Abu Hanifah (ابو ØنيÙÙ‡) lahir pada 80 H atau tahun 699 Masehi. Di sebuah kecil bernama Anbar di Kufah, Irak. Kala dia lahir, Abdul Malik bin Marwan bertindak sebagai Khalifah. Hanafi keturunan keturunan Persia.
Imam Hanafi terkenal sangat dermawan. Dia sering memberikan bantuan kepada siapapun yang membutuhkan. Karena ilmunya yang tinggi, di Baghdad, majelis ilmu Hanafi paling ramai dihadiri banyak kaum muslimin. Hanafi cenderung menghabiskan waktunya di masjid, sembari memberikan ilmu pengetahuannya kepada banyak orang.
Suatu ketika, beberapa orang yang masih meragukan akhirat, mendatangi majelis ilmu-nya. Beberapa orang mengajukan pertanyaan kepada Imam Hanafi. Malah pertanyaan itu ditujukan untuk menantang berdebat.
Kaum tak percaya pada akhirat itu, melontarkan pertanyaan kepada Imam Hanafi.
"Iblis diciptakan dari api, jadi bagaimana mungkin disiksa dengan api (neraka). Tentu tidak akan merasakan sakitnya," kata mereka.
Mendengar pertanyaan itu, Imam Hanafi dengan tenang memberikan jawaban matang.
"Saya akan menjawab. Tapi jawaban ini harus dilalui dengan praktek," tandas Imam Hanafi.
Kemudian mereka diajak keluar masjid. Tangan Imam Hanafi mengambil sebuah batubata yang terbuat dari tanah.
Tanpa aba-aba, Imam Hanafi memukulkan batubata itu kepada salah seorang dari kaum atheis yang bertanya tadi. Imam Hanafi memilih orang yang tertua diantara mereka. Batubata itu pun dipukulkan ke kepala si atheis tadi, sampai terhuyung dan sedikit mengeluarkan darah dari hidungnya.
Melihat kejadian itu, kaum atheis itu sempat marah besar dan ingin mengeroyok Imam Hanafi. Namun dengan tenang, sang Imam member penjelasan.
"Engkau berasal dari tanah dan barusan engkau dipukul dengan benda yang berasal dari tanah. Ternyata engkau kesakitan dan memberikan darah. Begitu juga iblis. Akan disiksa dengan api (neraka), dimana caranya hanya Allah saja yang mengetahuinya," tandas Imam Hanafi.
Para atheis itu pun terdiam. Mereka takjub mendengarkan penjelasan Imam Hanafi.
0 Response to "Taktik Imam Hanafi Menghadapi Kaum Atheis"
Post a Comment