Nur Mahmudi menceritakan, ia berangkat dari rumahnya sekitar pukul 06.30 WIB menuju Pemkot Depok dengan menggunakan angkutan umum. Hal itu sengaja dilakukan untuk menerapkan program ‘Satu Hari Tanpa Kendaraan’. “Saya naiknya dari Kelapa Dua, dan milih angkot yang pakai baju seragam resmi,” terang Nur Mahmudi, saat dihubungi, Selasa (12/9/2012).
Sekitar pukul 08.00 WIB, Nur Mahmudi lantas berjalan kaki menuju Stasiun Depok Baru. Berdasarkan petunjuk dari pegawai stasiun, Nur Mahmudi pun memilih naik kereta ‘balik’. Kereta ini biasanya melaju dari Jakarta menuju Depok dan kembali lagi ke Jakarta. “Saya ikut dulu ke Depok Lama, baru kembali ke Jakarta dan bisa dapat duduk,” jelas politisi PKS ini.
Kemudian ia memilih turun di Stasiun Juanda dan naik bajaj menuju Kemenkeu. Hanya saja, bajaj yang ditumpanginya, tidak diperbolehkan masuk hingga lingkungan Kemenkeu. “Bayarnya tadi berapa yah? Nggak tahu saya, soalnya sama teman-teman,” elak Nur Mahmudi saat ditanya ongkos yang harus dibayarkan ke pengemudi bajaj.
Usai mengikuti acara tersebut, ia pun kembali ke Depok menggunakan angkutan yang sama. Hanya saja kali ini ia memilih naik kereta api dari Stasiun Gondangdia.
Dalam perjalanan kali ini, Nur Mahmudi mengaku menyempatkan diri berbincang dengan beberapa warganya. Terutama menanyakan apakah warganya mengetahui lingkungan sekitar, terkait teroris yang marak.
Nur Mahmudi menemukan fakta menarik. Ada warganya yang bahkan tidak mengetahui siapa RT dan RW lingkungannya. “Saya imbau supaya kita bisa kenali semuanya, mulai dari RT hingga presiden,” tutupnya. (mok/fiq/deticom)
tepu aje
ReplyDelete