Ikhwanul Muslimin tengah mempertimbangkan untuk ikut berpartisipasi demonstrasi pada hari Jumat dalam agenda mendukung Presiden Mohammed Mursy. Hal ini sebagaimana ucapan Biro Penasehat Ikhwanul Muslimin pada hari Rabu (15/08).
Sekjen Ikhwanul Muslimin Mahmoud Hussein mengatakan bahwa Ikhwan bersiap untuk berpartisipasi dalam protes di Tahrir Square, ia menambahkan bahwa ada juga kelompok-kelompok Nasional dan revolusioner yang juga akan berkumpul untuk menunjukkan dukungan mereka kepada keputusan Presiden Mursi.
Gerakan Salafi juga mengatakan bahwa mereka akan siap bergabung ikut demonstrasi dan membantu Ikhwan dalam mengamankan kantor terhadap serangan-serangan demonstran anti Islam yang tidak menyukai Presiden Mursi memimpin Mesir.
“Rakyat akan terus mendukun Presiden Mursy, karena dia adalah presiden terpilih,” kata Mohamed Wahdan, anggota Biro Bimbingan Ikhwan. Ia menambahkan “Dan Mesir akan mencapai tuntutan revolusi untuk perubahan dan kebangkitan di era reformasi Mesir.”
Anggota Ikhwan yang lainnya, Mostafa al-Ghonemy mengatakan bahwa Ikhwan tidak berusaha untuk menimbulkan kekacauan, “Tapi jika itu diperlukan dan mereka ingin kekerasan maka mereka berhadapan dengan kekuatan Ikhwan,” katanya.
Karim Radwan salah seorang Dewan Syuro Ikhwan siap untuk melindungi beberapa kantor-kantor Ikhwan guna melawan kekerasan yang akan direncanakan pada tanggal 24 Agustus nanti. “Kami hanya menyambut oposisi yang konstruktif dan membantu memperbaiki kesalahan bukan kompromi dengan premanisme yang brutal dengan kekerasan,” katanya.
Khalid Saed juru bicara Front Salafi mengatakan bahwa Salafi menolak kerusakan pada demonstrasi 24 Agustus. “Itulah sebabnya kami siap untuk membantu Ikhwan dalam mengamankan kantor-kantor mereka,” katanya.
Aktivis Anti-Islam telah diindikasikan bulan lalu mengajak masyarakat Mesir untuk melakukan revolusi kedua pada tanggal 24 Agustus untuk mencekal Ikhwanul Muslimin dan menyerukan supaya menjatuhkan Mursi dan Partai Kebebasan dan Keadilan.
Berita ini tersebar di Masjid Fatah di pusat Kota Kairo pada tanggal 31 Juli, dan juga bertepatan dengan pesan yang beredar di Facebook untuk menyerukan “Gerakan Revolusi Kedua”
Gerakan ini mengklaim bahwa merekalah yang pertama kali melakukan revolusi kepada angkatan bersenjata yang mendapat dukungan rakyat Mesir. Hingga akhirnya kelompok Islam mengambil alih revolusi dan membaut kaum revolusioner yang pertama kali tersingkir. Mereka juga menuduh umat Islam menciptakan kerusuhan dan mendapatkan keuntungan dari kerusuhan tersebut.
Tetapi hal ini langsung dibantah oleh beberapa kelompok Islam yang juga pejuang revolusi Mesir. “Revolusi pertama kali kami yang menyuarakan, dan kami tidak pernah mendengar ada kelompok lain selain kami. Lalu sekarang ada yang ingin mengklaim merekalah pejuang revolusi yang sesungguhnya? Itu alasan mereka saja yang memang ingin membuat Mesir menjadi kacau kembali.” Ucap Mostafa al-Ghonemy.
SUMBER
Ini ni..,
ReplyDeleteSeperti Kejadian Indonesia.,
Memang dasar otak kafir...
Lagi berjuang tenang2...,
giliran sudah berhasil ngaku ngaku...,