Bayi Kurang ASI Cenderung Terkena Peradangan Kronis Penyakit Jantung


Bayi yang memiliki berat lahir rendah dan yang mendapat air susu ibu (ASI) dalam jangka pendek, pada saat dewasa mungkin lebih cenderung mendapat peradangan kronis terkait dengan penyakit jantung.

Para peneliti di Amerika Serikat menemukan secara “signifikan” terhadap sekitar 7.000 orang yang terkait antara berat lahir atau durasi menyusui dan tingkat yang lebih tinggi dari protein C-reaktif (CRP, C-reactive protein ), satu indikator peradangan dalam sampel darah orang dewasa muda.

Protein diproduksi oleh hati dan tingkatannya akan meningkat bila seseorang menderita peradangan. Demikian diberitakan AFP dan dilansir Channel News Asia, Rabu (23/4/2014).

“Setiap kenaikan berat bayi 1 pon (0,5 kg), diperkirakan konsentrasi CRP-nya lima persen lebih rendah,” kata pernyataan dari Northwestern University, yang para ahlinya mengambil bagian dalam studi yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B.

“Tiga sampai 12 bulan bayi mendapat ASI, diprediksi tingkat CRP-nya 20 sampai 30 persen lebih rendah dibandingkan dengan individu yang tidak disusui.”

Studi ini menemukan bahwa menyusui memiliki “efek yang sama atau atau bahkan lebih besar” sebagai obat untuk mengurangi kadar CRP pada orang dewasa muda.

Peradangan kronis telah lama dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular, tetapi penyebabnya tetap masih dalam kondisi tidak jelas dan kurang dimengerti.

Penelitian di AS ini dilakukan terhadap orang yang berusia antara 24-32 tahun dari kelompok ras dan latar belakang pendidikan berbeda, termasuk perbandingan antara saudara kandung guna menyingkirkan pengaruh pengganggu dalam lingkungan sosial ekonomi yang dapat memberikan hasil berbeda dalam penelitian.

“Hasil penelitian menunjukkan bahwa memberi ASI dapat mengurangi faktor risiko utama penyakit jantung saat si anak dewasa,” kata Alan Guttmacher, Direktur Institut Nasional Kesehatan Anak dan Pengembangan Manusia Eunice Kennedy Shriver.

Organisasi Kesehatan Dunia menjelaskan, menyusui sebagai “salah satu cara yang paling efektif” untuk memastikan kesehatan dan kelangsungan hidup anak.

Penelitian ini merekomendasikan pemberian ASI eksklusif kepada bayi sampai setidaknya usia enam bulan. Saat ini 40 persen bayi di seluruh dunia tidak mendapatkan kebutuhan ASI-nya selama masa itu.

Itulah mengapa di dalam Islam seorang bayi memiliki hak memperoleh ASI hingga usia dua tahun, karena memang banyak hikmah dibalik perintah Allah SWT.

(fauziya/hidayatullah/muslimahzone.com)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bayi Kurang ASI Cenderung Terkena Peradangan Kronis Penyakit Jantung"

Post a Comment