16 ALASAN MENGAPA KITA HARUS MENGHAFAL ALQURAN


Bisa membaca al-Qur’an itu keutamaan. Dan bisa menghafal al-Qur’an adalah lebih utama. Bisa memahami al-Qur’an itu adalah kewajiban. Dan paham ditambah hafal itu jauh lebih afdhal. Mengamalkan nilai-nilai al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari itu adalah tuntutan. Namun, mengamalkan karena termotivasi karena hafalan adalah lebih aman setiap saat.
Setidaknya itu yang harus kita renungkan sama-sama sebagai seorang muslim sejati. Ya, menghafal al-Qur’an merupakan suatu keniscayaan dalam kehidupan setiap muslim. Ia tidak akan bisa menerapkan Islam secara baik tanpa interaksi yang kuat dengan al-Qur’an sebagaimana para generasi sahabat dan salaf shaleh dahulu lakukan.

Untuk memotivasi kita agar bisa dekat al-Qur’an dan berjuang menghafalkan aya-ayatnya, maka setidaknya ada 16 alasan kenapa kita harus menghafal al-Qur’an:

1. Menghafal adalah landasan awal ketika Rasulullah menerima al-Qur’an dari malaikat Jibril alaihissalam.
Allah berfirman dalam al-Qur’an:
Artinya: “Bahkan al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang menjelaskan (terdapat) di dalam dada-dada orang-orang yang diberikan ilmu..”(QS al-Al-Ankabut: 49).

Sungguh, betapa indahnya ayat ini yang menjelaskan tentang agungnya aktifitas dada orang-orang yang menghafal ayat-ayat Allah swt. Allah mensifatkan bahwa mereka adalah orang-orang yang diberikan ilmu. Lalu, apakah ada yang disebut ilmu selain yang termuat dalam al-Qur’an al-Karim?!
Ayat di atas menjelaskan bahwa Dia akan memilih dari sekian hamba-hamba-Nya di muka bumi untuk kemudian dada akan dijadikan sebagai wadah bagi firman-firman-Nya. Sungguh ini merupakan keutamaan yang besar.
Malah ketika kita mau memperhatikan kekhususan yang diberikan kepada umat ini, – di mana dada para ulamanya penuh dengan al-Qur’an- kita semua pasti akan mengetahui berharganya menjadi para penghafal kitab-Nya.

2. Al-Qur’an adalah sumber dan muara semua sistem dan undang-undang umat ini.
Karena al-Qur’an ini adalah undang-undang kita selaku umat Islam, maka kita wajib untuk berhukum dengannya dan menjadikannya sebagai sumber hukum bagi orang lain. Darinya referensi bagi semua persoalan dan tasyri’ (perundang-undangan). Tidak ada persoalan yang kecil ataupun besar sekalipun melainkan dijelaskan secara jelas di dalamnya. Ini sebagaimana firman Allah dalam ayat-Nya:
Artinya: “Tidaklah Kami berlebih-lebihan (dalam menjelaskan) di kitab ini sedikitpun..”

Dan firman-Nya:
Artinya: “Dan tidaklah Tuhanmu lupa.”
Al-Qur’an ini adalah cahaya yang dibawa umat untuk menerangi seluruh manusia agar risalahnya tersampaikan dengan menyeluruh, layaknya sebuah umat yang dilahirkan untuk manusia seluruhnya dan sebagai saksi atas mereka di dunia dan akhirat.

3. Menghafal al-Qur’an adalah fardhu kifayah.
Sebagian ahli ilmu menegaskan bahwa menghafal al-Qur’an itu merupakan kewajiban atas umat ini. Yang apabila telah dilakukan oleh sebagian kaum, maka akan terbebaslah kaum yang lain dari dosanya.
Badruddin Zarkasyi mengatakan: “Sahabat-sahabat kami mengatakan, “Belajar al-Qur’an itu hukumnya fardhu kifayah. Dan kegiatan menghafalkannya adalah wajib atas umat ini.”

4. Menghafal al-Qur’an itu berarti meneladani Rasulullah saw.
Allah telah menjadikan Rasulullah saw, Muhammad sebagai teladan yang baik bagi umat ini. Dan menghafal al-Qur’an itu sendiri adalah bagian dari meneladani sunnah-sunnahnya. Itu dikarenakan Rasulullah selalu menghafalkannya, rajin membacanya dan disimak oleh malaikat Jibril as. Demikian pula, Rasulullah menyimakkannya kepada para sahabatnya dan para sahabatnya menyimakkan kepada beliau.

5. Menghafal al-Qur’an juga sama dengan meneladani para salaf sholeh.
Menghafal al-Qur’an di masa kanak-kanak dan masa muda adalah bagian mencontoh salaf sholeh, menapaki jejak mujahadah (kesungguhan) mereka dan menempuh contoh jalan hidayah Allah. Dahulu, salaf sholeh memulai menghafal al-Qur’an sebelum menghafal ilmu-ilmu lain dan memberikan perhatian lebih kepadanya sebelum kepada disiplin keilmuan lainnya. Tidaklah anda membaca tentang biografi para ulama dahulu melainkan engkau pasti akan membaca di dalamnya bahwa ia, “menghafal al-Qur’an dahulu lalu baru kemudian menuntut ilmu-ilmu keislaman lainnya.”

6. Menghafal al-Qur’an adalah karakteristik umat Rasulullah saw.
Imam Jazari mengatakan: “Dahulu itu, para ulama menukilkan al-Qur’an melalui dada-dada dan hati-hati yang dipenuhi hafalan al-Qur’an. Bukan melalui tulisan mushaf dan kitab-kitab. Inilah karakteristik yang paling mulia yang Allah berikan kepada umat ini.”
Sungguh, aktifitas menghafal al-Quran ini akan senantiasa menjadi syiar bagi umat ini dan menjadi duri di kerongkongan musuh-musuh Islam.

Laura Faghliry, wanita orientalis mengatakan: “Sungguh, hari-hari ini kita tidak bisa membendung terjangan ombak keimanan ribuan umat muslim yang mampu mengulang-ngulan bacaan al-Qur’an dengan hafalan. Di Mesir sendiri jumlah huffazul qur’an (penghafal al-Qur’an) jauh melebihi jumlah kaum Nasrani yang mampu membaca Injil secara hafalan di seluruh Eropa.”
James Minzez, seorang non Islam yang diharamkan mendapatkan cahaya al-Qur’an mengatakan: “Mungkin itulah, al-Qur’an merupakan kitab yang paling banyak dibaca manusia di atas dunia ini. Sungguh, ia adalah bacaan yang paling mudah dihafal manusia.”

7. Menghafal al-Qur’an adalah proyek ibadah yang tidak mengenal bahasa kegagalan.
Takut gagal dan tidak berhasil saat ini sudah menjadi rintangan dan sekat yang menghalangi antara seseorang dan angan-angannya. Dan bisa jadi semua akhir dari semua proyek manusia adalah benturan keras yang terjadi karena sekat kegagalan dan ketidakmampuan untuk melanjutkan sebuah pekerjaan. Akan tetapi proyek menghafal al-Qur’an tidak akan pernah mengenal yang namanya pemikiran tersebut. Ketika seorang pemuda memulai pekerjaan menghafal al-Qur’an ini, kemudian berhenti dan melemah tekadnya sebelumnya selesai menghafal, apakah bisa dikatakan ia telah gagal sesungguhnya, misalnya saja ia telah menghafal beberapa juz?! Tentu saja usahanya tidak sia-sia dalam sekejap. Hanya saja hafalannya itu hilang sejenak. Seluruh waktu yang pernah ia kerahkan untuk membaca dan menghafal yang membuatnya mengorbankan segala kenikmatan dunia tentu saja adalah bagian dari ketaatan kepada Allah swt. Bisa dibayangkan, berapa surat dan berapa ayat yang pernah ia ulang-ulang?! Sementara setiap huruf akan dibalas dengan sepuluh kali lipat oleh Allah swt.

8. Menghafal al-Qur’an itu mendapat garansi kemudahan untuk semua orang.
Banyak orang yang bercita-cita bisa merealisasikan impiannya dan mengukir prestasi yang memuaskan. Namun, seringkali kemampuan akalnya menjadi penghalang untuk menggapai itu semua. Tapi tidak untuk al-Qur’an. Bisa kita saksikan betapa banyak orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik dan lemah dalam hafalan, tapi mampu menghafal al-Qur’an.
Qurthubi mengatakan tentang ayat: “Sungguh telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk diambil pelajaran.”(Qs al-Qomar: 17), yakni, “Kami mudahkan al-Qur’an ini untuk dihafal, dan akan Kami bantu mereka yang mau menghafal. Lalu, adakah orang yang mau menghafal lalu mendapatkan pertolongan-Nya?”

9. Penghafal al-Qur’an adalah keluarga Allah dan orang-orang pilihan-Nya.
Di antara penyempurnaan penghormatan Allah dalam menjaga kitab suci-Nya adalah dengan menjadi dari hamba-hamba-Nya yang hafal al-Qur’an. Sungguh itu merupakan sebuah kehormatan yang tidak ada bandingannya bagi manusia di dunia ini. Di mana dengan sifat itu seorang hamba yang fakir dan lemah menjadi keluarga dan orang-orang pilihan-Nya. Keluarga dan orang-orang pilihan-Nya itu tent lebih patut memperoleh rahmat, pemaafan, cinta dan dekat dengan-Nya tabaroka wata’alaa.
Diriwayatkan oleh Anas bin Malik dari Rasulullah saw ia berkata: “Sesungguhnya Allah memiliki ‘keluarga’ di antara manusia sekalian.” Para sahabat bertanya: “Siapa mereka, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Mereka adalah ahlul qur’an dan orang-orang pilihan-Nya.” (HR. Ibnu Majah)
Silahkan saja setiap manusia bangga dengan predikat yang ia miliki di dunia ini. Entah itu ia ahli harta, ahli seni ataupun ahli olahraga. Silahkan pula sebut nama-nama itu semua pada setiap kamus yang ada dengan sifat dan pujiannya. Apakah ada yang lebih baik dari pada sifat yang dimiliki oleh seseorang yang bergelar ‘keluarga Allah dan hamba pilihan-Nya.’?

10. Menghormati Penghafal al-Qur’an berarti mengagungkan Allah swt.
Dari Abu Musa al-Asya’ri radiyallahu anhu ia berkata: Rasululla saw bersabda: “Di antara bentuk mengagungkan Allah adalah memuliakan orang tua yang muslim, memuliakan penghafal al-Qur’an yang taat dan menghormati setiap pemimpin yang adil.” (HR. Abu Daud). Inilah dalil tentang ketinggian kedudukannya dan kebesaran perannya.

11.Akan ditempatkan bersama duta-duta yang mulia lagi berbakti (para malaikat).
Dari Aisyah radiyallahu anha bahwa nabi shallahu alaihi wasallam bersabda: “Perumpamaan orang yang membaca al-Qur’an sementara ia hafal akan ditempatkan bersama para duta-duta Allah yang mulia lagi berbakti. Dan perumpamaan orang yang membacanya dalam keadaan berat namun ia tetap berusaha, maka baginya dua pahala.”(HR. Bukhari).
Sudah tidak bisa pungkiri saat ini manusia begitu berbangga diri ketika menyandarkan diri kepada salah seorang pembesar atau seorang tokoh agama yang penuh dengan ketenaran. Bisa jadi itu pada bidang olahraga ataupun sia-sia yang penuh kebatilan. Sungguh itu merupakan kecelakaan besar karena keteledoran diri. Namun demikian indah bagi para penghafal al-Qur’an ketika mereka memilih bersama para duta-duta Allah yang suci (malaikat).

12. Akan memperoleh syafaat di hari kiamat.

13. Penghafal al-Qur’an orang yang seharusnya diirii (dalam arti yang positif)
Dalam hidup ini Allah telah melebihkan derajat satu golongan dengan golongan yang lainnya.
Artinya: “Dan telah Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lainnya. Dan negeri akhirat lebih besar derajatnya dan lebih banyak keutamaannya.”(Qs al-Isra: 21)
Dari Ibnu Umar radiyallahu anhuma Rasulullah saw bersabda: “Tidak boleh merasa hasud melainkan pada dua golongan: “Seseorang yang Allah berikan kepadanya al-Qur’an, lalu ia membacanya siang dan malam. Dan seseorang yang Allah karuniakan hartan kekayaan lalu ia menginfakkan hartanya itu siang dan malam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

14. Para penghafal al-Qur’an akan berada di surga yang paling tinggi.
Rasulullah bersabda: “Akan dihadirkan penghafal al-Qur’an pada hari kiamat, lalu dikatakan kepadanya: “Wahai Robb, berikanlah ia hiasan.” Maka iapun dikalungkan mahkota kemuliaan.” Lalu dikatakan lagi, “Ya Robb, tambahkanlah ia.” Maka ditambahkan mahkota kemuliaan kepadanya. Kemudian dikatakan lagi kepadanya: “Ya Robb, ridhoilah ia.” Akhirnya dikatakan kepadanya, “Bacalah dan naiklah. Sesungguhnya bagimu setiap ayat adalah satu kebaikan.” (HR. Tirmizi, Hakim dan hadits ini dihasankan statusnya oleh syekh Albani).

15. Menghafal al-Qur’an di antara sebab-sebab terbebasnya seseorang dari siksa neraka.
Rasulullah saw bersabda: “Seandainya al-Qur’an ini diletakkan di hati seorang mukmin, kemudian dilemparkan ke dalam neraka, niscaya tidak akan terbakar hatinya.”(HR. Ahmad)

16. Bank Kebaikan.
Sabda nabi Saw: “Barangsiapa yang membaca satu ayat dalam al-Qur’an maka baginya satu kebaikan. Dan setiap kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf. Tapi alif satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf.”(HR. Tirmizi, ia mengatakan hadits ini hasan shahih).

Semoga Allah memudahkan kita untuk menjadi hamba-hamba-Nya yang hafal dan memahami al-Qur’an serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, Amiin Ya Robbal a’lamin.

Wallahu a’lam bish-showab.

(Hidayatullah, Lc al-Hafizh)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "16 ALASAN MENGAPA KITA HARUS MENGHAFAL ALQURAN"

Post a Comment