11. Allah memiliki sifat ghodob (marah).
12. Rahmat Allah mengalahkan murka-Nya.
13. Rahmat Allah mengalahkan murka-Nya dibuktikan dengan
nama Allah Al ‘Afwu (Maha Pemaaf), Al Ghofur (Maha Pengampun), At Tawwab (Maha
Penerima Taubat) di mana Allah begitu pemaaf, begitu mengampuni dosa-dosa hamba
dan menerima taubat mereka.
14. Rahmat (sifat penyayang) merupakan lawan dari sifat
ghodob (marah), ridho lawan dari sifat sakhoth(murka), sebagaimana
hal ini ditunjukkan dalam berbagai ayat Al Qur’an di antaranya:
أَفَمَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَ اللَّهِ كَمَنْ بَاءَ بِسَخَطٍ
مِنَ اللَّهِ وَمَأْوَاهُ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
“Apakah orang yang mengikuti keridhaan Allah sama dengan
orang yang kembali membawa kemurkaan (yang besar) dari Allah dan tempatnya
adalah Jahannam? Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Ali Imran:
162).
Juga ditunjukkan dalam hadits,
اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ
“Ya Allah, aku berlindung dengan ridho-Mu dari murka-Mu”
(HR. Muslim no. 486).
15. Hadits di
atas menunjukkan bahwa sifat harap mengalahkan rasa takut.
16. Sifat Allah itu bertingkat-tingkat.
17. Hadits di atas menunjukkan kabar gembira bagi
orang-orang yang berbuat dosa, janganlah mereka berputus asa dari rahmat Allah.
18. Penetapan sifat ‘indi’ (sisi) bagi Allah yang
menunjukkan tempat.
19. Hadits di atas menunjukkan bantahan bagi Jahmiyah dan
Mu’tazilah serta yang mengikuti pemahaman mereka di mana mereka menolak
berbagai sifat yang telah disebutkan dalam hadits ini.
Semakin merenungi nama dan sifat Allah, semakin hati ini
menjadi tenang.
(*) Faedah tauhid di sini adalah kumpulan dari faedah
pelajaran tauhid bersama Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir Al Barrok hafizhohullah.
Beliau seorang ulama senior yang sangat pakar dalam akidah. Beliau menyampaikan
pelajaran ini saat dauroh musim panas di kota Riyadh di Masjid Ibnu Taimiyah
Suwaidi (28 Rajab 1433 H). Pembahasan tauhid tersebut diambil dari kitab Shahih
Bukhari yang disusun ulan oleh Az Zubaidi dalam Kitab At Tauhid min At
Tajriid Ash Shoriih li Ahaadits Al Jaami’ Ash Shohih.
@ Ummul Hamam, Riyadh, KSA, 4 Sya’ban 1433 H
Demikianlah penjelasan
tentang rahmat Allah SWT yang mendahului murkanya, semoga dengan penjelasan di
atas dapat dijadikan sebagai pembalajaran bagi kita dan dapat menggerakkan hati
kita untuk lebih meninggkatkan iman kita kapada Allah agar dalam kita menjalani
roda kehidupan ini selalu mendapat rahmat dari Allah SWT
Sumber : Rumayso.com
0 Response to "Rahmat Allah SWT Mendahului Murkanya, Faedah Tauhid (4)"
Post a Comment