Barack Obama—sang presiden—sampai menitikkan air mata menahan kesedihan dan kepedihan membayangkan puluhan bocah itu dibunuh tanpa ampun. Bahkan di belahan dunia lainpun orang-orang menyatakan kepiliuannya atas tragedi yang menimpa bocah-bocah manis itu.
Perdana Menteri Australia Julia Gilard sesunggukkan ketika memberi pernyataan atas insiden tersebut. Benjamin Netanyahu—betul, Perdana Menteri Israel itu!—menyatakan duka cita mendalam dengan kata-kata “Atas nama rakyat Israel, saya ingin menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga yang telah kehilangan anak terkasihnya.”
Di belahan dunia lain, di Palestina, ribuan anak yang dibantai oleh Israel tak pernah jadi tragedi apapun oleh dunia. Kematian anak-anak Palestina yang dibantai oleh Zionis Israel setiap tahun adalah hal yang biasa atas nama membela diri. Dari mulai bayi sampai remaja, tak pandang siapa.
Setiap kali Israel melakukan serangan ke Gaza, korban utama adalah anak-anak yang tak berdosa. Ada yang mengatakan bahwa membunuh anak-anak itu adalah kebijakan Zionis Israel untuk memutus rantai keturunan orang Palestina. Toh, tak ada yang mampu menghentikan Israel.
Walaupun kekejaman Israel itu melebihi takaran akal manusia, reaksi para pemimpin dunia tidak sehebat reaksi ketika 26 anak Amerika dibantai oleh Adam Lanza.
Untuk anak-anak Palestina, taka da pemimpin terkemuka dunia yang menangis. Dan indikasi itu sudah cukup kuat untuk Israel untuk terus membantai bocah Palestina. Karena tak ada yang peduli kepada kematian mereka sebagaimana orang peduli kepada kematian anak-anak Amerika. [islampos]
0 Response to "Beda Nasib Anak Palestina & Anak Amerika"
Post a Comment