SETELAH keruntuhan Daulah İslam di Andalusia pada tahun 1031,berganti pulalah kehidupan damai bangsa Yahudi di bawah pemerintahan kerajaan İslam menjadi ladang pembantaian oleh Bangsa Eropa yang mengangggap mereka sebagai sampah yang perlu dibersihkan. Hingga mencapai puncaknya pembersihan etnis besar besaran pada tahun 1066 di Toledo. Hal ini lah yang membuat bangsa Yahudi bermigrasi dari satu tempat ke tempat lainnya untuk menghidari pembersihan etnis mereka.
Daulah Usmaniyah sejak didirikan pada tahun 1301 oleh Osman Gazi selalu menjunjung tinggi rasa toleransi antar agama dan bangsa. Hingga pada saat Sulaiman yang Agung berkuasa (1520-1566),Beliau mendapatkan hadiah budak perempuan yahudi dari Rusia, dan kemudian diperistri oleh beliau.
Pada tahun 1648 ketika masa kepemimpinan sultan Muhammad ke-4, seorang Yahudi kelahiran İzmir,Turki bernama Sabetay Sewi mengeluakan sebuah gagasan “kembali ke tanah yang dijanjikan”. Dan dia juga mengaku bahwasannya dia adalah Sang Masih yang di tunggu dan akan memimpin Umat Yahudi kembali ke Qudus untuk mendirikan sebuah negara Yahudi. Dengan cepat gagasan ini menjadi sebuah ideologi yang dengan cepatnya menyesaki kepala bangsa Yahudi di seluruh dunia dan terlebih Yahudi eropa yang telah lama mendambakan hidup tenang dari ancaman keganasan Bangsa Eropa. Tak pelak gagasan Sabetay inilah adalah sebuah benih bermulanya gerakan zionis yang meresahkan perdamaian dunia hingga saat ini.
Mungkin dalam tulisan ini saya tidak membahas terlalu dalam tentang sabetay dan kehidupannya. Namun saya akan coba membicarakan usaha gerakan zionis yang merupakan perwujudan ideologinya untuk mendapatkan izin kembali dan tinggal di Palestina dari Halifah Abdulhamid II.
Sultan Abdulhamid adalah sultan ke-34 dari kesultanan Usmaniyah yang bertahta pada usia 34 tahun,beliau merupakan salah satu sultan usmaniyah yang terbesar dan terbaik selain Sultan Muhammad II, Sultan Yawuz Salim dan Sultan Sulaiman Yang Agung. Seorang alim yang menguasai bahas Arab dan Persia dengan sangat baik,kritis dan cerdas dalam membaca siasat barat untuk meruntuhkan umat İslam dan negaranya.
Pada tahun 1897, setahun sebelum kongres internasional zionis pertama di Brussel, Theodore Herzl mengarang sebuah buku berjudul “Der Judenstaat” yang berarti negara orang orang Yahudi. Dalam kampanyenya dihadapan 20 ribu Yahudi Safarad, yang merupakan Yahudi imigran dari spanyol, Herzl kembali menyegarkan idelogi Sabetay untuk kembali ke tanah yang dijanjikan dan mendirikan sebuah negara Yahudi di Palestina.
Namun dia sadar, bahwa tanah palestina adalah bagian dari kesultanan Usmaniyah dibawah kepemimpinan Halifah Abdulhamid II, maka dalam rentang waktu 6 tahun dari tahun 1896-1902 di berusaha menemui beliau untuk berbicara berdua menyampaikan keinginan Bangsa Yahudi.
Menyadari sulitnya bertemu dengan Sultan, pada tanggal 23 maret 1897 meminta Kont Newlinski, seorang agen dari Polandia dan sekaligus teman dekat Sultan Abdulhamid 2, untuk menyampaikan permintaannya kepada Halifah.
Dalam pertemuannya dengan Sultan Newlinski berkata kepada Sultan. “Keadaan ekonomi negara kita sangat memperihatinkan,jika tanpa ada bantuan finansial mustahil keadaan ini bisa membaik. Di belahan bumi lainya ada sekumpulan Zionis-Yahudi dibawah Teodore Herzl menjanjikan bantuan berupa 5 juta emas untuk anda dan 20 juta poundterling untuk melunasi semua hutang-hutang negara Anda, dan mereka berjaji untuk membatu mengembalikan reputasi negara anda yang sempat lemah di eropa. Mereka Hanya ingin satu permintaan dari anda,yaitu izin agar mereka boleh kembali ke Qudus. Dan jika anda mengizinkan maka mereka berjanji akan memberikan 800 ribu emas tiap tahunnya kepada yang Mulia dan 2 juta poundterling untuk negara Anda.”
Pada tahun 1881 badang keuangan Daulah Usmaniyah menyatakan ketidak mampuan untuk membayah utangnya, hal ini mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Herzl untuk merongrong keimanan umat İslam.
Sultan Abdulhamid II mampu membaca gelagat buruk didepannya.Dengan segera menjawab perkataan Newlinski.” Sahabatku, katakan ini kepada Hertz agar dia tidak melangkah lebih jauh dalam masalah ini. Karena sejengkalpun tanah ini aku tidak bisa memberikan. Karena itu bukan milik saya, melaikan milik ummat. Untuk mendapatkan tanah itu para pendahulu kami bersimbah darah mengorbankan jiwanya. Dan jika tanah itu akan berpisah dengan kami, maka kamipun harus melepasnya dengan aliran darah dan jiwa kami. Sedikitpun saya tidak bisa memberikannya. Kerjaan ku ketika hancur nanti maka kalian bisa mengambilnya tanpa biaya, namun selama saya masih bernyawa selama itu pıla keputusanku tidak akan berubah.”
Setelah gagal dalam usahanya yang pertama, Hertz berusaha mendekati Kaisar Jerman Wilhem II yang akan mengadakan kunjungan ke İstanbul untuk mengutarakan niatannya. Namun sayang karena ketatnya penjagaan istana maka Hertzl tidak mampu mendekati Kaisar Wilhem.
Pada tanggal 13 agustus 1899 sebagai usahanya yang ke-3,Hertzl memberanikan diri mengirim telegram kepada Sultan. Dalam telegram tersebuat Hertzl berusaha menyakinkan sultan bahwa maksud keinginan Yahudi Hanya untuk tinggal di Qudus.S ultan yang dalam sejarah Turki merupakan pendiri pertama badan İntelejen negara telah mengetahui maksud dan tujuan Yahudi yang sebenarnya secara tegas menolak permintan tersebut.
Tetapi berkat kegigihannya melobi para pembesar negara pada tahun 1901 ia berhasil menemui sultan dan bertatap muka selama dua jam di Yıldız Sarayı ( İstana Yıldız). Dalam pertemuan itu Hertzl menyatakan keinginan Kaun Yahudi Hanya hidup normal bertani di Qudus dan dia kembali menjanjikan imimg iming yang pernah ia sampaikan melalui Newlinsky kepada Sultan Abdulhamid.
Selama pertemuan itu sultan Abdulhamid II lebih banyak mendengar dari pada meladeni Hertzl.Dan sekali lagi Sultan menunjukan kecerdasan dan ketegasannya dalm menolak permintaan kaum Zionis-yahudi. Setelah pertemua itu Sultan berkata “Kepala para zionis itu tidak mampu meyakinkan saya.Dia lupa bahwa akal saja tidak mampu memecahkan semua permasalahan bangsanya. Dia mengatakan. Dia mengatakan bahwa banga Yahahudi hanya ingin kembali ke tanah suci untuk ahidup normal bertani. Tapi aku yakin bahwa keinginan mereka bukan hanya itu. Mereka akan membentuk pemerintahan sendiri,mengirimkan wakilnya dan banyak lagi keinginan mereka. Saya mengerti keinginan sebenarnya mereka. Mereka mengira bahwa aku akan menerima semua tawaran mereka.Dan jika mereka mengobarkan permusuhan dengan ku akan masalah ini,akupun akan mengobarkannya.”
Seakan akan putus asa Hertzl berkata kepada kongres Zionis .”Harapan ku untuk mewujudkan angan Bangsa Yahudi kembali ke tanah yang dijanjikan telah hilang.Bangsa Yahudi Tak akan bisa memasuki tanah itu. Selama Sultan Abdulhamid masih bertahta maka keadaan tidak akan pernah berubah. Jika kita tetap ingin impian kita terwujud maka Abdulhamid harus kita lengserkan dari tahta dan kita gantikan dengan yang lebih berpihak kepada kita”.
Mulailah agen agen Zionis-Yahudi menyusupi partai partai dan gerakan nasionalime Turki. Hingga akhirnya melauli partai “ittihad ve terakki” yang juga bertujuan ingin mengguling Usmaniyah berhasil meloloskan Emanuel Carasso seorang Yahudi Masonic asal Kosova menjadi Anggota parlemen kerajaan.hingga mencapai puncaknya pada kudeta yang dilancarkan oleh Partai İttihad dan Terakki pada tanggal 31 Maret 1908 yang berhasil menggulingkan Sultan Abdulhamid II dari tahta dan mengasingkan beliau ke Selanik.
Tercapailah keinginan Zionis-Yahudi untuk menyingkirkan Palang pintu terakhir sebelum menuju ke Qudus. Setelah perang dunia I,Sebagai pihak yang kalah, Usmani harus rela mengakhiri sejarah kerejaannya dan merelakan tanah kekuasaan mereka dibagi-bagi menjadi negara kecil oleh barat. Dan palestina menjadi daerah mandat yang diserahkan PPB kepada İnggris.Dan mulailah migrasi besar besar Bangsa Yahudi ke Tanah yang dijanjikan,Palestina.
Telah wafatlah seorang halifah islam yang gagah berani melindungi harkat dan martabat umat islam. Walaupun dalam keadaan negara yang carut marut. Sultan Abdulhamid II meningggal pada tangga 10 Pebruari 1918 pada usia 75 tahun. Semoga Allah merahmati Beliau. [islampos]
0 Response to "Detik-Detik Pendirian Negara Israel & Sultan Abdulhamid II"
Post a Comment