Bukan hanya karena novelnya yang laris manis d ipasaran itu yang membuat namanya melambung, kefaqihannya dalam beragama juga menjadi sorotan publik karena ia seorang mualaf.
Brandon bersyahadat sekitar 10 tahun lalu. Tapi kecintaannya pada Islam mungkin melampaui muslimin yang sejak lahir telah mentauhidkan Allah. Perjalanannya hingga mendapat hidayah pun tak singkat. Ia menghadapi pencarian dengan semangat yang luar biasa hebat mengenai keesaan Allah.
“Saya lahir sebagai muslim. Hanya saja aku baru menyadarinya di tahun 2003,” ujar Brandon Toropov menggambarkan sosok dirinya pasca-berislam. Tentu yang dikatakan Brandon ini benar adanya karena setiap jiwa yang lahir berada dalam kondisi fitrah.
Meski di tahun 2003 ia baru meninggalkan agama lamanya menuju Islam, namun ia merasakan telah lama menemukan kebenaran yang ia yakini bahkan sebelum lahir ke dunia.
Pria kelahiran Amerika itu telah memulai perjalanannya menuju hidayah sejak muda. Selama 30 tahun, ia mencari hakikat kebenaran Yesus atau Nabi Isa. Sejak kecil, Brandon yang lahir di tengah keluarga nashrani telah mengidolakan sosok Yesus.
Saat itu, pertanyaan belum banyak muncul dibenaknya. Ia sangat mengidolakan Yesus sejak kecil. “Saya masih menyimpan bilble King James yang saya beli saat masih remaja. Ada catatan tulisan tangan saya di halaman depan, tertulis 26 Juni 1974, tanggal saya memulai menjadikan Yesus sebagai juru selamat pribadi saya,” ujarnya mengisahkan pengalamannya, dikutip dari laman The Religion of Islam.
Sumber: Republika
kentang bgt min ceritanya @#$%%^
ReplyDelete