Siapa sih yang tidak mau sehat? Nah
untuk itu bila kita ingin hidup sehat tentu kita harus belajar memaafkan.
Menurut penelitian memaafkan bisa mendatangkan manfaat kesehatan. Siapa di
antara kita yang tidak pernah melakukan kesalahan? Tentu siapa pun kita pasti
ada melakukan kesalahan, kekhilafan dan kealpaan. Tak pelak manusia itu pulalah
yang menjadi tempat bersemayam sebuah kesalahan. Memaafkan sebuah kesalahan kepada
orang lain memang salah satu cirri-ciri orang yang bertaqwa. Dan selain itu
memaafkan juga menjadikan badan kita sehat.
MEMAAFKAN bukan berarti melupakan peristiwa buruk
atau menyakitkan, tapi memberi kesempatan diri sendiri untuk menghapus rasa
kesal dan perasaan dendam pada orang lain.
Dengan demikian, rasa marah dan tekanan yang mengganggu dan
mendominansi emosi kita dapat ditekan dan diredakan. Akibatnya, pikiran jadi
lebih tenang dan jauh dari stres.
Peneliti menemukan bahwa orang yang marah mengalami peningkatan
tekanan darah jauh lebih besar dibanding orang yang mudah memaafkan. Kasus ini
dibuktikan peneliti dari University of California, San Diego tahun 2012 di mana
ditemukan bahwa orang-orang yang bisa melepaskan kemarahannya dan memaafkan
kesalahan orang lain cenderung lebih rendah risikonya mengalami lonjakan
tekanan darah.
Peneliti meminta lebih dari 200 relawan untuk memikirkan saat
temannya menyinggung perasaan. Setengah dari kelompok diperintahkan untuk
berpikir mengapa hal tersebut bisa membuatnya marah, sedangkan yang lainnya
didorong untuk memaafkan kesalahan tersebut.
Sebelumnya, sebuah jurnal ilmiah Explore (Mei 2005, Vol.1,
No. 3) menurunkan tulisan Worthington Jr, pakar psikologi di Virginia
Commonwealth University, AS. Worthington meneliti hubungan antara memaafkan dan
kesehatan.
Bukti menunjukkan, sikap memaafkan mendatangkan manfaat
kesehatan, baik yang memaafkan maupun yang dimaafkan. Dengan menggunakan
tekonologi canggih, terungkap perbedaan pola gambar otak orang pemaaf dan yang
tidak memaafkan.
Ternyata, orang yang tidak memaafkan terkait erat dengan sikap
marah. Pada orang seperti ini, berdampak pada penurunan fungsi kekebalan tubuh.
Mereka yang tak suka memberi maaf, aktivitas otaknya sama dengan orang yang
sedang stres, marah, dan agresif.
Ada ketidaksamaan aktivitas hormon dalam darah si pemaaf dibandingkan darah si pendendam (si pemarah). Pola hormon dan komposisi zat kimia dalam darah orang yang tidak memaafkan bersesuaian dengan pola hormon emosi negatif yang terkait dengan keadaan stres. Sikap tidak memaafkan cenderung membuat kekentalan darah lebih tinggi. Itu yang membuat dampak buruk pada kesehatan. Misalnya, pada raut wajah, dan detak jantung.
Ada ketidaksamaan aktivitas hormon dalam darah si pemaaf dibandingkan darah si pendendam (si pemarah). Pola hormon dan komposisi zat kimia dalam darah orang yang tidak memaafkan bersesuaian dengan pola hormon emosi negatif yang terkait dengan keadaan stres. Sikap tidak memaafkan cenderung membuat kekentalan darah lebih tinggi. Itu yang membuat dampak buruk pada kesehatan. Misalnya, pada raut wajah, dan detak jantung.
Sikap tidak memaafkan juga menyebabkan otot alis mata tegang dan
daya hantar kulit lebih tinggi, demikian juga tekanan darah. Sebaliknya, sikap
memaafkan meningkatkan pemulihan penyakit jantung dan pembuluh darah.
Sementara itu, rasa dendam justru mempengaruhi sistem
kardiovaskular dan saraf. Dalam sebuah penelitian, orang yang fokus pada dendam
pribadi, memiliki tekanan darah dan detak jantung, dan peningkatan ketegangan
otot. Hal ini ditambah dengan perasaan menjadi kurang terkendali. Namun ketika
seseorang berhasil memaafkan orang yang telah menyakiti mereka, banyak dari
mereka justru mengatakan merasa lebih positif dan terlihat lebih tenang dan
santai.
“Memaafkan orang-orang yang menyakiti Anda dapat meningkatkan
kesejahteraan mental dan fisik Anda,” demikian kutip artikel yang dimuat di Harvard Women’s Health Watch, bulan Januari 2005.
Harvard Women’s Health
Watch membahas
berikut 5 dampak kesehatan yang positif dari perilaku memaafkan yang telah
dipelajari secara ilmiah:
Pertama,
mengurangi stress
Para peneliti menemukan bahwa perasaan dendam menempatkan tubuh
Anda melalui strain yang sama sebagai peristiwa gangguan stres paling utama:
Otot tegang, tekanan darah meningkat dan keringat meningkat.
Kedua,
kesehatan Jantung lebih baik
Satu studi menemukan hubungan antara seseorang memaafkan dan
peningkatan tekanan darah, denyut jantung dan penurunan beban kerja untuk jantung.
Ketiga,
hubungan yang lebih kuat
Studi tahun 2004 menunjukkan bahwa perempuan yang mampu
memaafkan pasangan mereka dan merasa baik hati terhadap mereka bisa
menyelesaikan konflik secara lebih efektif.
Keempat,
mengurangi rasa sakit
Sebuah studi kecil pada orang dengan sakit punggung kronis
menemukan bahwa orang-orang yang berlatih meditasi yang berfokus pada menekan
kemarahan bisa mengurangi rasa nyeri.
Memiliki hati yang mampu memaafkan dapat menurunkan baik
emosional dan rasa sakit pada fisik, demikian menurut sebuah penelitian yang
dilakukan oleh Duke University Medical Center.
Kelima, lebih
sehat
Ketika Anda memaafkan seseorang, akan membuat diri Anda lebih
bahagia. Salah satu survey menunjukan bahwa orang yang berbicara tentang
memaafkan selama sesi psikoterapi mengalami peningkatan yang lebih besar
disbanding mereka yang tidak.
Islam adalah agama yang telah menyiapkan perangkat pada umatnya dalam hidup, termasuk urusan marah dan dendam.
Dala Al-Quran Allah Subhanahu Wata’ala sering memuji orang-orang yang mampu menahan amarahnya: “Dan orang-orang yang menahan amarahnya.” (QS: Ali ’Imran: 134)
Islam adalah agama yang telah menyiapkan perangkat pada umatnya dalam hidup, termasuk urusan marah dan dendam.
Dala Al-Quran Allah Subhanahu Wata’ala sering memuji orang-orang yang mampu menahan amarahnya: “Dan orang-orang yang menahan amarahnya.” (QS: Ali ’Imran: 134)
Demikian pula Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassallam telah
menegaskan bahwa orang yang mampu menahan dirinya di saat marah dia sejatinya
orang yang kuat dan mendapat jaminan surga.
لَيْسَ الشَّدِيْدُ باِلصُّرْعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي
يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
“Orang yang kuat bukan yang banyak mengalahkan orang
dengan kekuatannya. Orang yang kuat hanyalah yang mampu menahan dirinya di saat
marah.” (HR.
Al-Bukhari no. 6114)
Rasululla mengatakan, “Sayangilah –makhluk– maka kamu akan
disayangi Allah, dan berilah ampunan niscaya Allah akan mengampunimu.”
(dalam Shahih Al-Adab Al-Mufrad no. 293)
Membalas dalam Islam diperbolehkan (asal adil), namun tindakan
memafkan itu jauh lebih baik.
وَجَزَاء سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ
فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa.
Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.
Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (QS: Asy-Syura [42]: 40)
Demikian itulah tadi sedikit penjelasan yang sangat penting
untuk Anda ketahui mengenai memaafkan kesalahan orang lain, memaafkan memang
suatu hal yang sulit namun bukan berarti dalam memaafkan kesalahan tersebut
bisa melupakan sebuah peristiwa yang buruk maupun menyakitkan, namun kita
memaafkan kesalahan orang tersebut untuk memberi kesempatan diri sendiri untuk
menghapus rasa kesal dan kadang merasa dendam pada orang lain. Untuk itu mulai
saat ini belajarlah memaafkan kesalahan orang lain, untuk yang ingin badan jadi
sehat. Semoga informasi apa yang telah kami bahas di atas bisa berguna dan
bermanfaat untuk Anda. Nah untuk Anda yang mau sehat? Belajarlah memaafkan
mulai hari.
Sumber : hidayatullah.com
0 Response to "Belajarlah Memaafkan, Agar Badan Jadi Sehat"
Post a Comment