"Pada pukul 11.49 WIB, matahari tepat diatas kepala kita. Kalau kita berdiri vertikal bayangan kita akan hilang," terang AR Sugeng yang juga pengajar mata pelajaran Fisika di Ponpes Assalam ini.
"Kenapa hari ini istimewa? Karena hari ini adalah saat transit utama (matahari)," tambahnya.
Transit utama menjadi istimewa bagi umat Islam, karena Hari Tanpa Bayangan atau ketika matahari tepat diatas kita adalah parameter untuk penentuan awal waktu Dhuhur (sholat) yang paling tepat. Penentuan awal Dhuhur adalah pondasi atau dasar untuk menentukan waktu sholat yang lain seperti Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh. Karena seluruh waktu Sholat pondasi penentuannya adalah waktu Dhuhur.
Penentuan tanggal 1 Maret sebagai Hari Tanpa Bayangan menurut AR Sugeng menggunakan ilmu hisab dan kontemporer yang bisa dipelajari siapapun. Hari Tanpa Bayangan ini juga akan terjadi terus menerus setiap tahunnya.
Fenomena Hari Tanpa Bayangan terjadi dua kali dalam kurun waktu satu tahun. Untuk kota Solo, Hari Tanpa Bayangan akan jatuh setiap tanggal 1 Maret dan 13 Oktober. Untuk tanggal 1 Maret Hari Tanpa Bayangan jatuh pada pukul 11.49 WIB, dan untuk 13 Oktober jatuh pada 11.21 WIB. Sementara untuk kota lain fenomena Hari Tanpa Bayangan juga akan terus berlangsung dengan catatan matahari masih terus bersinar.
Di Ponpes Assalam, pembuktian Hari Tanpa Bayangan siang ini dilakukan dengan menggunakan Jam Matahari (sundial) sebesar dan setinggi gedung 6 lantai. Ponpes Assalam memang mempunyai peralatan cukup komplit untuk kegiatan astronomi dan observasi benda-benda langit. Berbagai teleskop seperti teleskop matahari dan bulan juga dimiliki Ponpes Assalam yang saat ini telah membentuk CASA (Club Santri Assalam) dengan pembimbing Ustadz AR Sugeng.
0 Response to "Hari Ini Adalah Hari Tanpa Bayangan di Solo"
Post a Comment