Pagi dibulan safar. Matahari bersinar. Orange kekuning-kuningan, indah!. Tumpah ruah cahaya. Sinarnya bertandang dari timur. Pertanda belum datang hari akhir. Layaknya gosip rendahan di bulan ini. Kiamat 2012, seruan gombal dari mak jarot. Tahun berganti. Keakuan ‘Tuhan’ tinggal kenangan. Hati lemas, membisu. Tapi tak lama berkata, “Kiamat 2020”. Masih bercita menduakan Tuhan. Ingin ‘kucubit’ mulut ‘manisnya’. Uhh!.
Dorongan iman menimpali. Ingin diri, mengingatkan. Tapi, belum jua didengarkan. Ke-akuan diri telah membentenginya. Merenung,
sejatinya dakwah menghasilkan dua sisi. Diterima atau ditolak. Dakwah ini tanpa kekerasan. Miris hati jika ditodong berbuat kekerasan. Lisan ini untuk saling mengingatkan. Nestapa, jika dianggap ingin menjatuhkan. Vonis maya!.
Ada jiwa yang sanggup menahan duka. Ada pula yang ingin mengakhiri juang. Janganlah bersedih, jika fitnah menyapa. Sejenak, cukup ‘diam’ merenungi. Tentang uslub penyadaran. Ad-du’a diiringi. Suara kebenaran kembali digelegarkan. Lantangkan!. Sejatinya kebenaran, suka di kambing hitamkan. Kotor hati telah merasuk. Menancap kuat. Bongkar!.
Duhai, propoganda negatif akan terus ada. Rasulullah dikenal sebagai insan yang tak pernah berdusta. Saat suara kebenaran disampaikan. Adalah beliau pemberi peringatan. Tapi hati kotor bergejolak. Kebenaran tak memuaskan nafsu beberapa yang mendengarnya. Mereka mendustakan!.
Alkisah Ath-Tahabrani mengeluarkan dari Manbats al-Azdi, ia berkata; Aku melihat Rasulullah SAW. Dimasa jahiliyah, ia bersabda, “Wahai manusia, katakan “Tiada tuhan selain Allah”, pasti kalian berbahagia”. Maka dari kaum Quraisy ada yang meludahi wajah Rasul SAW. Ada yang menaburkan tanah ke wajahnya, dan ada yang mencaci maki hingga tengah hari. Kemudian ada seorang anak wanita yang datang kepada Rasulullah SAW. Membawa wadah yang cukup besar yang dipenuhi air, beliau membasuh wajah dan kedua tangannya. Rasulullah SAW, bersabda, “Engkau jangan mengkhawatirkan bapakmu terbunuh atau dihinakan”. Manbat al-Azdi berkata, “Siapa anak kecil itu?” Orang-orang berkata, “Ia adalah zainab anak Rasulullah SAW.”
Selamat datang, pewaris perjuangan para nabi. Ada cinta dibalik senyum mu. Ada cinta yang terurai dari tetes air mata mu. Tapi, perlu kau tau. Juang ini bukan hura-hura, sayang. Bakal ada huru-hara. Siap menghadap pejuang yang ikhlas. Sengaja ditunggangi mereka yang benci kebenaran. Menataplah pada tujuan yang pasti. Kapan kita beristirahat?! Saat kaki-kaki menginjakan syurga. InsyaAllah.
0 Response to "Selamat datang, pewaris perjuangan para nabi."
Post a Comment