Syaikh Muhammad Taqi yang tinggal di kota Najaf menceritakan pengalamannya. Pada suatu hari ia duduk dipasar, dekat pedagang kain sambil ngobrol dengan teman temannya.
Tiba2 dari kejauhan ia melihat ada sekeping emas yang tergeletak disela sela orang yang lalu lalang ditengah pasar. Tidak ada satu orangpun yang melihat kepingan emas tersebut.
Syaikh
Muhammad bangun dan berjalan menuju kepingan emas tersebut. Sampai
ditempat kepingan emas tersebut ternyata bukan emas tapi hanya ingus
yang telah kering. Ia merasa kecewa dan kembali ketempat duduknya
semula, tanpa ada yang tahu apa yang telah dilakukannya tadi.
Ia
duduk kembali memandang ketempat ia melihat kepingan tadi. Ia terkesiap
dilihatnya emas tersebut masih pada tempatnya. Ia mencoba memusatkan
perhatiannya, ia yakin bahwa itu betul kepingan emas. Ia berdiri lagi
dan berjalan kearah kepingan emas tersebut. Ketika ia menjulurkan
tangannya untuk mengambil benda itu, ia terkejut ternyata benda itu
hanya ingus yang telah kering. Ia segera menarik tangannya kembali. Dan
dengan rasa menyesal kembali ketempat duduknya semula. Ia pandangilah
tempat ingus tersebut, ia melihat itu adalah kepingan emas yang
berkilau. Kali ini ia tidak mau bangkit lagi dari tempat duduknya. Ia
hanya memandang kepingan emas itu dengan perasaan penasaran. Ia bingung
dengan kejadian itu.
Tak
lama kemudian ia melihat seorang ulama yang sudah tua yang berjalan
dengan badan gemetar sambil membungkuk dan mencari cari sesuatu. Ia
berjalan menuju kepingan emas tersebut, dan terlihat
dengan wajah berseri memungut benda tersebut, dan memasukannya kedalam
sakunya dan pergi kembali. Syaikh Muhammad segera bangkit menyusul ulama
itu, setelah mengucapkan salam ia bertanya tentang kepingan emas yang
baru diambilnya itu.
Orang
tua itu menjawab: ” Aku dikaruniai Allah seorang anak yang baru lahir.
Aku tidak memiliki uang untuk sewa rumah. Aku pergi kepada seseorang
untuk meminjam uang, ia meminjami aku kepingan emas itu. Lalu aku pergi
kepasar untuk membeli kebutuhan sehari hari. Ketika aku hendak menjual
kepingan emas yang dipinjamkan seseorang tadi ternyata kepingan emas itu
sudah tidak ada. Aku yakin emas itu terjatuh dijalan. Aku kembali
menelusuri jalan yang pernah ku lalui sampai akhirnya aku menemukan
kembali kepingan emas yang hilang itu” Syaikh Muhammad tercengang
mendengar penuturan orang tua itu. Demikianlah jika Allah menjaga harta
orang mukmin tidak ada yang bisa mengambil harta itu darinya.
Hikmah dari kisah ini
Kisah
diatas adalah pelajaran bagi kita bahwa Allah selalu memelihara dan
melindungi harta orang mukmin yang didapat dengan cara yang halal.
Dewasa ini banyak kita dengar cerita orang yang kehilangan hartanya
dengan berbagai cara, ada yang dirampok, terbakar, dicuri, hilang
dijalan, ditipu orang, dan lain sebagainya. Ada rumah yang ditinggal
pergi beberapa hari didatangi maling dan seisi rumah dikuras habis oleh
pencuri itu. Ada mobil yang tersimpan baik digarasi rumah dilarikan
pencuri sementara seisi rumah tertidur lelap. Ada orang yang hartanya
sedang dipakai bahkan uang simpanan nya di ATM habis dibobol orang
dengan ilmu gendam atau hipnotis. Banyak sekali kejahatan dewasa ini
yang menyebabkan harta berpindah tangan kepada yang tidak berhak. Banyak
orang jadi was was dan cemas kalau harta yang dimilikinya berpindah
tangan secara mengenaskan.
Kalau harta yang kita miliki berasal dari usaha yang halal dan kita yakin serta percaya pada Allah, kita tidak perlu
takut dan khawatir akan ditimpa semua kejadian seperti tersebut diatas.
Allah selalu menjaga dan memelihara orang mukmin berikut harta yang
dimilikinya, asalkan didapat secara halal, ditunaikan zakat dan
sedekahnya serta selalu bersyukur pada–Nya. Firman Allah dalam surat Ali
Imran ayat 160 menyebutkan :
”Jika
Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu;
jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah
gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu?
Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.”
Subhanallah...
ReplyDelete