Pernikahan adalah kejadian, kejadian dimana
perjanjian antara dua manusia terjadi. Perjanjian suci menurut Islam sangatlah
berat. Karena memerlukan tanggung jawab, komitmen, dan kasih sayang. Pernikahan
adalah hal normal yang dibutuhkan manusia. Dalam islam, hukum pernikahan adalah
sunnah. Tapi dapat menjadi wajib, makruh, atau bahkan haram. Urusan dan
detail-detail pernikahan mulai yang sederhana sampai terumit sudah diatur dalam
Islam secara lengkap. Pernikahan dapat menjadi jalan bagi yang sudah tidak
dapat menahan hawa nafsunya. Pernikahan dapat juga berarti untuk membangun
keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah serta memiliki keturunan yang
dididik menjadi sebaik-baiknya manusia dan membawa nama baik keluarga. Karena
pernikahan adalah sebuah ikatan atau perjanjian, dijelaskan bahwa pernikahan
memiliki tata cara dan proses. Ijab dan qabul diucapkan untuk menandakan
pernikahan yang sah dan pasangan siap untuk melangkah ke babak kehidupan baru.
Pernikahan telah dituntunkan oleh Rasulullah SAW sebagai ibadah apabila
dilakukan berdasarkan niat yang tulus dan ikhlas. Islam memang agama yang
lengkap dengan segalanya yang telah diatur dan memiliki ketentuan. Termasuk
pernikahan yang sakral. Pasangan suami istri haruslah memahami satu sama lain.
Hidup bersama berarti juga menghilangkan sifat individualis. Saling membutuhkan
satu sama lain baik secara biologis maupun psikologis. Suami harus menafkahi
istri dan istri harus berbakti kepada suami. Segalanya akan lebih indah jika
berpedoman pada nilai-nilai Islam.
Hidayatullah.com-
Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah (YPPH) Balikpapan kembali menggelar
pernikahan mubarak untuk kesekian kalinya. Pada Ahad (29/03/2015) pagi, sebanyak
70 orang santri-santriwati dinikahkan secara massal di Masjid Ar-Riyadh, Gunung
Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Ke-35 pasang pengantin
putra ditempatkan di ruang utama sementara masjid yang sedang dalam perombakan
itu. Sedangkan lokasi para pengantin putri bertempat di area khusus wanita,
sekitar 100 meter di samping masjid.
Ketua YPPH Balikpapan
Ustadz Zainuddin Musaddad mengatakan, di antara tujuan kegiatan ini untuk
menjalankan salah satu syariat Islam yaitu pernikahan. Dengan harapan, kelak
dari pernikahan massal ini akan lahir kader-kader pembela Islam.
“Cita-cita melahirkan
generasi, cita-cita menjadi keluarga sampai detail, kiranya kita rekam kembali
(harapan ini. Red). Sehingga kita betul-betul menjadi saksi dari keabadian
kebahagiaan mereka (para pengantin), dunia dan akhiratnya,” ujar sang ustadz
dalam sambutannya usai akad nikah.
Ada Krisdayanti
Dalam prosesi ijab-kabul, para pengantin dibagi menjadi lima kelompok (lima
meja aqad). Setiap meja dikawal seorang petugas KUA Balikpapan Timur. Pantauan hidayatullah.com
di lokasi acara, rangkaian pernikahan ini agak dihebohkan oleh “kehadiran”
Krisdayanti.
Yang dimaksud adalah
Krisdayanti binti Sabang, salah seorang pengantin putri. Karuan saja, saat nama
yang mirip seorang artis terkenal itu disebut oleh pembawa acara, hadirin
langsung kasak-kusuk.
Ada yang tertawa
mendengarnya, ada pula yang bertanya-tanya terkait nama itu. Krisdayanti
menikah dengan Suparman bin Cilele. Keduanya akan ditugaskan ke Biak, Papua.
“Mereka sama-sama asal
Palopo (Sulawesi Selatan),” ujar Masykur, salah seorang panitia.
Yang bikin acara semakin
heboh adalah Ustadz Jamaluddin Nur, dai asal Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Ia
diundang khusus oleh panitia untuk menyampaikan hikmah nikah.
Maklum, Jamaluddin yang
juga Ketua Pimpinan Wilayah Hidayatullah Kepri ini merupakan peserta pernikahan
Mubarak 100 pasang di Gunung Tembak pada 1997 silam.
Dalam ceramahnya,
Jamaluddin membuat kesakralan acara agak mencair. Melalui pantun-pantunnya,
pria yang dikenal humoris ini menyampaikan nasihat pernikahan dengan agak
berbeda.
Para pengantin putra
mengenakan seragam peci dan baju koko putih, serta bawahan sarung hijau.
Sementara putrinya berbusana hitam motif bunga-bunga, dengan kombinasi
hitam-putih.
Para pengantin putra dan
putri itu tak pernah bertemu langsung sebelumnya. Mereka baru saling bertemu
saat penyerahan mahar di rumah-rumah warga pesantren yang telah ditentukan.
Sebelum menikah, mereka mengikuti kegiatan pembekalan pra nikah selama sekitar
2 pekan. Mereka berasal dari berbagai wilayah se-Indonesia.
Acara ini dihadiri oleh
perwakilan dari Kementerian Agama Balikpapan, staf ahli Pemerintah Kota
Balikpapan, Istri Walikota Balikpapan Arita Rizal Effendi, serta ribuan
hadirin. Hadir pula KH Muhammad Arif Sulla, dai Indonesia yang kini bermukim di
Arab Saudi.
Pada 16 Juni 2013 lalu,
YPPH Balikpapan menggelar Pernikahan Mubarak Nasional Hidayatullah yang diikuti
49 pasang.
Demikian tadi adalah
berita terkini mengenai pernikahan yang di ajarkan oleh agama. Semoga penjelasan
tadi menjadi contoh dalam kehidupan Anda semuanya.
Sumber : Hidayatullah.com
0 Response to "Di datangkan Krisdayanti dan Dai Batam dalam Acara Pernikahan Mubarak 70 Santri Gunung Tembak"
Post a Comment