Jantung adalah salah satu organ tubuh terpenting kita, dan, karenanya, terletak di tempat paling aman. Jantung ditempatkan di dalam tulang rusuk kita agar terlindung dari benturan luar.
Jantung kita mulai berdenyut saat kita masih di dalam rahim ibu kita, dan terus berdenyut 70 hingga 100 kali per menit tanpa pernah berhenti. Jantung hanya beristirahat setengah detik di antara tiap denyutannya, dan denyut jantung rata-rata orang sehat adalah 10.000 kali per hari. Selama hidup, jumlah ini keseluruhannya menjadi 255 juta denyut jantung.
Jantung kita memiliki empat bilik yang membantu memompa darah beroksigen dan tak beroksigen ke wilayah berbeda pada tubuh kita, tanpa saling bercampur. Masing-masing bilik memiliki katup yang membuka dan menutup seiring detakan jantung, dan dengan adanya semua bagian ini, jantung kita memperlihatkan rancangan sempurna.
Struktur sempurna ini menunjukkan pada kita bahwa jantung dibuat oleh Pencipta, dan Pencipta itu adalah Allah, Tuhan seluruh alam.
Allah berfirman dalam Al Qur’an:
(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu. (QS. Al An’am, 6:102)
Penelitian tentang organ buatan telah semakin meningkat dengan penggunaan teknologi maju masa kini. Salah satunya adalah jantung buatan. Sebagaimana aslinya, jantung buatan pun terdiri atas dua bilik. Itulah satu-satunya persamaan antara keduanya.
Para peneliti menempatkan sebuah motor di antara kedua biliknya. Motor ini menekan dinding-dalam kedua bilik tersebut. Dan jantung pun berdenyut.
Terdapat sebuah penampung di dalam pemompa jantung buatan. Dan terdapat satu sistem lagi untuk memompa darah di dalam penampung tersebut. Pada jantung asili, penampung itu sendirilah yang bertindak sebagai pompa. Ini jauh lebih baik.
Jantung buatan bekerja dengan sebuah baterai yang ditempatkan di dalam perut. Baterai ini perlu terus-menerus diisi ulang dengan gelombang radio dari kotak baterai yang jauh lebih besar.
Jantung asli diberi makan dan tenaga oleh darah yang dipompanya. Ini membuatnya mampu bekerja 50 hingga 60 tahun tanpa perlu perbaikan. Jantung asli mampu memperbaiki dirinya sendiri. Karenanya, jantung asli tak pernah kehilangan kemampuan untuk tetap bekerja.
Semua ciri jantung asli ini membuatnya sungguh istimewa. Steven Vogel, seorang perekayasa dari Duke University di Amerika, menyatakan bahwa jantung manusia takkan pernah dapat ditiru:
Ini karena mesin yang kita punyai, berapa pun keluaran tenaga atau daya-kerjanya, bekerja dengan sangat berbeda... Otot (jantung) adalah mesin yang lembut, basah, selalu mengembang dan mengerut; dan itu sungguh tidak mirip dengan apa pun yang ada dalam perbendaharaan teknologi kita. Jadi, Anda takkan mampu meniru sebuah jantung. (Robert Kunzig, “The Beat Goes On,” Discover, Januari 2000)
Singkatnya, dengan semua teknologinya, manusia takkan pernah mampu membuat jantung. Mereka yang menyatakan bahwa jantung dan keseluruhan tubuh yang melingkupinya ada tanpa melalui penciptaan sengaja, jelas telah melakukan kesalahan besar.
Allah memerintahkan kita untuk merenungkan bukti-bukti penciptaan, dan bersyukur kepadaNya:
Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah? Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu. (QS. Al Infithaar, 82:6-8)
(insight-magazine)
0 Response to "Jantung dan Tubuh Manusia, tak Pernah Dapat Ditiru"
Post a Comment