IBNU Jarir meriwayatkan dari AI-Hasan, bahwa ayat ini turun berkenaan dengan kasus Yahudi dan Nasrani karena mereka menyatakan sebagai kekasih Allah (Qs. Al- Maidah ayat 18), tidak akan ada manusia yang masuk syurga kecuali mereka sendiri (QS. Al-Baqarah ayat 111), dan mereka masuk neraka hanya beberapa hari saja (QS. Al-Baqarah ayat 80).
Diriwayatkan dari As-Sudy, ia mengatakan, “Ayat ini turun dalam kasus orang Yahudi, karena mereka mengatakan, “Kami sekalian anak keturunan Taurat adalah (bagaikan) anak kecil. Karena itu mereka (anak-anak kecil) tidak mempunyai dosa. Dosa-dosa kami ibarat dosa anak-anak kecil kami. Dosa yang kami lakukan pada siang hari akan diampuni pada malam hari.”
Ayat ini menjelaskan bahwa tidak ada artinya bagi bangsa Yahudi punya anggapan dirinya sebagai manusia bersih, sebagai kekasih Allah dan bangsa pilihan, sehingga tidak akan mengalami siksa neraka, kecuali sebentar. Bangsa Yahudi yang membanggakan diri sebagai keturunan dari para Nabi dan penerima kitab-kitab suci adalah sia-sia belaka, kalau tidak beramal shaleh dan beriman.
Allah sama sekali tidak membedakan suatu bangsa, suatu suku dan suatu keturunan di dalam memberikan hidayah kepada jalan kebenaran, amal shaleh dan akhlaq mulia. Siapa pun orangnya, apapun bangsanya dan keburukannya dapat membersihkan dirinya dari segala macam. dosa, asalkan ia mau beriman dan beramal shaleh.
Bangsa Yahudi yang beranggapan sebagai keiompok manusia yang bersih, karena berdasarkan ras, keturunan dan nenek moyangnya yang banyak menjadi Nabi adalah satu kebohongan. Karena Allah telah menetapkan ketentuan bahwa seseorang hanya dapat menjadi bersih, bila ia beramal shaleh, aqidah benar, berakhlaq mulia dan mengikuti jalan orang-orang yang beriman.
Ayat ini mengandung dua pelajaran, sebagai berikut:
1. Allah hanya menilai seseorang berdasarkan amal shaleh dan keimanannya yang benar. Seseorang musyrik, bila beramal shaleh dengan penuh perasaan tulus, maka siksanya akan dikurangi. Hal ini disebutkan dalam beberapa hadits Rasulullah yang menerangkan bahwa seorang dermawan bernama Hatim At-Thai diringankan siksanya di neraka, karena kedermawanannya.
2. Seseorang yang hanya berbangga dengan keunggulan agamanya dan kebenaran ajaran-ajarannya, tetapi ia sendiri tidak melaksanakan apa yang menjadi perintah agamanya, maka ia tidak akan lepas dari siksa api neraka. Hal semacam ini adalah karakter yang dimiliki oleh bangsa Yahudi, sebagairriana penuturan, ayat ini. [islampos/sumber: 76 Karakter Yahudi Dalam Al-Qur’an, Karya: Syaikh Mustafa Al-Maraghi]
0 Response to "Yahudi, Merasa Bangsanya Paling Bersih"
Post a Comment