HIV-AIDS di Bali Ditularkan Melalui Tato


HIV/AIDS telah menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi. HIV/AIDS adalah salah satu penyakit yang harus diwaspadai karena Acquired Immunodeficiency Syndrome ( AIDS) sangat berakibat pada penderitanya. Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia setelah sistem kekebalannya dirusak oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Cara penularan HIV dapat melalui hubungan seksual,penggunaan obat suntik, ibu ke anak-anak dan lain-lain. Mengenai penyakit HIV/AIDS, penyakit ini telah menjadi pandemi yang mengkhawatirkan masyarakat dunia, karena disamping belum ditemukan obat dan vaksin pencegahan penyakit ini juga memiliki “window periode” dan fase asimtomatik (tanpa gejala) yang relatif panjang dalam perjalanan penyakitnya. Hal tersebut menyebabkan pola perkembangannya seperti fenomena gunung es (iceberg phenomena). Penderita HIV/AIDS merupakan orang dengan kepercayaan diri palingrendah. Hal ini terjadi diakibatkan sangat minimnya pihak-pihak yang peduliterhadap para penderita HIV/AIDS disamping itu kurangnya pengetahuan tentang penyakit ini dan penyakit ini masih dianggap sebagai penyakit orang barat yang hina yang tidak mungkin diidap oleh orang Indonesia. Saat ini AIDS menjadi hal yang mengerikan bagi semua negara didunia, baik negara maju maupun negara berkembang. HIV/AIDS tidak hanya menjangkiti orang tua, dewasa atau remaja, seorang anak kecil bahkan balita sekalipun dapat terinfeksi virus ini. Di Indonesia kasus AIDS pertama kali ditemukan di Bali pada tahun 1987. Akan tetapi pada tahun 2007 hampir semua provinsi di Indonesia ditemukan kasus HIV/AIDS. AIDS adalah salah satu penyakit yang paling ditakutkan saat ini. AIDS merupakan kelanjutan dari HIV. HIV merupakan virus yang menyebabkan penyakit ini, karena virus ini merusak system pertahanan tubuh (system imun). Sehingga orang-orang yang menderita penyakit ini kemampuan untuk mempertahankan dirinya dari serangan penyakit menjadi kurang, Akan tetapi seseorang yang positif mengidap HIV belum tentu mengidap AIDS.
Hidayatullah.com–Kasus HIV-AIDS cukup banyak terjadi di Bali yang merupakan tujuan wisata utama Indonesia dimana tahun ini diperkirakan sekitar 2,5 juta turis asing datang berlibur.
Klaim seorang warga Australia Barat, turis yang pernah mengunjungi Bali, terkait penularan HIV-AIDS yang dialaminya saat membuat tato di Pulau Dewata adalah kasus pertama yang diterima Dinas Kesehatan setempat.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Bali, Nyoman Sutedja, klaim ini akan diselidiki kebenarannya setelah menerima pemberitahuan resmi terkait dimana dan kapan tato dibuat oleh penderita.
“Mungkin jumlah kasus sebenarnya ada banyak. Tetapi baru kali ini kita dengar ada yang lapor secara terbuka,”kata Nyoman dikutip Pelita Online, Senin (26/12/2011).
Kasus HIV-Aids cukup banyak terjadi di Bali yang merupakan tujuan wisata utama Indonesia di mana tahun ini diperkirakan sekitar 2,5 juta turis asing datang berlibur.
Tingginya animo untuk mendapat layanan tato melalui jarum suntik atau sekedar tindik anggota badan, menurut Nyoman membuat layanan semacam ini sangat mudah ditemukan di tiap sudut Bali.
“Ada yang jenisnya rumahan, ada di ruko di jalan-jalan, banyak lah,”kata Nyoman, menekankan sulitnya mengecek seluruh penyedia jasa layanan tato dan tindik ini di Bali.
Yang berkali-kali dikampanyekan sejak lama, menurut Nyoman, adalah pentingnya perilaku sehat penyedia layanan terutama agar menggunakan jarum baru tiap kali hendak melakukan tato atau tindik anggota badan.
“Nanti begitu kita dapat surat resmi pemberitahuannya kita akan turun ke lapangan untuk mencatat dan menyuluh lokasi-lokasi ini,” janji Nyoman.
‘Tunggu Pulang’
Meski bila diketahui darimana jarum terinfeksi itu berasal, menurut Nyoman Sutedja pihaknya tak punya wewenang untuk mencabut izin pelaku usaha.
Izin usaha hiburan semacam ini, menurutnya bukan berasal dari Dinas Kesehatan meski ada implikasi bahaya kesehatan bagi pengguna jasanya.
Sementara itu otoritas kesehatan di negara bagian Australia Barat menyerukan agar warganya yang pernah mendapat tato atau tindik di Bali segera memeriksakan diri untuk memastikan warga tidak terinfeksi.
Warga setempat yang diidentifikasi sebagai korban penularan HIV-AIDS tidak dirinci jenis kelamin, umur maupun latar belakangnya, namun seruan untuk menghindari tato di Bali sangat ditekankan.
“Kalau di Australia Barat penyedia jasa tato harus mengikuti aturan dan kode praktek ketat, rumah tato di luar negeri mungkin tidak punya standar yang sama,” kata kepala Kantor Kesehatan Australia Barat, Dr Paul Armstrong said.
Karena itu turis asal Australia disarankan menunda membuat tato ‘sampai pulang kembali’ ke Australia.
“Kasus ini menunjukkan risiko kesehatan nyata akibat prosedur yang dilakukan di luar negeri,” tambah Amstrong.
Selama ini turis Australia adalah pengunjung asing terbanyak ke Bali.
Demikian tadi informasi penting agar kita tidak terkena virus HIV dan AIDS yang bisa di tularkan melalui tato. Memang sekarang ini tato tubuh sangat marak dan terkenal namun dampak dari tato tubuh ini juga bisa menularkan penyakit. Untuk itu jika Anda ingin menato tubuh harus di perhatikan betul jarum yang di gunakan sudah benar-benar bersih apa belum.
Sumber : Hidayatullah.com

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "HIV-AIDS di Bali Ditularkan Melalui Tato"

Post a Comment