Sebelumnya, Raja ini didatangi oleh para ahli nujum (peramal) dan orang-orang cendekia saat itu. Mereka mengatakan kepadanya, “pada malam ini dan ini, akan dilahirkan seorang bayi yang nantinya akan menghinakan dan menghancurkan kerajaanmu.”
Maka Raja itu bersumpah, “Demi Allah, tak ada seorang bayi pun yang lahir pada malam itu kecuali akan aku bunuh.” (Maka mereka membunuh semua bayi yang lahir) kecuali Danial; mereka membawa dan membuangnya ke hutan yang terdapat singa di dalamnya. Maka (ada) singa jantan dan singa betina (yang mendekatinya, dan keduanya hanya) menjilati Danial dan tidak menyakitinya.
Lalu datanglah ibu Danial, dan dia mendapatkan dua singa itu sedang menjilatinya, lalu Allah pun menyelamatkannya. Para cendekiawan daerah itu berkata, “Maka Danial mengukir pada batu cincinnya gambar dirinya beserta dua singa itu yang sedang menjilatinya, agar dia tidak lupa akan nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya itu.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ad-Dunya dengan sanad hasan).
Dalam redaksi riwayat lain (disebutkan):
Jauh setelah Nabi Musa meninggal dunia, ada seorang nabi pada masa Bani Israil yang dipanggil Danial ‘alaihissalam. Dia didustakan oleh kaumnya, bahkan akhirnya dia diciduk oleh raja (yang berkuasa saat itu) dan dilemparkan ke hadapan beberapa ekor singa yang sengaja dibuat lapar di dalam sebuah sumur.
Tatkala Allah ta’ala melihat bagusnya tawakalnya dan kesabarannya demi menuntut sesuatu yang ada di sisiNya, maka Allah mencegah mulut-mulut singa itu untuk memangsanya bahkan sampai Danial berdiri dengan kedua kakinya di atas kepala singa-singa yang sudah tunduk dan tidak lagi membahayakan itu. Kemudian Allah ta’ala mengirim Irmiya dari Syam sehingga Danial dapat terbebas dari kesulitan ini dan menumpas orang yang ingin membinasakan Danial.
Dari Abdullah bin Abi al-Hudail, dia berkata, “Nebukadnezar telah melatih dua singa untuk berburu dan meletakkannya di dalam sebuah sumur. Kemudian dia menggiring Danial dan melemparkannya pada binatang tersebut. Tetapi kedua singa itu tidak menerkamnya. Maka Danial tinggal di dalam sumur dalam jangka waktu yang dikehendaki Allah. Lalu dia ingin makan clan minum sebagaimana manusia lainnya. Maka Allah ta’ala memerintahkan melalui wahyu kepada Irmiya[3] yang saat itu berada di Syam, untuk menyediakan makanan dan minuman untuk Danial. Maka dia berkata, ‘Ya Rabbi, aku sekarang berada di tanah suci (Baitul Maqdis), sementara Danial berada di kota Babilonia di tanah Irak.’ Lalu Allah mewahyukan lagi kepadanya, ‘Siapkanlah apa yang telah Aku perintahkan kepadamu; karena Aku akan kirim utusan yang akan membawamu ke sana beserta apa yang kau persiapkan.’ Akhirnya Yeremia pun melaksanakan perintah tersebut dan Allah mengirim utusan yang membawanya serta makanan yang dipersiapkannya, hingga dia sampai di depan mulut sumur tersebut. Lalu Danial berkata, ‘Siapa ini?’
Yeremia menjawab, ‘Aku Irmiya.’
Danial berkata, ‘Kenapa kau datang kemari?’
Irmiya menjawab, ‘Aku diutus oleh Tuhanmu untuk menemuimu.’
Danial berkata, “Apakah Dia menyebut namaku?” Irmiya menjawab, ‘Ya.’
Danial berkata, ‘Segala puji bagi Allah yang tidak melupakan orang yang mengingatNya. Segala puji bagi Allah yang tidak pernah mengecewakan orang yang berharap kepadaNya. Segala puji bagi Allah yang barangsiapa bertawakal kepadaNya, niscaya Dia akan memberi kecukupan kepadanya. Segala puji bagi Allah yang barangsiapa menaruh kepercayaan penuh kepadaNya, niscaya tidak akan Dia pasrahkan urusannya pada yang lain. Segala puji bagi Allah yang telah membalas kebaikan dengan kebaikan dan membalas keburukan dengan ampunan. Segala puji bagi Allah yang telah membalas kesabaran dengan keselamatan. Segala puji bagi Allah yang telah menyingkap kesulitan kita setelah ditimpa musibah. Segala puji bagi Allah, Dia-lah yang kami percayai, ketika kami berprasangka buruk atas amalan-amalan kami. Segala puji bagi Allah, Dia-lah harapan kami, ketika semua cara tertutup di hadapan kami.”
Foot Note:
[1] Nebukadnezar (604-561 SM), Raja Babilonia, dia menyerang Mesir, menaklukkan kota Yerussalem (al-Quds), dan membakarnya, serta menampung keluarga Judas di Babilonia (al-Munjid).
[2] Nabi Danial adalah pemilik Kitab Danial, yaitu salah satu kitab Perjanjian Lama. Dia seorang pahlawan kenabian Danial. Catatan Nasrani Wasik menempatkannya sebagai salah seorang dari empat nabi besar. Lihat al-Munjid dan al-Bidayah wa an-Nihayah, 2/36-38. Para sahabat telah menemukan kuburannya dan hal-hal yang berkaitan dengannya pada saat pembebasan negeri-negeri di masa Umar bin al-Khaththab
[3] Irmiya (Yeremia) adalah salah seorang dari empat pembesar Nabi-nabi Bani Israil. Dia mendapatkan kenabian sebelum punahnya kerajaan Judas dan banyak mendapat tekanan dari pihak kerajaan.
Sumber: Kisah-Kisah Nyata, IBrahim bin Abdullah al-Hazimi, Pustaka Darul Haq
Artikel: www.kisahislam.net
0 Response to " Kisah Nabi Danial ‘Alaihissalam : Buah Dari Ketakwaan"
Post a Comment