Bulan sabit dan bintang hampir selalu diasosiasikan dengan agama Islam
atau muslim. Tak salah, memang, jika masyarakat muslim dikaitkan dengan
simbol tersebut. Orang bisa dengan menunjuk buktinya: tak kurang dari
sepuluh negara muslim – mayoritas penduduknya mengaku beragama Islam –
memasang simbol bulan sabit dan bintang, bulan sabit dan lambang lain,
atau bintang saja sebagai lambang negara atau bendera. Shahihkah
pernyataan bahwa bintang dan bulan sabit adalah lambang Islam?
Di kalangan masyarakat muslim, bulan sabit dan bintang digunakan dengan intensitas yang sangat tinggi. Sekilas orang akan menyangka bahwa peran simbol bulan sabit dan bintang di agama Islam sama penting dengan lambang salib di agama Nasrani. Bahkan ada penulis Amerika beragama Kristen yang menulis buku berjudul (dalam terjemahan Indonesia) Salib dan Bulan Sabit. Nampaknya orang di luar Islam pun menangkap betapa pentingnya lambang bulan sabit dan bintang di alam pikiran masyarakat muslim
Ada lagi partai-partai politik 'berhaluan Islam' yang menggunakan lambang bintang yang dikombinasikan dengan lambang lain, misalnya Partai Nahdlatul Ummat dan Partai Kebangkitan Ummat. Partai-partai itu merupakan tempat bernaung warga Nahdlatul Ulama (NU). Oleh karena itu, yang digunakan pada dasarnya adalah lambang NU juga: jagat lintang sanga (bumi dan sembilan bintang).
αρτεμισ / Diana
Di kalangan masyarakat muslim, bulan sabit dan bintang digunakan dengan intensitas yang sangat tinggi. Sekilas orang akan menyangka bahwa peran simbol bulan sabit dan bintang di agama Islam sama penting dengan lambang salib di agama Nasrani. Bahkan ada penulis Amerika beragama Kristen yang menulis buku berjudul (dalam terjemahan Indonesia) Salib dan Bulan Sabit. Nampaknya orang di luar Islam pun menangkap betapa pentingnya lambang bulan sabit dan bintang di alam pikiran masyarakat muslim
.
Negara-negara muslim yang
menggunakan lambang bulan sabit dan bintang (atau bulan sabit saja)
antara lain Turki, Komoro, Tunisia, Aljazair, Mauritania, Maladewa,
Pakistan, Malaysia, Turkmenistan, Uzbekistan. Sesuai dengan definisi di
atas, yang disebutkan di atas adalah negara-negara yang mayoritas
penduduknya mengaku beragama Islam. Dengan definisi ini, saya tidak
memasukkan Singapura karena masyarakat muslim hanyalah minoritas di
negara tersebut (±14%).
Di Indonesia penggunaan lambang
bintang dan bulan sabit berserakan di setiap sudut permukiman. Yang
dimaksud adalah lambang bulan sabit dan bintang yang terpasang di atas
kubah 'bawang' aluminium. Kubah 'bawang' telah menjadi salah satu mata
pencaharian sangat besar perajin aluminium. Saat ini kebanyakan orang
Indonesia merasa kurang afdhal jika tidak terpasang kubah 'bawang' di
atap masjid. Tentu saja, di atasnya terlihat mencuat lambang bulan sabit
dan bintang. Kadang-kadang terpasang juga sebentuk lafazh nama اﷲ
'Allah'.
Kelompok lain di masyarakat
muslim yang gemar menggunakan lambang bulan sabit dan bintang (atau
tanpa bintang) adalah partai politik 'berhaluan Islam'. Yang paling
awal adalah Partai Sarekat Islam Islam Indonesia dan Madjlis Sjura'
Muslim Indonesia (Masjumi) di Pemilu 1955. Menyusul setelah itu
Muslimin Indonesia, Partai Bulan Bintang, Partai Sarekat Islam 1905,
Partai Sarekat Islam, Partai Keadilan (dan penerusnya, Partai Keadilan
Sejahtera). Partai-partai tersebut adalah yang menggunakan lambang
bulan sabit dan bintang atau bulan sabit tanpa bintang.
Ada lagi partai-partai politik 'berhaluan Islam' yang menggunakan lambang bintang yang dikombinasikan dengan lambang lain, misalnya Partai Nahdlatul Ummat dan Partai Kebangkitan Ummat. Partai-partai itu merupakan tempat bernaung warga Nahdlatul Ulama (NU). Oleh karena itu, yang digunakan pada dasarnya adalah lambang NU juga: jagat lintang sanga (bumi dan sembilan bintang).
Yang agak jarang tersorot adalah
lambang organisasi lokal. Di antaranya bendera GAM (Gerakan Aceh
Merdeka). Bendera GAM adalah bendera berwarna dasar merah dengan dua
strip hitam/putih horisontal. Di antara kedua strip tersebut ada
lambang bulan sabit dan bintang. Di kalangan masyarakat muslim Aceh
yang terkenal religius, tentunya pencantuman lambang ini berkesan
sangat dalam. Hal ini berlaku bila lambang bulan sabit dan bintang
benar-benar dikaitkan dengan agama Islam. Lambang yang mirip digunakan
juga oleh gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia.
Setelah dipaparkan peran lambang
'Bulan Sabit dan Bintang', terlihat jelas bahwa begitu besar peran
lambang tersebut di masyarakat muslim. Tak salah rasanya bila
orang-orang menganggap bahwa Bulan Sabit dan Bintang adalah lambang
masyarakat muslim, bahkan ada yang menganggapnya lambang agama Islam.
Anggapan ini merata luas di masyarakat muslim dan non-muslim. Contoh
konkretnya, lambang 'Bulan Sabit dan Bintang' setelah judul utama di
atas didapatkan dari font Wingdings di Microsoft Windows™. Kode Unicode
U+262A. Lambang tersebut ditempatkan setelah deretan Salib dan Bintang
David (Yahudi) dan sebelum lambang Yin-Yang, Om (Hindu) dan Mandala
(Buddha). Jelas sekali maksud si penyusun: lambang bulan sabit dan
bintang adalah lambang agama/keyakinan spiritual.
Seperti telah disebutkan di
atas, bagi banyak orang peran penting lambang bulan sabit dan bintang
bagi masyarakat muslim hampir-hampir seperti peran lambang salib di
agama Kristen. Toh, lagi-lagi akan timbul pertanyaan di pikiran orang
yang cukup penasaran: benarkah lambang Bintang dan Bulan Sabit adalah
lambang agama Islam?
Bukti-bukti arkeologis
menunjukkan bahwa lambang bulan sabit dan bintang telah lama digunakan
sebelum masa Islam. Imperium Persia telah menggunakan lambang bulan
sabit dan bintang. Bahkan, lambang tersebut tercantum pada mata uang
yang diterbitkan pada masa Khosrau II. Dialah Kisra yang dikisahkan
merobek-robek surat Rasulullah . Gambar bisa dilihat di bawah ini.
Mata Uang Emas Persia, Bergambar Khosrau II
Perhatikan bulan sabit dan bintang di atas kepala!
Mata Uang Perak Persia, Bergambar Khosrau II
Empat pasang bulan sabit dan bintang di empat penjuru!
Lambang
bulan sabit telah digunakan oleh masyarakat Yunani yang mendirikan
kota βυζαντιον (orang Romawi menyebutnya Byzantivm) sejak ± 670 SM.
Mereka menggunakan lambang tersebut dalam kaitannya dengan penyembahan
kepada αρτεμισ Artemis, dewi bulan dan perburuan.
Lambang Byzantion (kemudian: Constantinopolis)
Bulan Sabit Artemis/Diana
Kota
Byzantium jatuh ke tangan Romawi pada abad ke-2 SM. Tidak ada
perubahan berarti di sana karena bangsa Romawi sangat mengagumi budaya
Yunani. Justru setelah Yunani dikuasai, bangsa Romawi makin
ter-Yunani-kan. Ibadah agama Yunani kuno pun diserap ke dalam agama
Romawi dan dipertahankan, di antaranya penyembahan kepada Artemis. Di
dalam istilah Romawi dewi Artemis dikenal dengan nama Diana.
αρτεμισ / Diana
hiasan di kepalanya melambangkan bulan sabit
Mata uang Perak romawi, bergambar Ivlivs Caesar
Bulan sabit di belakang kepala
Keika Kaisar Constantinvs I berkuasa (306-337), dia membuat perubahan-perubahan besar pada tahun 330, di antaranya:
1. Dia memindahkan ibukota Romawi dari Roma ke kota Byzantium. Dia ganti nama kota itu menjadi Nova Roma, artinya 'Roma Baru'. Dalam percakapan sehari-hari, orang pada zaman itu juga menyebut kota itu Κωνσταντινουπολη (Constantinopolis), artinya 'Kota Constantinus'. Orang sekarang biasa menyebutnya Istanbul
2. Dia menyatakan agama Nasrani sebagai agama negara. Sebelumnya beberapa kaisar Romawi telah memberikan kebebasan beragama kepada orang Nasrani, tetapi tidak sebagai agama negara. Sebelumnya lagi, para kaisar Romawi seolah-olah berlomba-lomba membantai penganut Nasrani.
Keputusan-keputusan
di atas selanjutnya mempengaruhi karakter kota Constantinopolis atau
Konstantinopel. Kota Konstantinopel yang sebelumnya yang sebelumnya
adalah kota penyembah Artemis/Diana dari agama Yunani kuno berubah
menjadi kota Kristen. Lambang kota yang berbentuk bulan sabit ditambahi
lambang bintang yang melambangkan Bunda Maria, ibunda Yesus Kristus
(salah satu gelar yang diberikan kepadanya adalah stella maris,
'bintang lautan'). Sejak saat itu, lambang Bulan Sabit dan Bintang
menjadi lambang kota Konstantinopel, ibukota Romawi.
Lambang Constantinopolis
Bulan Sabit (Artemis) dan Bintang (Bunda Maria)
Sejak
abad ke-15, masyarakat Turki Utsmani (ada masyarakat Turki dari suku
lain, misalnya Kazakh, Uzbek, Turkmen) telah menguasai banyak wilayah
Romawi. Pada tahun 1453, pasukan Turki Utsmani (orang Barat menyebutnya
Ottoman) memasuki Konstantinopel, sekaligus mengakhiri pemerintahan
Romawi yang telah berusia ± 2000 tahun (jika dihitung sejak pendirian
kota Roma).
Wilayah Turki Utsmani pada berbagai masa [creator: Atilim Gunes Baydin]
Dipimpin
oleh Sultan Muhammad II (محمّد), pasukan Turki yang mayoritas beragama
Islam menganti lagi karakter kota Konstantinopel menjadi kota yang
bergaya Asia dan bercorak budaya masyarakat muslim. Nama kota
dipertahankan, tetapi disesuaikan dengan lidah Arab (sebagaimana yang
diucapkan oleh Rasulullah Muhammad ), yaitu قسطنطينيّة Qusţanţīniyyah,
'Kota Konstantin'.
Muhammad II, Sultan Turki Utsmani
Pemerintah Turki Utsmani mengubah banyak hal, juga mempertahankan banyak hal.
- Konstantinopel/ Qusţanţīniyyah menjadi ibukota Kesultanan Turki Utsmani, dan di kemudian hari menjadi ibukota Khilafah Utsmani (terjadi saat Sultan Salīm I (سليم) mengambil alih kekuasaan khilafah dari Khalifah Abbasiyah terakhir, Al-Mutawakkil-billāh III (المتوكّل بالله), di Qahirah/Kairo)
- Gereja αγια σοφια Hagia Sofia, gereja pusat penyebaran agama Kristen Orthodox, diubah menjadi masjid; patung-patung Nasrani disingkirkan, gambar-gambar ditutup.
- Arsitektur khas Romawi Timur, diwakili oleh Gereja Hagia Sofia, menjadi model untuk pembangunan masjid-masjid di seluruh wilayah Utsmani (kubah adalah ciri khas yang paling terlihat)
- Lambang Konstantinopel, Bulan Sabit dan Bintang, menjadi lambang berbagai kesatuan di laskar Utsmani; di kemudian hari lambang tersebut bahkan menjadi lambang Khilafah Utsmani.
Kubah adalah gaya khas
bangunan penting dan kuil-kuil Romawi (Barat dan Timur). Di Gaya
Arsitektur Romawi Timur mempengaruhi tempat-tempat ibadah di
negeri-negeri beragama Kristen Orthodox, misalnya Rusia, Bulgaria,
Romania.
Bentuk Asli Gereja Hagia Sofia di Konstantinopel
Gereja Santo Vasily di Moskwa
Katedral Santo Aleksander Nevskiy di Sofia, Bulgaria
Dengan beralihnya kekuasaan
khilafah dari keluarga Abbas (Abbasiyah, Arab) ke tangan keluarga
Utsmani (Turki), negeri-negeri Islam mulai memandang dinasti Utsmani
dan Konstantinopel sebagai pengayom dan model kehidupan. Hal ini sempat
terjadi di Timur Tengah. Di masa inilah masjid-masjid dipasangi kubah
dan menara (menyerupai Masjid Aya Sofia, bekas Gereja Hagia Sofia),
bulan sabit dan bintang meraih popularitas di masyarakat muslim.
Bendera Khilafah Utsmani pada periode 1844-1922
Masjid Biru (Masjid Sultan Ahmad) di Istanbul
(dahulu: Constantinopolis/Qusţanţīniyyah)
Nampaknya
karena Nusantara terlalu jauh dari Turki, negeri-negeri di Nusantara
menerima pengaruh Utsmani sedikit.saja, di antaranya penggunaan lambang
Bulan Sabit dan Bintang serta kubah di masjid-masjid. Hingga kini dua
ciri khas itu tetap menempel di masyarakat muslim Indonesia. Orang pun
nampaknya sudah tidak tahu, lupa, atau tidak peduli asal-usul lambang
bulan sabit dan bintang yang bernuansa pemujaan berhala dan agama
Nasrani.
Bendera Republik Turki sejak 1936
sama persis dengan bendera Khilafah Utsmani, proporsi berbeda
Tidak ada bukti barang ataupun atsar yang menjelaskan bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah
memerintahkan umat Islam untuk menggunakan lambang bulan sabit dan
bintang ataupun memberi contoh penggunaannya. Satu-satunya 'bulan sabit'
yang penting bagi umat Islam adalah hilal, 'bulan sabit' tipis
sekejap, tanda awal bulan baru (tanggal 1). Namun, hilal memang bukan
bulan sabit (tanggal 4-5).Walaupun lambang bulan sabit dan bintang bukan bersal dari Islam tapi tidak ada larangan untuk menggunakannya,Kepunyaan Allah lah apa yg ada dilangit dan di bumi dan bulan sabit dan bintang adalah tanda tanda kebesaran Allah.
Lambang NII kok malah gak ada sih?
ReplyDeletehttp://www.ingateros.com/wp-content/uploads/2011/04/Bendera-NII.jpg
Aslm wr wb:
ReplyDeletehati2lah, topik ini beredar di internet dan cenderung menjadi ejekan dan fitnah. SUDAHKAH kita lakukan RISET terhadap isu ini? atau cuma COPY PASTE dari sumber misterius di INTERNET? JANGAN SAMPAI KITA TERJEBAK memFITNAH pada PARA MUJAHID kita terdahulu, yg jelas2 ALLAH dan RASUL ridha pada mereka karena Rasulullah bersabda,
“Konstantinopel (Byzantium,Roma Timur) akan kalian bebaskan. Pasukan yang mampu membebaskannya adalah pasukan yang terbaik (jaiz) Dan Pemimpin (‘amir) yang membebaskannya adalah panglima yang terbaik (jaiz) .”
Maka“heranlah” para sahabat, mereka baru selesai berperang (khandaq),Rasul malah memuji seseorang,baik panglima nya maupun pasukannya sebagai terbaik.
Selama 800 tahun isyarat Rasul ini berusaha diwujudkan oleh para sahabat,tetapi selalu gagal, bahkan Khalifah Harun Al-Rasyid pun gagal; mengapa? karena akses masuk lewat lautnya tidak tertembus.
Allah pun memilih Sultan Muhammad Al-Fatih yg masih sangat muda 21 thn, tetapi AHLI SHOLAT; sejak baligh s/d wafatnya tidak pernah meninggalkan sholat wajib,solat sunnah dan sholat malam.Sejak usia 8 tahun hafal Quran,di didik oleh ulama2 terbaik,Menguasai ilmu2 Agama,matematika,ekonomi, ilmu perang dan 7 bahasa termasuk YUNaNI. telah diangkat menjadi gubernur usia 14 tahun,dan menjadi sultan usia 21 thn.Menaklukkan konstantinopel usia 24 tahun, dengan persiapan perang selama 2 tahun.
Apakah kualitas kita sebanding dengan beliau sehingga kita dengan “enteng” memberikan analisa2 pongah tentang beliau yg bahkan RASUL sendiri ridha dan memuji mujinya?astaghfirullah.
Pasukan beliau adl mujahid2 yg tdk pernah meninggalkan sholat malam,250 rb orang.INGAT! Rasul Ridha pada mereka. Apakah kita berani mengatakan mereka adlh mujahid seaat dng simbol bulan bintangnya? Tolong anda putuskan sendiri, Insya ALLAH setiap kita akan diminta pertanggung jawabannya di akhirat kelak.
Kegagalan berkali2 umat muslim selama 8 abad membuat sang Sulthan mencari alternatif untuk dapat masuk konstantinopel. jika tidak dapat lewat (laut) depan? maka Lewat darat
Tetapi daratan itu di batasi pegunungan dan perbukitan. Imagine seluruh armada kapal perang harus di usung mendaki BuKIT? sound like MISSION IMPOSSIBLE.
Beliau pun mohon petunjuk Allah dg Sholat malam (bermalam-malam), sampai suatu malam setelah tahajud beliau melihat BULAN dan Bintang sangat cemerlang dalam posisi mengunci (Bintang nya masuk ke lingkaran sabit,sesuatu yg “janggal” kalau kita amati selama ini kenyataannya posisi bintang selalu ada di luar lingkaran bulan, dan bukaan Bulan sabitnya sendiri sekitar 45 derajat ke arah langit) , Beliau pun mantaplah; inilah tanda dari Allah untuk maju terus.
Maka Di kerahkan lah ARMADA PERANGNYA ( 450 KAPAL perang, canon dsb), MELEWATI DARATAN, MENDAKI GUNUNG !!!!! IKHLAS para pasukannya merayap sejengkal demi sejengkal "ngos-ngos" an menarik kapal perangnya mendaki gunung (lihatlah videonya di Youtube, dan menangislah)
terbuktilah ucapan Nabi bahwa baik Panglima perangnya maupun pasukannya adalah Terbaik dan SANGAT KUAT, dan terkejutlah konstantinopel atas masuknya armada kapal perang Stn Muh. Al FaTIH lewat “belakang” tapi terlambat, kota tersebut berhasil di kuasai Umat Islam hanya dalam 54 hari !!
Inilah peringatan bagi umat Muslim betapa KEMENANGAN
yang paling sulitpun dapat dicapai dengan semangat jihad, sehingga mampu melakukan hal yang “imposible” dan mewujudkan amanah Rasul 800 tahun lalu.
LALU BAGAIMANaKAH UPAYA KITA DALAM MEWUJUDKAN AMANaH RASUL?
Beliau gambaran pemuda yang tawadlu, Berilmu (jd pastinya tidak sembrono mengambil lambang2)berani berpikiran “Keluar dari kotak ” untuk mencapai kemenangan besar. THINK BIG to Gain BIG RESULT.DIBANGGAKAN RASUL.jadi kenapa ada fitnah tentang bulan sabit dan beliau??? THINK!!! and waspadalah.
Aku cyank Islam
ReplyDelete