Pada tahun 1982, Jim Trelease menerbitkan sebuah buku berjudul The Read-Aloud Handbook yang memuat hasil penelitian pakar psikologi anak dari Amerika Serikat. Dari hasil penelitiannya, Jim Trelease mendapati bahwa anak sejak usia 4 bulan bila “dibiasakan membaca”, maka pada usia 9 bulan sudah mampu memilih bahan bacaan yang ia senangi. Sedangkan ketika memasuki usia 5 tahun, “Anak sudah dapat mengajari dirinya sendiri untuk membaca,” lanjut Trelease.
Sebuah kisah dari Neno Warisman dan putranya, bisa menggambarkan hasil penelitian Jim Trelease. Suatu hari sang buah hati menangis tak henti-henti. Lama sekali tangisannya. Sehingga akhirnya dia lepas dari pelukan dan merangkak. Ternyata ia sedang menuju tempat buku, dimana Neno biasa meletakkan Al-Qur’an. Neno terharu. Ia ingat hari itu ia belum membaca Al-Qur’an. Begitu ia membaca, tangis sang buah hati reda dan digantian dengan wajah yang cerah.
Membudayakan Membaca pada Bayi
Membudayakan membaca pada bayi, tentu saja berbeda dengan anak usia 2 dua tahun apalagi 6 tahun. Membudayakan membaca pada bayi, bukan agar anak memahami isi bacaan. Tapi lebih sebagai rangsangan perkembangan psikis bagi anak. Membaca mampu memberikan rangsangan yang kompleks terhadap aspek-aspek psikis anak.
“Peluklah anak Anda!” Langkah pertama membudayakan membaca pada bayi adalah dengan memberikan kehangatan fisik dan emosional kepada bayi, pelukan lembut misalnya. Kehangatan fisik dan emosional ini sangat menentukan keberhasilan upaya kita dalam membudayakan membaca kepada Si Kecil.
Setelah kehangatan fisik dan emosional terpenuhi, sekarang Anda bisa memberikan bahan bacaan yang baik bagi Si Bayi. Orang tua sebaiknya memilihkan buku bergambar dengan sedikit kata, seperti WPB atau wordless picture book, yang bersampul keras dan menggunakan kertas dalam yang keras (hard-paper). Buku-buku dengan ukuran sekitar 10 x 15 cm sampai dengan 15 x 22,5 cm merupakan pilihan yang tepat. Anak seusia ini bisa dipilihkan WPB yang setebal 8-12 halaman.
Bacakanlah cerita yang ada dalam WPB kepada si kecil. Membacakan cerita pada bayi sekaligus merupakan rangsangan kognisi, komunikasi, sosial dan afeksi. Ini penting bagi perkembangan anak.
Anak pada usia ini merupakan pembaca pasif, meskipun tak sepenuhnya. Anda lah yang harus aktif. Anak membutuhkan komunikasi yang baik dengan orang tua. Jalinan komunikasi verbal, non-verbal dan tatapan mata antara ibu dan anak sangat penting bagi anak.
Aktivitas membaca antara Anda dan bayi memang sepenuhnya merupakan kegiatan bermain dengan nuansa kasih sayang. Aktivitas lain dalam membudayakan membaca yang diperlukan oleh anak adalah keikutsertaan anak dalam memegang buku bacaan, melihat-lihat gambar buku dan melihat wajah ibunya.
Sekali waktu, biarkan bayi anda “membaca sendiri” buku-buku bacaannya. Letakkan buku-buku bacaannya dalam jangkauan si bayi. Biarkanlah, agar ia bisa meraih buku itu sendiri, “memilih”, memukul-mukulkan ke lantai, membuka-buka ataupun menggigitnya. Semua ini merupakan bagian penting dalam aktivitas pra-membaca pada bayi usia 4 bulan. Memukul-mukulkan ke lantai adalah “gaya khas bayi” dalam membaca.
Nah, tunggu apa lagi? Peluklah anak anda dan mulailah membaca bersamanya. :)
*Diolah dari Salahnya Kodok oleh Ustadz Mohammad Fauzil Adhim.
http://antiliberalnews.com/2013/10/28/bayi-anda-pun-bisa-membaca/
0 Response to "Bayi Anda pun Bisa Membaca"
Post a Comment